Liputan6.com, Jakarta - Industri kilang minyak dan gas bumi (migas) digadang mampu mengerek ekonomi sekitar kawasan. Tak tanggung-tanggung, manfaatnya dihitung mencapai 9 kali lipat dari nilai investasi ke kilang migas.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyampaikan mengacu pada analisis model Input-Output (IO), industri kilang memiliki total nilai multiplier effect ekonomi dari keterkaitan dengan sektor pendukung dan penggunanya sebesar 9,1604.
Baca Juga
"Artinya, jika terdapat tambahan investasi sebesar Rp 1 triliun pada industri kilang, total manfaat ekonomi yang berpotensi dapat tercipta dalam seluruh struktur perekonomian Indonesia adalah sekitar Rp 9,16 triliun," ujar Komaidi dalam keterangannya, Rabu (13/3/2024).
Advertisement
Dia menyampaikan, hilirisasi dan keberadaan industri kilang migas tercatat telah memberikan manfaat ekonomi yang cukup luas. Misalnya menjadi motor penggerak utama sejak awal pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Kemudian, keberadaan kilang migas telah menjadi katalis pertumbuhan ekonomi karena pemerintah dapat memberlakukan kebijakan harga BBM murah (bersubsidi).
"Sampai saat ini, industri kilang migas masih memiliki peran penting terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data, industri kilang migas memiliki keterkaitan dengan sekitar 93 sektor ekonomi pendukung sebagai pemasok input dan dengan 183 sektor ekonomi pengguna yang menggunakan hasil produksi dari industri kilang," urainya.
Dia juga mencatat, peran penting industri kilang juga terlihat dari alokasi hasil produksi. Buktinya, sekitar 67,25 persen output industri kilang dialokasikan sebagai input atau bahan baku untuk sekitar 183 sektor ekonomi penggunanya.
"Sementara sekitar 32,75 persen output industri kilang dialokasikan untuk memenuhi permintaan akhir atau konsumsi yang tidak terkait dengan proses produksi," tegas Komaidi.
Perawatan Kilang Pertamina Balikpapan
Sebelumnya,  PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan sedang melaksanakan proyek Turn Arround (TA) Revamp atau perawatan kilang berkala untuk menaikkan kapasitas produksi. Hingga kini, perkembangan pelaksanaan perawatan kilang berkala telah mencapai 50 persen.
Pada perawatan kali ini akan dilakukan integrasi proses operasi unit Kilang yang sudah ada dengan unit kilang baru, yang merupakan bagian dari program pengembangan kilang RDMP Balikpapan.
Tersambungnya unit kilang tersebut akan menjadi tonggak bersejarah Kilang Balikpapan. Khususnya guna meningkatkan kapasitas produksi dari 260 ribu barel per hari menjadi 260 ribu barel per hari.Â
General Manager PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho mengatakan, proyek TA Revamp yang diperkirakan berlangsung selama 58 hari, sampai saat ini berhasil memenuhi target pengerjaannya.Â
"Saya secara khusus mengucapkan terima kasih, progres pelaksanaan TA Revamp ini sesuai dengan target. Kita upayakan maksimal agar selesai sesuai target," ungkap Bayu, Jumat (8/3/2024).
Advertisement
Capai 50 Persen
Perkembangan pelaksanaan TA Revamp Kilang Pertamina Unit Balikpapan sampai dengan saat ini telah mencapai sekitar 50 persen. Selain itu, terdapat 51 lingkup pekerjaan atau titik sambungan yang dilakukan bersama antara PT KPI Unit Balikpapan dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).
Bayu juga kembali mengingatkan untuk selalu mengutamakan aspek keselamatan. "Tetap utamakan safety, berangkat dengan APD yang lengkap, bekerja dengan prosedur yang tepat, menggunakan alat yang sudah diinspeksi. Lakukan pengawasan bersama," pintanya.Â
Sementara Manager HSSE PT KPI Unit Balikpapan, Binsar Butar Butar mengharapkan, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proyek ini berlangsung.Â
"Rekan-rekan sudah bisa identifikasi sendiri. Sebelum memulai pekerjaan, pastikan identifikasi bahayanya apa. Kedua tentukan mitigasinya, kemudian upayakan semua risiko dapat terkendali, doa kita bersama semua lancar dan selamat," tuturnya.