Sukses

Rupiah Menguat di Awal Maret 2024, Bertahan Kisaran 15.700 per USD

Rupiah ditutup menguat 14 point dalam perdagangan pada Jumat, 1 Maret 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada awal bulan di hari Jumat, 1 Maret 2024.

Penurunan suku bunga Federal Reserve bulan Juni mendatang kini menjadi fokus data PCE, risiko tetap ada. Hal itu juga memicu harapan inflasi AS akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan memberikan dorongan yang cukup bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juni.

Sementara itu, alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang hanya sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni, sementara pertaruhan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

"Sejumlah pejabat Fed juga memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya yang menunjukkan bahwa kenaikan inflasi di masa depan kemungkinan akan mengurangi prospek penurunan suku bunga di bulan Juni," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Jumat (1/3/2024).

Di Asia, data resmi PMI menunjukkan sektor manufaktur China mengalami penurunan selama lima bulan berturut-turut pada Februari 2024.

"Data yang lemah ini sebagian besar mengimbangi data yang menunjukkan beberapa perbaikan dalam aktivitas non-manufaktur, meskipun peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh belanja konsumen yang lebih tinggi selama liburan Tahun Baru Imlek sebuah tren yang mungkin akan berkurang dalam beberapa bulan mendatang," papar Ibrahim.

Rupiah Menguat pada Jumat, 1 Maret 2024

Rupiah ditutup menguat 14 point dalam perdagangan pada Jumat (1/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 30 point dilevel 15.704 dari penutupan sebelumnya di level 15.719.

"Sedangkan untuk perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.690 -15.740," demikian perkiraan Ibrahim.

2 dari 3 halaman

Indonesia Catat Inflasi 0,37 Persen di Februari 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi mencapai 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58 pada Februari 2024.

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2024 terhadap Februari 2023) tercatat 2,75 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,41 persen.

Inflasi bulanan pada Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu.

Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

3 dari 3 halaman

Beras jadi Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar

Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar, di antaranya adalah beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, serta komoditas daging ayam ras 0,02 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi 0,04 persen, tomat 0,03 persen, serta cabai rawit 0,02 persen.

Selanjutnya, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 26 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Februari 2024 terjadi di Provinsi Sumatra Barat sebesar 1,17 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,19 persen.

Video Terkini