Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya di China, Zhong Shanshan menghadapi serangkaian kritik dari masyarakat nasionalis yang menuduhnya tidak cukup patriotisme dalam kampanye yang telah memukul harga saham perusahaan minumannya, Nongfu Spring dan mengancam penjualannya.
Seruan untuk memboikot Nongfu Spring telah menimbulkan kekhawatiran media pemerintah, ketika Beijing berusaha menggalang dukungan pada bisnis swasta untuk membantu meredam kemerosotan ekonomi.
Baca Juga
Melansir CNN Business, ditulis Jumat (15/3/2024) kritik terhadap Zhong Shanshan bermula saat pendiri Wahaha Group, Zong Qinghou, salah satu pesaing terbesar Nongfu String, wafat bulan lalu.
Advertisement
Zong Qinghou dikenal sebagai seorang tokoh nasionalis yang dihormati, yang terkenal sebagai pesaing perusahaan makanan asal Prancis, Danone dalam perselisihan bisnis sekitar 20 tahun lalu, dan menang.
Kematiannya memicu perbandingan yang tidak menyenangkan dengan Zhong Shanshan dan berkembang menjadi serangan terhadap segala hal mulai dari elemen Jepang yang dirasakan dalam kemasan produk Nongfu Spring hingga kewarganegaraan Amerika Serikat yang dipegang oleh putra Zhong Shanshan, seorang direktur non-eksekutif perusahaan dan calon penerus untuk mengambil alih bisnis tersebut.
"Zhong Shuzi akan mewarisi aset ayahnya yang sangat besar. Namun sebagai orang terkaya masa depan di China, dia adalah warga negara Amerika. Sungguh sulit dipercaya,” tulis seorang pengguna Weibo dengan nama “Internationale.”
Kritikus online juga membandingkan desain berbentuk ikan mas pada label minuman teh beras merah Nongfu Spring dengan kaus kaki angin koinobori bendera ikan mas tradisional Jepang.
Mereka juga menyebarkan foto dan video online yang mengaitkan kuil yang tertera pada label salah satu minuman teh hijaunya dengan Sensoji di Tokyo.
Hadapi Seruan Boikot
Selain itu, kritikus juga menyoroti dana investasi terkemuka AS, termasuk Vanguard dan BlackRock, sebagai pemegang saham utama Nongfu Spring.
"(Putranya) pada akhirnya akan mengelola perusahaan sebagai warga negara Amerika. Tapi sebagai orang China, saya hanya mendukung merek nasional kami sendiri,” demikian komentar pengguna Weibo lainnya.
Hadapi Seruan Boikot di Internet
Seruan boikot telah merajalela secara online. Dalam salah satu video pendek, terlihat sebuah toko kecil mengganti semua air kemasan dari Nongfu dengan milik Wahaha.
Di supermarket lain, sebuah supermarket mengembalikan freezer Nongfu yang memajang minumannya kepada perusahaan. Video tersebut menjadi viral di platform Douyin dengan lebih dari 300.000 suka.
Kampanye online ini telah memberikan pukulan terhadap harga saham Nongfu. Sahamnya yang terdaftar di Hong Kong telah kehilangan hampir 5 persen sejak akhir Februari, menghapus sekitar USD 3 miliar dari kapitalisasi pasarnya, menurut perhitungan CNN.
Kekayaan Zhong Shanshan Anjlok Rp 31 Triliun
Zhong Shanshan sendiri juga mengalami kerugian sebesar USD 2 miliar atau Rp 31,1 triliun dari kekayaan pribadinya sejak 1 Maret 2024, menurut Indeks Miliarder Bloomberg.
Saat ini, kekayaannya tercatat sebesar USD 64,5 miliar atau setara Rp. 1 kuadriliun, tetapi masih menjadi orang terkaya di China, menurut Indeks tersebut.
