Sukses

Jelang Ramadan, Harga Beras Premium di 649 Pasar Tradisional Masih Mahal

Harga beras tertinggi ada di region C dengan rata-rata Rp 18.800 per kilogram. Diikuti dengan region B sebesar Rp 16.700 per kilogram. Serta region A dengan rata-rata harga Rp 16.200 per kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga beras premium masih cukup mahal di pasar tradisional. Tercatat, ada 649 titik pasar tradisional yang menjual beras premium dengan harga tinggi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan, harga beras premiun di 649 pasar itu belum turun hingga pekan ini. Data ini didapat Sistem Pantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP). Padahal, tinggal menghitung hari menuju ramadan.

“Untuk beras premiumnya ini memang masih (tinggi) dari seluruh daerah yang di pantau memang belum ada terjadi penurunan harga,” kata Isy dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, dikutip Selasa (5/3/2024).

Isy menerangkan, ada tiga tiga wilayah dalam pembagian pantauan harga beras. Diantaranya, region A meliputi Jawa, Sulawesi, Sumatera Selatan, Lampung, Bali dan NTB. Region B meliputi Sumatera lainnya, Kalimantan, dan NTT. Serta region C yakni Maluku dan Papua.

Dia mengatakan, meski harga beras premium masih tinggi, kenaikan harga yang terjadi cenderung lebih rendah ketimbang pekan sebelumnya. Bisa dibilang, ada penurunan besaran lonjakan harga dari periode sebelumnya.

“Kalau dibandingkan minggu ini dengan minggu lalu memang tidak terjadi seperti yang minggu-minggu lalu,” kata Isy.

Dalam keterangannya, harga beras tertinggi ada di region C dengan rata-rata Rp 18.800 per kilogram. Diikuti dengan region B sebesar Rp 16.700 per kilogram. Serta region A dengan rata-rata harga Rp 16.200 per kilogram.

Harga eceran tertinggi (HET) beras premium dipatok sebesar Rp 13.900 per kilogram. Dengan begitu, seluruh harga yang berlaku untuk 3 wilayah tersebut masih jauh lebih mahal dari HET.

 

2 dari 3 halaman

Kasih Izin Impor

Sebelumnya, Kemendag Sudah Terbitkan Izin Impor Beras Tambahan 1,6 Juta Ton, Bisa Efektif Tekan Harga?

Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor untuk tambahan sebanyak 1,6 juta ton beras tahun ini. Impor beras ini disebut untuk memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kedepannya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan pihaknya sudah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras. Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.

"Kami sudah menerbitkan persetujuan impor, pertama 2 juta ton tahun 2024, dan ada tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan," ujar Isy dalam Rapat Koordinasi Pengamanan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Dia mengatakan, kloter awal impor beras sudah mssuk sebanyak 500 ribu ton. Itu mengacu pada data yang masuk selama Januari-Februari 2024 ini.

"Dari laporan Perum Bulog, realisasinya sudah lebih dari 500 ribu ton pada triwulan pertama ini," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Harga Beras Belum Merata

Pada konteks pemenuhan stok tadi, Isy menegaskan pemerintah menjaga stok CBP sebesar 1,2-1,4 juta ton. Tujuannya untuk melakukan intervensi pasar dengan operasi pasar maupun mengguyur stok ke gudang-gudang.

Meski begitu, Isy mengaku penurunan harga beras baru terjadi di tingkat pasar induk. Sementara, pada tingkat pasar tradisional belum mengalami perubahan yang signifikan. Sama halnya dengan harga beras premium yang belum bergerak turun di pasaran.

"Pasar induk sudah mengalami penurunan tapi belum merambat ke pasar tradisional. Beras premium memang belum terjadi penurunan, ada kenaikan, tapi kenaikannya tidak setinggi minggu lalu," ungkapnya.

Video Terkini