Liputan6.com, Jakarta - Produk domestik bruto (PDB) Inggris mencatat pertumbuhan sebesar 0,2 persen pada Januari 2024, setelah mengalami resesi dengan kontraksi 0,1 persen di akhir 2023.
Angka terbaru perekonomian itu dirilis Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris.
Baca Juga
Melansir CNBC International, Kamis (14/3/2024) pertumbuhan PDB Inggris di bulan Januari didorong oleh lonjakan pada output konstruksi yang melebihi perkiraan.
Advertisement
Output konstruksi Inggris pulih dari kontraksi dan tumbuh 1,1 persen pada bulan Januari, namun turun 0,9 persen selama periode tiga bulan.
Sektor jasa yang dominan di Inggris juga mencatat kenaikan 0,2 persen di bulan Januari, memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan, sementara output produksi turun 0,2 persen.
Meskipun mencatat pertumbuhan bulanan, PDB Inggris diperkirakan masih akan menyusut 0,3 persen dibandingkan tahun lalu pada bulan Januari, dan turun 0,1 persen selama tiga bulan hingga Januari 2024.
Jack Meaning, kepala ekonom Inggris di Barclays, menggambarkan angka-angka tersebut bukan gambaran yang sangat positif, tetapi lebih tinggi dari angka yang dicapai pada akhir 2023 lalu.
"Industri dan manufaktur telah melemah dalam beberapa laporan terakhir, Anda akan memperkirakan akan terjadi pemulihan pada akhirnya," kata Meaning kepada Squawk Box Europe CNBC.
"Ini bagus untuk dilihat, tapi kita harus melihatnya lebih lama untuk mengetahui bahwa ini adalah sesuatu yang berkelanjutan," ujar dia.
Sementara itu, ekonom pasar negara maju di ING, James Smith melihat angka ekonomi terbaru Inggris konsisten dengan perkiraan pemulihan aktivitas secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami pikir penurunan PDB kuartal keempat secara keseluruhan, yang menandai pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut dan oleh karena itu resesi teknis, kemungkinan besar tidak akan terulang pada kuartal pertama tahun 2024," kata Smith dalam sebuah catatan.
Resesi Inggris Diyakini Tak Parah, Ekonomi Bisa Segera Pulih?
Bank of England buka suara terkait perekonomian Inggris yang dilanda resesi pada kuartal terakhir 2023. Seperti diketahui, Inggris mengalami resesi setelah kontraksi ekonomi 0,3 persen di kuartal keempat 2023.
Mengutip The Guardian, Jumat (23/2/2024) Gubernur Bank of England, Andrew Bailey mengatakan bahwa Inggris segera melihat tanda-tanda pemulihan dari resesi ringan, dan akan menerima dorongan ketika suku bunga mulai diturunkan akhir tahun ini.
Bailey pun memastikan penurunan suku bunga BoE akan segera terjadi.
"Tidak perlu inflasi kembali ke target sebelum kita menurunkan suku bunga," kata Bailey, menyusul tekanan dari anggota komite keuangan Konservatif untuk menanggapi berita bahwa Inggris jatuh ke dalam resesi pada paruh kedua tahun 2023.
"Perekonomian tampaknya berada pada tingkat lapangan kerja penuh dan itu adalah cerita yang sangat bagus," sebutnya.
Menurut Bailey, Inggris mengalami resesi yang sangat kecil dibandingkan krisis sebelumnya.
Advertisement
Kontraksi Ekonomi Inggris
Dijelaskan, kontraksi pada ekonomi Inggris selama dua kuartal 2023 lalu hanya menambah penurunan PDB sebesar 0,5 persen.
"Jika Anda melihat resesi yang terjadi pada tahun 1970an, ini adalah resesi yang paling kecil," jelasnya.
Kisaran resesi sebelumnya adalah kontraksi ekonomi antara 2,5 persen dan 22 persen selama dua kuartal, tambahnya.
Meski tingkat inflasi tahunan Inggris masih berada di angka 4 persen, Bailey memperkirakan inflasi akan kembali ke target 2 persen untuk sementara waktu dalam beberapa bulan ke depan sebelum naik menjadi 2,75 persen pada akhir 2024.
Goldman Sachs Proyeksi BoE Turunkan Suku Bunga di Bulan Juni
Pada hari Selasa (20/2), Goldman Sachs memperkirakan penurunan suku bunga pertama Inggris akan dilakukan pada bulan Juni mendatang.
Sebelumnya mereka memperkirakan penurunan akan terjadi pada bulan Mei.
Menanggapi proyeksi tersebut, Bailey mengatakan: "Saya merasa nyaman dengan profil suku bunga yang mengalami pemotongan. Yang tidak saya maksudkan adalah berapa banyak dan kapan pemotongannya akan dilakukan."
"Kami belum sampai di sana," katanya.
Advertisement