Sukses

Bidik 1,14 Juta Peserta, Ini Syarat Daftar Program Prakerja 2024

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menuturkan, dalam pelaksanaan program Prakerja 2024 terdapat beberapa perbedaan untuk peserta.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyelengarakan program prakerja untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan. Pada 2024, program kartu prakerja ditargetkan dapat memberikan pelatihan kepada 1,148 juta peserta sepanjang 2024.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menuturkan, dalam pelaksanaan program Prakerja 2024 terdapat beberapa perbedaan untuk peserta yang masuk dalam gelombang 2024 termasuk pilihan pelatihan model baru.

“Kalau untuk nilai bantuan tidak ada, kalau dilihat dari model pelatihan yang disediakan ada tambahan satu yakni dengan model asinkronus atau on demand video atau kadanng orang menyebutnya sebagai pembelajaran mandiri atau self paced learning,” ujar Denni seperti dikutip dari Antara, ditulis Sabtu (2/3/2024).

Terkait apakah ada perubahan lain dalam pelaksanaan Program Kartu Prakerja pada 2024, Denni menuturkan, pihak manajemen pelaksana akan konsultasi dengan Komite Cipta Kerja.

Pemerintah menargetkan sekitar 1,1 juta peserta yang akan mendapatkan manfaat dari program prakerja 2024.

Pendaftaran pertama untuk tahun ini atau gelombang penerimaan ke-63 sejak 2020 telah dibuka pada 23 Februari 2024. Masing-masing peserta akan mendapatkan nilai manfaat sebesar Rp4,2 juta per orang, dengan rincian Rp3,5 juta untuk dana pelatihan, Rp600 ribu insentif dan Rp100 ribu setelah mengisi survei.

Tertarik untuk ikut program prakerja 2024? Berikut syarat mendaftarnya dikutip dari prakerja.go.id:

  • WNI berusia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 64 tahun
  • Tidak sedang menempuh pendidikan formal
  • Sedang mencari kerja, pekerja/buruh yang terkena PHK, atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja seperti pekerja/buruh yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil
  • Bukan pejabat negara, pimpinan dan anggota DPRD, aparatur sipil negara, prajurit TNI, anggota Polri, kepala desa dan perangkat desa dan direksi/komisaris/dewan pengawas pada BUMN atau BUMD
  • Maksimal 2 NIK dalam 1 KK yang menjadi penerima kartu prakerja

Skema Normal

Sejak 2023 Program Kartu Prakerja sudah mulai menerapkan skema normal setelah menjadi semi-bansos saat masa pandemi COVID-19. Penerimaannya juga menjadi lebih inklusif, tidak hanya pencari kerja dan pekerja korban pemutusan hubungan kerja, tapi juga pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi.

Adanya perubahan skema yang semakin fokus pada pelatihan tersebut, Denni memastikan pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan saat Prakerja fokus pada pelatihan.

"Orang kalau kemudian mau mendaftar misalnya tahun ini pasti di dashboard, di depan sendiri sudah ada pengumuman bahwa ini skema normal," ujar dia.

2 dari 3 halaman

OJK Gandeng Kartu Prakerja Tingkatkan Inklusi Keuangan

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait Transformasi Digital untuk Mendorong Inklusi Keuangan kepada peserta program Kartu Prakerja.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan, kerjasama ini sejalan dengan program OJK yang bertujuan untuk meningkatkan akses inklusi keuangan.

"Hari ini alhamdulillah kita melakukan penandatanganan kerja sama penandatanganan antara OJK dengan Kartu Prakerja Kemenko Perekonomian Indonesia untuk memberikan sosialisasi literasi keuangan kepada peserta Kartu Prakerja," kata Friderica dalam penandatanganan Kerjasama di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (2/2/2024).

Friderica menilai, dengan banyaknya jumlah peserta Kartu Prakerja menjadi peluang OJK untuk memperluas literasi dan edukasi keuangan kepada masyarakat.

"Bahkan yang sudah lulus aja 17,5 juta. Kami menyambut baik, karena OJK punya program yang fokus untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan akses inklusi keuangan," ujarnya.

Ia melihat Kemenko Perekonomian memiliki fokus untuk memberikan edukasi kepada para peserta Kartu Prakerja ini sangat sejalan dengan program OJK, karena pihaknya memberikan edukasi untuk keuangan kepada msyarakat.

 

3 dari 3 halaman

Kartu Prakerja Bantu 5 Juta Orang Buka Rekening Bank dan E-wallet

Sebelumnya diberitakan, program Kartu Prakerja berhasil membantu 5 juta orang untuk membuka rekening bank dan e-wallet pertama mereka, serta total 11,1 juta orang telah teridentifikasi dan terverifikasi identitasnya sebagai nasabah pertama kali sejak mereka menjadi Penerima Prakerja.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin, mengatakan angka ini menunjukkan bahwa Kartu Prakerja telah menjadi contoh nyata dampak positif program pemerintah terhadap perekonomian digital.

Hal itu sejalan dengan Buku Putih Strategi Nasional Ekonomi Digital Indonesia yang disusun oleh Menko Perekonomian, Prakerja melihat pentingnya memanfaatkan potensi digital yang dimiliki Indonesia. Khususnya di sektor layanan keuangan yang telah mencapai tingkat kematangan digital yang tinggi.

Oleh karena itu, inklusi keuangan menjadi sangat penting. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi langkah nyata dalam mengukuhkan komitmen Prakerja untuk ikut serta mendukung pertumbuhan inklusi finansial.

"Kami menyambut baik kerjasama yang dibangun antara OJK dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (atau PMO) dalam mendorong inklusi keuangan dan literasi keuangan ini. Apalagi Prakerja adalah program peningkatan keterampilan berskala besar." kata Mohammad Rudy Salahuddin, dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (“PKS”) dengan OJK, Jumat (2/2/2024).

Adapun berdasarkan Survei Evaluasi Prakerja 2020-2023 menunjukkan hasil yang signifikan dalam penggunaan e-wallet, di mana dari 5 juta Penerima yang terinklusi, sebanyak 4,6 juta Penerima pertama kali memiliki e-wallet dan 500 ribu Penerima lainnya memiliki rekening bank untuk pertama kalinya.