Liputan6.com, Jakarta - Harga emas memulai Maret dengan kinerja positif seiring menyentuh level tertinggi dalam dua bulan pada perdagangan Jumat, 1 Maret 2024. Data ekonomi yang lemah memperkuat harapan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada Juniat sehingga mendorong harga emas menyentuh rekor tertinggi.
Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 2,1 persen menjadi USD 2.086,21 per ounce pada pukul 13.50 EST, tertinggi sejak akhir Desember, dan berada di jalur kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) ditutup naik 2 persen ke posisi USD 2.095,7.
Baca Juga
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan indeks dolar AS melemah setelah data ekonomi dirilis sehingga membuat emas lebih menarik.
Advertisement
Data menunjukkan manufaktur AS semakin merosot pada Februari dan survei konsumen Universitas Michigan juga lemah. Data lain pada Kamis, 29 Februari 2024 juga menunjukkan kalau kenaikan tahunan inflasi AS pada Januari adalah yang terkecil dalam hampir tiga tahun sehingga memungkinkan penurunan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Juni.
Head of Commodity Strategist TD Securities, Bart Melek menuturkan, emas mengalami kenaikan seiring pasar yakin the Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada pertengahan tahun sehingga menurunkan biaya emas batangan.
“Dalam tiga-empat bulan, harga akan mencapai rekor tertinggi jika kita melihat data ekonomi yang buruk dan pasar yakin the Fed siap untuk memangkas suku bunga,” ujar dia.
Aksi Beli oleh Bank Sentral
Selain itu, ia menambahkan, pembelian emas yang kuat oleh bank sentral juga mendukung pasar saat ini. Ditambah suku bunga yang lebih rendah meningkatkan permintaan emas.
“Ada pembelian yang konsisten hari ini di balik data yang lebih lemah dari perkiraan dan komentar the Fed yang ramah,” ujar Analis Independen Tai Wong.
Investor juga terus memantau New York Community Bancorp menemukan “kelemahan material” dalam pengendalian internal terkait dengan tinjauan pinjamannya sehingga menambah tekanan eksposur real estate komersial.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 2,6 persen menjadi USD 23,26. Platinum spot bertambah 1,2 persen menjadi USD 886,15. Sementara itu, palladium naik 1,4 persen menjadi USD 955,50.
CEO Northam Platinum menuturkan, perusahaan pertambangan platinum di Afrika Selatan juga terjebak dalam krisis terburuk dalam tiga dekade karena anjloknya harga.
Advertisement
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Sebelumnya diberitakan, Tahun Baru Imlek dan Hari Valentine mendorong harga emas mengalami volatilitas yang relatif kecil pergerakannya pada minggu kemarin.
Harga emas pada minggu tersebut bergerak dalam kisaran sempit USD 10 antara antara USD 2,020 dan USD 2,030 per ounce.
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan, bahwa menjelang minggu terakhir bulan Februari harga emas akan bertahan stabil dengan postur bullish yang relatif seimbang.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memproyeksikan harga emas minggu ini akan mengalami peningkatan.
"Setelah sebelumnya melemah karena indikasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga setelah ekspektasi optimis, pasar kini mengabaikan isu-isu tersebut.Fundamental yang mendasarinya positif dan mendukung emas," kata Day, dikutip dari KitcoNews.com, Senin (26/2/2024).
Sementara itu, ahli strategi pasar senior di Forex.com James Stanley, juga memproyeksikan hal sama. Harga emas akan mengalami peningkatan.
“Saya mempertahankan posisi ‘naik’ untuk minggu ini. Pembeli USD memiliki peluang terbuka setelah laporan IHK minggu lalu tetapi mengingat reaksi terhadap komentar Austan Goolsbee tentang tidak 'terbalik' mengenai angka inflasi tunggal, hal ini menunjukkan kepada saya bahwa Fed benar-benar tidak ingin menerima sikap hawkish. pilihan kebijakan saat ini. Ini sebenarnya bukan hanya satu angka inflasi: CPI Inti telah berfluktuasi sekitar 4 persen selama lima bulan terakhir, namun fakta bahwa The Fed telah meremehkan hal ini sangatlah berarti. Dan reaksi pasar sejauh ini tampaknya setuju," jelasnya.
Faktor Lain
Menurut Stanley, faktor lainnya yang mendorong peningkatan harga emas adalah sikap dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah bersikap tegas mengenai penurunan suku bunga dan mengingat besarnya alokasi Euro dalam kuotasi DXY. Hal ini juga dapat terus memberikan tekanan pada USD pada minggu depan, yang ia perkirakan akan menjadi dampak positif untuk emas.
Disisi lain, Kepala strategi mata uang di Forexlive.com Adam Button, menilai sebaliknya mengenai kemungkinan respons The Fed terhadap harga emas.
"Jika kita mendapatkan lebih banyak kejutan data ekonomi positif, The Fed akan mulai kehilangan bias dovishnya. Jika demikian, kita bisa melihat penurunan emas yang signifikan," kata Button.
Advertisement