Liputan6.com, Dompu Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat adalah salah satu daerah di Nusantara yang mulai memasuki musim panen. Saat ini, sejumlah gudang di Dompu mulai dipenuhi oleh gabah petani. Akibatnya, harga gabah petani di Dompu mulai mengalami tren penurunan.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, harga gabah petani sudah menyentuh Rp5.600 per kg untuk gabah kering panen (GKP). Jika dibandingkan pekan lalu, harga GKP sekitar Rp6.300 per kg.
Baca Juga
"Kami berharap harga-harga ini tetap stabil, sehingga tetap bisa memberi keuntungan bagi petani dan tidak membebani warga dalam membeli beras," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni pada keterangan pers.
Advertisement
Penurunan harga gabah ini mulai berdampak pada harga beras. Berdasarkan hasil pengamatan oleh petugas informasi pasar (PIP) Dinas Pertanian pada 6 Maret kemarin, harga gabah kering giling (GKG) juga telah menyentuh nilai Rp7.500 dan harga berasnya Rp 14 ribu per kilogram di Tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp15 ribu per kg.
"Penurunan harga gabah ini seiring dengan gudang-gudang yang informasinya sudah mulai terisi," katanya.
Padahal pada 1 maret lalu, harga GKG masih senilai p8.600 dan harga berasnya Rp15 ribu per kg di tingkat petani. Sementara di tingkat pengecer, harga beras medium Rp16 ribu per kg. Tak hanya di Dompu, harga beras juga mulai turun di Cianjur, Jawa Barat. Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut saat ini rata-rata harga beras di Kabupaten Cianjur turun menjadi Rp13 ribu per kilogram setelah sebelumnya mencapai Rp15 ribu per kilogram.
"Harga beras alhamdulillah turun sampai Rp2000 per kilo," uuarnya.
Penurunan harga beras disebabkan berbagai faktor, seperti bantuan beras murah dan beras gratis. Tapi pihaknya memprediksi, stok beras akan tetap aman sampai lebaran, bahkan setelahnya.
“Kabupaten Cianjur sudah memasuki masa panen raya,” ujar Herman.
Petani Minta Pemerintah Jaga Harga Gabah
Pada kesempatan berbeda, Kontak Tani Nelayan Andalan telah mewanti-wanti pemerintah untuk menjaga harga gabah agar tidak anjlok dan berada di level Rp7000-8000/kg. Apalagi musim panen raya biasanya harga gabah sangat rentan jatuh sehingga pada akhirnya akan merugikan petani.
"Di saat panen raya seperti ini, KTNA berharap agar harga gabah tidak anjlok sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi," ujar ketua KTNA Yadi Sofyan Noor.
Yadi pun menyebutkan musim panen merupakan momentum bagi pemerintah untuk fokus pada penyerapan panen raya dan memperkuat cadangan beras nasional (CBP). Maka dari itu, ketika pasokan beras cenderung melimpah, kata Yadi, pemerintah harus menjaga harga gabah agar tidak anjlok.
(*)
Advertisement