Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, rata-rata harga emas dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tren kenaikan. Hal itu dipengaruhi oleh ketidakpastian global.
Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain. Lantaran, emas dinilai sebagai salah satu instrumen investasi yang aman dan stabil.
Baca Juga
"Kalau kita lihat kenapa harga emas itu tinggi dibandingkan tahun-tahun yang lalu, karena ini uncertanty ketidakpastian global. Ketidakpastian, jadi itu membuat masyarakat mau tidak mau menaruh portofolio asetnya salah satunya yang aman dengan emas," kata Esther dalam acara Leaders Forum, Kamis (14/3/2024).
Advertisement
Rata-rata masyarakat di Indonesia enggan berinvestasi di sektor properti, karena susah untuk menjualnya kembali. Selain itu, mereka juga menilai jika berinvestasi pada nilai tukar dan saham tidak stabil dan risikonya besar. Oleh karena itu, mereka lebih memilih emas sebagai instrumen investasi.
"Kalau mau investasi di properti karena susah jualnya, kalau mau investasi di-currency nilai tukar kan volatile, dan investasi di saham apalagi lebih volatile. Jadi, yang paling tinggi adalah emas," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo, menjelaskan, emas memang masih menjadi pilihan nomor satu masyarakat Indonesia dalam berinvestasi. Lantaran, naik turunnya harga emas terbilang cukup cepat dibanding instrumen investasi lainnya.
"Kalau kita bicara emas dalam negeri, emas ini kan domestic buyer. Emas memang masih dianggap sebagai instrumen investasi. Memang kalau merujuk pada kenaikannya, nilai dalam 5 tahun terakhir itu jauh lebih tinggi sebelum pandemi," pungkasnya.
Harga Emas Antam Naik Lagi Hari Ini, Simak Rinciannya di 14 Maret 2024
Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam kembali naik hari ini setelah kemarin mengalami penurunan yang dalam. Pada perdagangan Kamis (14/3/2024), harga emas Antam dibanderol Rp 1.230.000 per gram, naik Rp 3.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
Sedangkan untuk harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback juga naik Rp 3.000 menjadi Rp 1.095.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.095.000 per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Rincian Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas Antam 0,5 gram:Rp 651.500
- Harga emas Antam 1 gram: Rp 1.203.000
- Harga emas Antam 2 gram: Rp 2.346.000
- Harga emas Antam 3 gram: Rp 3.494.000
- Harga emas Antam 5 gram: Rp 5.790.000
- Harga emas Antam 10 gram: Rp 11.525.000
- Harga emas Antam 25 gram: Rp 28.687.000
- Harga emas Antam 50 gram : Rp 57.295.000
- Harga emas Antam 100 gram: Rp 114.512.000
- Harga emas Antam 250 gram: Rp 286.015.000
- Harga emas Antam 500 gram: Rp 571.820.000
- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.143.600.000.
Advertisement
Harga Emas Dunia Kembali Bercahaya Dampak Pelemahan Dolar AS
Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Rabu yang didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Investor tetap mengharapkan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga di Juni meskipun laporan inflais AS lebih tinggi dari perkiraan.
Kenaikan harga emas dunia juga didukung oleh ketegangan geopolitik yang membuat permintaan instrumen investasi safe haven seperti emas batangan naik.
Mengutip CNBC, Kamis (14/3/2024), harga emas di pasar spot naik hampir 0,9% menjadi USD 2.176,06 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,7% menjadi USD 2.181,80 per ounce.
Indeks dolar turun 0,2% harga membuat emas lebih murah bagi pembeli yang bertransaksi menggunakan mata uang lainnya.
“Situasi kenaikan harga emas saat ini sama-sama menguntungkan, jika Fed memangkas suku bunga, maka emas akan melonjak secara substansial, jika mereka tidak memangkas suku bunga, akan ada kekhawatiran terhadap inflasi yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi,” kelas analis pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn.
Ia kemudian menambahkan, kenaikan harga emas hari ini menunjukkan adanya pembelian atau aksi borong pada saat penurunan harga.
Emas batangan pada hari Selasa turun dari rekor tertingginya yang dicetak pada minggu lalu. Penurunan yang terjadi pada Selasa kemarin merupakan penurunan satu hari terburuk sejak 13 Februari.
Pelaku Pasar Masih Yakin
Penurunan harga emas terjadi setelah sebuah laporan menunjukkan harga konsumen AS meningkat tajam pada bulan Februari, yang mengindikasikan adanya kekakuan dalam inflasi.
Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan berarti lebih banyak tekanan pada The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi, sehingga membebani aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Logam mulia juga digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Namun, dalam FedWatch Tool dari CME Group memperlihatkan bahwa pelaku pasar terus bertaruh pada penurunan suku bunga di bulan Juni, dengan memperkirakan peluang sebesar 65% dibandingkan dengan 72% sebelum data CPI dirilis.
“Jika (perang Rusia-Ukraina) meningkat, Anda mungkin bisa berharap untuk melihat lebih banyak stimulus yang akan keluar dari negara-negara Barat untuk mendanai Ukraina, dan saat ini emas pada dasarnya sedang dalam pengaruh geopolitik dan mengabaikan CPI,” Haberkorn dikatakan.
Advertisement