Advertisement
Menghilang Sejak 2023, Miliarder Bankir China Tiba-Tiba Mundur dari Semua Jabatan
Sebelumnya diberitakan, bankir asal China Bao Fan, yang juga dikenal sebagai miliarder yang telah hilang selama hampir setahun, diketahui mengundurkan diri dari semua jabatan di perusahaannya, China Renaissance Holdings.
Dikutip dari BBC, Senin (5/2/2024) China Renaissance mengungkapkan bahwa Bao Fan mengundurkan diri "karena alasan kesehatan dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk urusan keluarganya”.
Dalam pengajuan terbarunya, perusahaan tersebut mengatakan salah satu pendirinya, Xie Yi Jing, akan mengambil peran paling senior menggantikan Bao Fan.
“(Bao) tidak mempunyai perselisihan dengan Dewan dan tidak ada masalah lain terkait pengunduran dirinya yang perlu menjadi perhatian pemegang saham", tambahnya.
Namun, perusahaan tidak memberikan rincian apapun tentang keberadaan Bao Fan. Hilangnya Bao dari hadapan publik pada Februari 2023 lalu mengejutkan komunitas bisnis dan investasi di China.
Hanya beberapa hari kemudian, China Renaissance mengatakan dia bekerja sama dengan pihak berwenang yang melakukan penyelidikan.
Saat itu, China Renaissance mengatakan: "Dewan telah mengetahui bahwa Bao saat ini bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas tertentu di Republik Rakyat China."
“Perusahaan akan bekerja sama dan membantu permintaan sah apa pun dari otoritas RRT terkait, jika dan ketika dibuat,” jelasnya.
Pengumuman tersebut merupakan pertama kalinya China Renaissance memberikan alasan hilangnya pendirinya.
Sebagai informasi, Bao Fan salah satu bankir paling terkenal di China dengan daftar klien yang mencakup raksasa teknologi Tencent, Alibaba, dan Baidu.
Miliarder Jeff Bezos Punya Kebiasaan Unik di Kantor Amazon, Apa Itu?
Sebelumnya diberitakan, pendiri raksasa teknologi Amazon, sekaligus miliarder Jeff Bezos ternyata memiliki kebiasaan yang unik. Meski dikenal sebagai seorang miliarder, tetapi hingga hari ini, Jeff Bezos masih menggunakan meja buatan sendiri dari masa awal Amazon di tahun 1990an.
Melansir Insider, Selasa (30/1/2024) tunangan Jeff Bezos, yakni Lauren Sanchez, memposting foto di Instagram pada akhir pekan, yang menunjukkan Bezos bekerja dari laptop di meja tuanya.
Dia juga membagikan foto lawas Bezos dengan tampilan serupa, yang menunjukkan dia bekerja di garasi rumah yang dia sewa pada saat mendirikan Amazon.
"Setelah bertahun-tahun… Saat saya menemui dia sedang bekerja pagi ini, saya mengambil foto ini," tulis Sanchez dalam postingannya.
"Saya senang dia masih bekerja dari salah satu meja pertama yang sudah ada sejak awal," ungkapnya.
Diketahui, meja itu sudah dipakai oleh Bezos sejak tahun 1995, setahun setelah mendirikan raksasa e-commerce tersebut, menurut sebuah blog di situs web Amazon.
Salah satu karyawan pertama perusahaan, Nico Lovejoy, mengatakan sang miliarder perlu membeli meja untuk beberapa staf yang dia miliki saat itu, dan terdapat toko Home Depot di seberang jalan.
"Dia melihat meja yang dijual dan pintu yang dijual, dan harga pintunya jauh lebih murah, jadi dia memutuskan untuk membeli pintu dan memasang beberapa kaki di atasnya," cerita Lovejoy.
Lovejoy mengatakan meja-meja itu kerap membutuhkan reparasi dan mereka harus meletakkan karton di bawah kakinya agar merata.
"Kami membuat meja berpintu karena ini adalah cara termurah untuk menopang sebuah meja. Banyak hal yang kami lakukan sifatnya suka berubah. Selama solusi itu berhasil," tambahnya.
Advertisement