Sukses

Jokowi Bangga dengan Produk UMKM Indonesia: Harus Terus Kita Dorong

Presiden Jokowi menceritakan, ada nasabah PNM Mekaar yang berhasil membuat produknya diekspor ke Brunei Darussalam hingga Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, pembukaan akses perlu didorong untuk produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan demikian menciptakan peluang pasar bagi UMKM.

Jokowi menceritakan, ada nasabah PNM Mekaar yang berhasil membuat produknya diekspor ke Brunei Darussalam hingga Malaysia. Skala produksinya masih dinilai kecil sebagai usaha rumahan. Jokowi menuturkan, hal itu ditemuinya saat bertemu dengan nasabah PNM Mekaar. Dari pengamatannya, pengemasan produk UMKM semakin baik dan terbukti dapat diterima di pasar internasional.

“Ini yang saya lihat di lapangan juga, coba kita lihat, ini sudah bisa ekspor. Diambil kredit Rp 5 juta tapi bisa ekspor sambal bawang,” ujar Jokowi saat BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024 dikutip Jumat (8/3/2024).

Jokowi kembali mengapresiasi bentuk kemasan yang dipakai. Jokowi juga turut menunjukkan contoh produknya sambil melanjutkan sambutannya.

Pembukaan Akses

Jokowi mengatakan, pembukaan akses itu yang perlu didorong pada UMKM sehingga menciptakan peluang-peluang pasar bagi produknya.

"Sambel bawang dengan kemasan seperti ini, ini usaha kecil, usaha rumah tangga, kreditnya Rp 5 juta tapi bisa mengemas seperti ini, ini luar biasa. Inilah yang harus terus kita dorong, bank mendorong, pemerintah mendorong, ini akan memperkuat daya saing kita kalau ini bisa masuk ekspor. Ini sudah ekspor ke Brunei dan ke Malaysia, dan kreditnya baru Rp 5 juta di PNM Mekaar," ujar Jokowi.

Jokowi menyebutkan produk bernama Lontara, produk usaha yang menyumbang terhadap ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

"Ini namanya Lontara, Lontara yaa nama yang bagus. Inilah kekuatan-kekuatan usaha kecil yang tadi saya sampaikan di awal memberikan kontribusi kepada ekonomi kita 61 persen. Penyerapan tenaga kerja 97 persen dari angkatan kerja yang kita miliki," tutur dia.

2 dari 4 halaman

Kemasan Kerupuk

Selain produk sambal tadi, Jokowi juga menujukkan ada pengemasan produk kerupuk rajungan yang sudah semakin modern. Hal itu berkat dari pendampingan yang dilakukan oleh BRI terhadap UMKM binaannya.

Melalui PNM Mekaar, BRI tak hanya menyalurkan pembiayaan, tapi juga pendamlingan supaya produk-produk UMKM bisa naik kelas.

"Saya suka waktu saya ke lapangan waktu saya ketemu nasabah mulai muncul perbaikan-perbaikan produk, selain pembiayaan yang pertama, perbaikan produk, packaging, kemasan. Coba saya baru saja minggu yang laku ketemu 5.000 nasabah PNM Mekaar, kerupuk oleh UMKM kita kemasannya sudah seperti ini," tutur dia.

 

Jokowi mengakui adanya perbedaan dengan kemasan kerupuk sebelumnya yang lazim menggunakan plastik sederhana. Namun, berkat dari pendampingan, kemasan produk UMKM bisa semakin baik dan bahkan bisa tembus hingga pasar moderen.

"Ini bisa dijual di ritel modern hypermart di manapun bisa. Meskipun belum semuanya packaging-nya seperti ini, kemasannya seperti ini, tapi mungkin sudah 40-an persen yang kemasan seperti ini," kata dia.

"Nama kerupuknya juga bagus, Mama Muda. Bagus sekali cara memberi namanya juga bagus, saya senang betul, bukan saya senang mama muda, ndak. Saya senang cara memberi namanya itu bagus sekali. Kerupuk Rajungan Mama Muda," pungkasnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Jokowi: Anggaran Subsidi KUR Besar, Bisa Bikin 40 Waduk

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap jumlah alokasi subsidi pemerintah untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 46 triliun tahun ini. Menurutnya, angka ini bukan angka yang kecil.

Dia menjelaskan, alokasi subsidi KUR dilakukan untuk memudahkan para nasabah yang mengambil pinjaman ke perbankan. Salah satunya, adalah menurunkan besaran bunga pinjaman menjadi 3 persen, lebih rendah dari besaran bunga komersial.

"Pemerintah juga ikut, jangan keliru, untuk KUR. Untuk KUR itu subsidi pemerintah tahun ini Rp 46 triliun agar bunganya bisa turun di angka 3 persen untuk usaha mikro dan usaha kecil 6 persen," ucap Jokowi dalam BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Bisa untuk Bangun 40 WadukKepala Negara menegaskan kembali kalau angka alokasi tersebut bukan angka yang kecil. Bahkan, dia memcoba membandingkan dengan biaya pembangunan waduk.

Mengacu pada angka Rp 46 triliun tadi, kata Jokowi, bisa digunakan untuk membangun sebanyak 40 waduk.

"Jangan dipikir itu juga angka kecil, Rp 46 triliun itu angka gede, itu kalau dibuat waduk jadi 40 waduk," ujarnya.

Apresiasi BRIDia turut mengapresiasi langkah yang dilakukan BRI pada sektor pembiayaan, utamanya pada kelompok usaha mikro hingga kecil. Jokowi menyebut, BRI mampu mengalirkan dana kepada jutaan nasabah.

"Apa yang telah dilakukan dalam hal pembiayaan? Saya senang ada ada Holding BRI, UMi masuk, UMi ini sudah nasabahnya sudah di angka 8,2 juta yang memberi kredit hanya sampai Rp 10 juta. Kemudian ada PNM Mekaar yang bisa memberikan kredit maksimal di angka Rp 25 juta dan juga KUR yang bisa memberikan kredit sampai 500 juta," tuturnya

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

 

4 dari 4 halaman

Jokowi Semringah, 740 Ribu Agen BRILink Mampu Libas Rentenir

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku semringah dengan langkah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bisa melayani masyarakat di tingkat bawah. Bahkan disebut bisa mengambil alih peran yang kerap jadi tempat rentenir.

Hal ini berhasil dilakukan melalui peran dari agen BRILink yang tersebar di banyak daerah di Indonesia. Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.

"Saya senang tadi yang disampaikan pak Dirut BRI, bahwa digital banking sampai ke bawah itu betul-betul berjalan di BRI," kata Jokowi dalam BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Dia mengatakan, ada 740 ribu agen BRILink di warung-warung kecil di masyarakat. Angka ini menurutnya bukan jumlah yang kecil.

Lebih lagi, ada catatan transaksi jumbo secara akumulasi dari seluruh agen BRILink tadi.

"Bapak ibu bayangkan mengelola 740 ribu warung BRILink, agen BRILink, bukan sesuatu yang mudah, dengan transaksi setiap tahun tadi pak Dirut menyampaikan, Rp 1.400 triliun," tuturnya.

Kemudahan akses keuangan bagi masyarakat bawah ini dinilai Jokowi sebagai terobosan positif. Biasanya, akses ini dikuasai oleh rentenir yang berdampak negatif ke masyarakat.

"Urusan yang kecil-kecil, yang sebelumnya itu diurusi rentenir-rentenir dan diurusi oleh bank nidel dimana-mana, sekarang diambil alih oleh BRI, ini juga yang harus ktia apresiasi," tegasnya.