Sukses

Harga Udang Naik Turun Ekstrem, Petambak Diminta Lakukan Ini

Salah satu tantangan terbesar untuk industri udang Indonesia saat ini adalah dampak dari pasar global yang fluktuatif. Dalam kondisi pasar udang saat ini, terdapat kelebihan pasokan udang di pasar global dan persaingan yang meningkat dari negara-negara seperti Ekuador dan China.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu tantangan terbesar untuk industri udang Indonesia saat ini adalah dampak dari pasar global yang fluktuatif. Dalam kondisi pasar udang saat ini, terdapat kelebihan pasokan udang di pasar global dan persaingan yang meningkat dari negara-negara seperti Ekuador dan China.

Upaya untuk meningkatkan daya saing udang Indonesia memerlukan produk udang dengan nilai tambah atau udang masak untuk mencapai harga jual yang lebih baik.

"Rata-rata produktivitas tambak udang 2023 ada di 12 ton/ha. Untuk mengusahakan profitabilitas terbaik, petambak direkomendasikan untuk berbudidaya selama 70-80 hari atau 100-110 hari," kata Co-founder dan CEO JALA Liris Maduningtyas dalam Shrimp Outlook 2024 dikutip, Jumat (8/3/2024).

Liris juga menekankan pentingnya meningkatkan penyerapan udang oleh pasar lokal untuk melindungi harga udang Indonesia dari perubahan ekstrem yang diakibatkan oleh ketidakstabilan pasar ekspor. Ia menambahkan, setiap usaha peningkatan produksi tahun ini harus diiringi dengan keseimbangan lingkungan dan pencatatan data.

Sementara itu, tempat penetasan (hatchery) menjadi salah satu industri penting yang berpengaruh terhadap produksi udang. Hatchery saat ini telah merespons isu berbagai penyakit udang, dengan terus melakukan perbaikan seperti memperketat screening dan biosekuriti sebagai bagian dari prosedur pengendalian penyakit.

Hatchery juga memastikan pemberian pakan hidup berkualitas yang kaya EPA dan DHA untuk menghasilkan benur. Semua usaha ini dilakukan sebagai komitmen hatchery untuk menghasilkan benur berkualitas bebas penyakit untuk dibudidayakan petambak.

Solusi Kesehatan Udang dan Efisiensi Budidaya

Salah satu perusahaan di bidang teknologi akuakultur, GreenSage Prebiotics, berkesempatan untuk berbagi tentang inovasi baru mereka  untuk  meningkatkan kesehatan udang dari dalam.

VP of Engineering GreenSage Prebiotics Selva Kumar,, memperkenalkan Pretego, produk terkini mereka. Produk ini menggunakan kopra yang didaur ulang untuk mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan hidup udang serta pertumbuhan bakteri menguntungkan untuk akuakultur.

Pretego akan membantu petambak mengurangi biaya budidaya mereka secara signifikan dan meningkatkan SR udang mereka.

.

 

 

2 dari 3 halaman

Isu di Industri Udang

Pada Shrimp Outlook 2024, JALA juga memperkenalkan berbagai solusi untuk mengatasi isu di industri udang. JALA App, platform software manajemen tambak udang, membantu petambak memonitor kondisi terkini dan mengelola tambak dengan pengambilan keputusan berbasis data.

Alat ukur kualitas air multiparameter, JALA Baruno, juga membantu menyederhanakan proses pengukuran dan pemantauan kualitas air. Selain teknologi budidaya, JALA juga menyediakan dukungan budidaya dalam bentuk suplai, pendanaan, dan akses pasar. Solusi end-to-end JALA menunjukkan dedikasinya untuk hadir membantu di setiap tahap perjalanan budidaya udang.

Jacky, petambak baru yang turut hadir di acara ini, menunjukkan antusiasmenya pada topik diskusi panel yang dibawakan. “Diskusi panel tentang alternatif baru pendanaan udang sangat inspiratif, memberikan wawasan bagi kami yang mau masuk ke industri ini secara mendetail,” ungkapnya.

Antusiasme juga ditunjukkan oleh hadirin lain, Haviel, yang tertarik dengan laporan Shrimp Outlook dari JALA. “Menurut saya sesi presentasi Shrimp Outlook sangat menarik karena membahas naik-turunnya industri udang tahun lalu,” ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Performa Budidaya Udang

Di tahun kedua diadakannya acara tahunan Shrimp Outlook, acara kali ini menjadi ajang merefleksikan performa budidaya udang selama satu tahun ke belakang dan merencanakan untuk tahun yang sedang berjalan.

Walaupun industri udang saat ini dihadapkan dengan berbagai isu seperti produktivitas yang menurun dan harga udang yang tidak menentu, petambak didorong untuk tetap berbudidaya dengan pencatatan data rutin. Ini membantu petambak semakin memahami performa budidaya untuk mengambil langkah terbaik, serta memperkuat peluang untuk mendapatkan pendanaan ke depannya.

Untuk mengurangi ketergantungan industri  udang terhadap pasar ekspor, setiap pihak yang terlibat harus mengupayakan peningkatan penyerapan udang di tingkat lokal.

Dengan  ancaman penyakit udang yang masih nyata, hatchery maupun petambak harus selalu awas dengan menerapkan biosekuriti di setiap aspek bisnis mereka. Semoga acara ini dapat menjadi momen yang menambah wawasan dan memberi optimisme baru bagi siapapun yang terlibat di industri udang.

 

Video Terkini