Sukses

Hati-hati, Usai Cetak Rekor Tertinggi Harga Emas Dunia Diprediksi Loyo

Tren pembalikan harga emas dunia didukung dengan melihat dari pola candlestick, menunjukkan bahwa pasar emas (XAU/USD) mungkin sedang menunggu rilis berita malam ini sebelum mengambil arah lebih jelas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia pada hari ini menunjukkan adanya tanda-tanda pembalikan yang signifikan. Usai mencetak level harga tertinggi sepanjang masa, harga emas dunia diperkirakan akan berbalik arah dan mengalami tekanan.

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, ada tanda-tanda pembalikan yang menunjukkan kemungkinan harga emas telah mencapai titik tertinggi. Dengan begitu, harga emas dunia berpotensi berpotensi mengalami penurunan.

Salah satu faktor yang turut berkontribusi terhadap prediksi ini adalah rilis berita malam ini, khususnya data Inflasi AS/CPI (Consumer Price index). Berita ini dapat berdampak signifikan pada nilai dolar Amerika Serikat (USD), yang telah mencapai titik terendah. Peningkatan nilai USD dapat menjadi faktor pendorong potensial untuk penurunan harga emas.

"Pembalikan harga emas juga diprediksi sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, dengan konflik Eropa-Rusia dan sorotan terhadap kondisi ekonomi AS," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (12/3/2024).

Meskipun potensi penurunan harga emas dipandang sebagai fenomena sementara atau jangka pendek, investor dihimbau untuk tetap waspada. Situasi ekonomi yang belum membaik secara keseluruhan dan konflik geopolitik memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas.

Dalam prediksinya Fischer mengatakan, tren pembalikan ini didukung dengan melihat dari pola candlestick, menunjukkan bahwa pasar emas (XAU/USD) mungkin sedang menunggu rilis berita malam ini sebelum mengambil arah lebih jelas.

 

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Bersinar di Tengah Penantian Penurunan Suku Bunga Fed

Harga emas naik tipis pada perdagangan di hari Senin dan diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam sejarah, setelah mengalami reli panjang ada pekan lalu.

Kenaikan harga emas dunia pada perdagangan hari ini terjadi di tengah penantian pelaku pasar akan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan kejelasan mengenai arah penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (12/3/2024), harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 2.181,47 per ons pada 15.38 ET, setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat di USD 2.194,99 menyusul data pasar tenaga kerja AS yang mendorong taruhan penurunan suku bunga.

Sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan 0,1% lebih tinggi pada USD 2.188,6 per ons.

Data inflasi atau indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Februari akan dirilis pada hari Selasa ini. Jika data tersebut menunjukkan arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan bulan lalu maka akan sedikit menganggu pasar emas.

Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan, jika inflasi baik maka kemungkinan besar emas akan mencapai level tertinggi baru dalam waktu dekat.

 

3 dari 3 halaman

Penurunan Suku Bunga

CME FedWatch tool menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 70% penurunan suku bunga pada bulan Juni.

Suku bunga rendah membantu harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan tanpa imbal hasil.

Pembelian bank sentral juga mendukung harga emas.

Mencerminkan sentimen bullish, spekulan emas COMEX menaikkan posisi net buy mereka sebanyak 63.018 kontrak menjadi 131.060 dalam pekan yang berakhir 5 Maret.

“Dengan spekulan besar yang meningkatkan eksposur net-long pada laju mingguan tercepat dalam 3,5 tahun pada hari Selasa lalu, emas jelas berada dalam permintaan dan pasar tidak akan kekurangan dalam jangka waktu lama sementara para pedagang memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed,” kata analis senior City Index, Matt Simpson.