Sukses

Menko Airlangga: Realisasi Beras Bulog Sudah Tersalurkan 416.516 Ton

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga melaporkan perkembangan pengadaan dan penyaluran CBP per 7 Maret 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, melaporkan realisasi beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan Bulog telah mencapai 416.516 ton. Kemudian realisasi penyaluran bantuan pangan beras telah mencapai 391.373 ton.

"Bulog sudah menyalurkan stabilisasi pangan atau SPHP beras 416.516 ton dan penyaluran bantuan pangan sebesar 391.373 ton," kata Airlangga dalam Media Briefing di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (8/3/2024).

Menko Airlangga melaporkan perkembangan pengadaan dan penyaluran CBP per 7 Maret 2024. Stok beras CBP Perum Bulog sebanyak 1.31.885 ton, dan stok komersial sebanyak 14.559 ton.

"Kalau kita lihat dari pengadaan dan penyaluran cadangan beras pemerintah Bulog pegang stok CBP sebesar 1.131.885 ton dan stok komersial 14.559 ton," ujarnya.

Adapun perkembangan produksi dalam negeri, Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras Maret diproyeksikan bisa mencapai 3,51 juta ton, dan Jawa Timur sudah mulai melakukan panen.

"Kita lihat produksi bulan Maret diharapkan ini kita tembus lagi di 3 juta yaitu 3,51 ton dan Jawa Timur juga sudah mulai panen. Jadi, ini sudah terjadi peningkatan," ujarnya.

Adapun langkah pengendalian pasokan dan harga yang dilakukan Pemerintah yakni memastikan ketersediaan stok komoditas pangan yang cukup; percepatan pengemasan beras SPHP bekerjasama dengan mitra Perum BULOG.

Selain itu, mendorong percepatan penyaluran SPHP dan Bapang yakni SPHP 14.000 ton per hari guna memenuhi target penyaluran SPHP 250.000 ton per bulan sesuai arahan Presiden, dan Bantuan Pangan 11.500 ton per hari guna memenuhi target penyaluran bantuan  pangan 220.000 ton per bulan.

Langkah selanjutnya, yakni percepatan realisasi impor beras, antara lain dengan prioritas sandar kapal dan bongkar muat.

 

2 dari 4 halaman

Menko Airlangga: Jelang Ramadhan Harga Beras Turun Tapi Cabai Naik

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa harga beras mulai turun menjelang bulan suci Ramadhan 2024. Untuk harga beras medium rata-rata nasional berada di kisaran Rp 14.310 per kg, dan beras premium Rp 16.420 per kg.

"Hari ini menjelang nanti kita masuk bulan suci Ramadan ada beberapa hal yang perlu di-update. Pertama, harga pangan ini beras medium yang tadi monitor itu Rp 14.310 itu ada turun sedikit, kemudian beras premium di Rp 16.420," kata Airlangga Hartarto dalam Media Briefing di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (8/3/2024).

Selanjutnya, komoditas pangan yang mengalami penurunan yakni daging sapi di kisaran Rp 135.670 per kg, gula konsumsi Rp 17.740 per kg dan minyak goreng curah di kisaran Rp 15.540 per kg.

Sementara, komoditas pangan yang mengalami kenaikan secara mingguan yakni daging ayam ras naik 0,32 persen rata-rata harga nasional jadi Rp 38.150 per kg.

Kemudian, harga telur ayam ras naik 0,45 persen di kisaran Rp 31.490 per kg. Lalu, komoditas cabai juga mengalami peningkatan, baik itu cabai rawit merah, dan cabai merah keriting.

"Ada beberapa yang naik secara week to week. Yang tadi secara week to week penurunan sedikit yang naik secara week to week adalah daging ayam ras besar Rp 38.150 naiknya 0,32 persen, telur ayam ras Rp 31.490 naiknya 0,45 persen, kemudian cabai rawit merah naik 1,79 persen yaitu Rp 63.160 dan cabai merah keriting Rp 63.850," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Harga Pangan Makin Mencekik

Sebelumnya, sejumlah harga pangan masih mengalami kenaikan menjelang bulan suci ramadhan tahun ini. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PHPS), Selasa (5/3/2024), harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Harga beras medium secara rata-rata nasional berada di kisaran Rp 15.950 per kg, dan beras premium di harga Rp 17.350 per kg. Padahal HET beras medium adalah di kisaran Rp 10.900 per kg, dan HET beras Premium Rp 14.800 per kg.

Komoditas pangan lainnya yang harganya masih mahal adalah cabai. Untuk cabai merah besar rata-rata nasional berada dikisaran Rp 73.050 per kg.

Kemudian, cabai merah keriting di kisaran Rp 65.650 per kg atau mengalami penurunan sebesar Rp 6.100, namun meskipun turun harganya masih mahal. Selanjutnya, cabai rawit hijau masih dikisaran Rp 52.700 per kg, cabai rawit merah Rp 69.150 per kg.

Selain itu, daging ayam ras juga masih mahal bahkan hampir menyentuh Rp 40.000 per kg, tepatnya adalah Rp 38.800 per kg. Sementara, untuk daging sapi dikisaran Rp 137.650 per kg.

Untuk komoditas bawang justru mengalami penurunan yang tipis. Misalnya, bawang merah turun Rp 600 saja menjadi Rp 36.750 per kg, dan bawang putih turun Rp 500 menjadi Rp 41.300 per kg.

 

4 dari 4 halaman

Harga Beras Masih Mahal, Menko Airlangga Tetap Andalkan Operasi Pasar dan Bantuan Pangan

 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap strategi guna menekan harga beras di pasaran. Salah satunya melalui upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.

Diketahui, mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium tercatat sebesar Rp 15.280 per kilogram (kg). Sementara itu, beras medium berada di Rp 13.430 per kg. Keduanya mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.

Menko Airlangga bilang pihaknya mengandalkan operasi pasar. Menurutnya, ada peningkatan penyaluran beras dalam operasi pasar tahun ini dari 50-80 ribu ton menjadi 100 ribu ton per bulan.

"Tentu ada program SPHP yang sekarang satu bulan 100 ribu ya. 100 ribu itu ditingkatkan dari 50 ribu sampai 80 ribu, sekarang 100 ribu," ungkap Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Di samping itu, pemerintah juga mengupayakan dengan adanya penyaluran bantuan pangan beras. Harapannya hal ini bisa menurunkan permintaan atau demand beras dari masyarakat.

"Dan memang secara internasional ada kenaikan," kata dia.

Dari sisi hulu, Menko Airlangga berharap adanya peningkatan produksi panen dalam negeri.dengan begitu, bisa lebih banyak memenuhi kebutuhan konsumsi beras dalam negeri.

"Ya, tentu kita dorong juga nanti musim tanam dan juga jumlah produksi diharapkan meningkat, kalau di bulan kemarin itu kan di Desember sekitar 1,2 juta (ton produksi) dan demand nya bisa sampai 2,5 juta," bebernya.