Sukses

Harga Emas Antam Tersungkur Hari Ini 15 Maret 2024, Simak Rinciannya

Harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback juga merosot Rp 9.000 menjadi Rp 1.086.000 per gram pada Jumat, 15 Maret 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam merosot pada perdagangan Jumat (15/3/2024). Harga emas Antam dipatok Rp 1.194.000 per gram, turun Rp 9.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.

Sedangkan untuk harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback juga susut Rp 9.000 menjadi Rp 1.086.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.086.000 per gram.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Hingga pukul 08.36 WIB, harga emas Antam sebagian besar masih ada.

Rincian Harga Emas Antam

Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com:

  • Harga emas Antam 0,5 gram:Rp 647.000
  • Harga emas Antam 1 gram: Rp 1.194.000
  • Harga emas Antam 2 gram: Rp 2.328.000
  • Harga emas Antam 3 gram: Rp 3.467.000
  • Harga emas Antam 5 gram: Rp 5.745.000
  • Harga emas Antam 10 gram: Rp 11.435.000
  • Harga emas Antam 25 gram: Rp 28.462.000
  • Harga emas Antam 50 gram : Rp 56.845.000
  • Harga emas Antam 100 gram: Rp 113.612.000
  • Harga emas Antam 250 gram: Rp 283.765.000
  • Harga emas Antam 500 gram: Rp 567.320.000
  • Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.134.600.000. 

 

2 dari 4 halaman

Harga Emas Dunia Merosot

Sebelumnya diberitakan, harga emas konsolidasi setelah mencapai rekor tertinggi. Pengamat menyebutkan, harga emas mempunyai ruang kembali turun tetapi akhirnya menuju ke arah lebih tinggi.

Dikutip dari Kitco.com, Jumat (15/3/2024), harga emas berjangka untuk April turun 0,66 persen ke posisi USD 2.166,20 per ounce. Harga perak berjangka turun 0,2 persen ke posisi USD 25,01.

Direktur pelaksana Midas Touch Consulting, Florian Grummes menuturkan, reli harga emas di atas USD 2.200 per ounce telah akhiri fase koreksi dan konsolidasi selama 13 tahun. Harga emas selalu diperdagangkan di kisaran USD 1.900 dan USD 2.075 per ounce.

“Terlepas dari mundurnya harga emas dalam jangka pendek dan konsolidasi, kemungkinan hanya menandakan awal dari tren kenaikan besar berikutnya di logam mulia,” tulis dia.

Meski ada risiko, harga emas akan kembali jatuh ke area USD 2.075, Grummes melihat target awal harga emas di USD 2.535 per ounce. Ia menambahkan, harga emas yang alami koreksi seharusnya dapat jadi kesempatan untuk membeli.

Grummes berharap harga emas dapat sentuh targetnya dalam tiga bulan. Saat ini, pasar terlihat memegang di atas level support di USD 2.150 per ounce yang merupakan level signifikan untuk aksi jual pada awal Desember.

 

3 dari 4 halaman

Sentimen di Pasar Emas Masih Netral

“Dapat diasumsikan setelah 2,5 bulan konsolidasi, reli yang sedang berlangsung tidak akan berakhir hanya dalam tiga minggu. Jika ada keraguan, tren naik baru mungkin berlanjut secara cepat tetapi dengan volatilitas,” ujar dia.

Salah satu alasan Grummers optimistis terhadap harga emas seiring koreksi hanya dalam jangka pendek. Hal ini sedikitnya perhatian yang diterima oleh investor dan media terhadap kenaikan harga emas.

“Sentimen di pasar emas masih netral dan tidak menjadi penghambat kenaikan harga untuk saat ini,” kata dia.

Grummes menuturkan, dengan meningkatnya risiko di pasar, dan potensi ketidakpastian ekonomi, ini hanya soal waktu saja sebelum investor mulai fokus ke emas sebagai aset safe-haven.

Tentu tidak semua investor abaikan logam mulia. Sementara investor barat terus masuk ke saham teknologi magnificent 7, investor di Asia sibuk membeli emas.

4 dari 4 halaman

Aksi Beli Emas di Asia

Grummes berharap investor di China terus membeli emas karena mengikuti contoh yang diberikan oleh pemerintah. Bank sentral China telah meningkatkan cadangan emasnya selama 16 bulan berturut-turut dengan membeli 12 ton logam mulia pada bulan lalu.

“China mendominasi pasar emas fisik melalui kuatnya permintaan dari bank sentral dan hiruk pikuk pembelian di awal Tahun Naga. Melalui perdagangan arbitrase, pasar emas di barat semakin mendapatkan tekanan,” kata dia.

Ia menambahkan, makro ekonomi juga masih sangat menguntungkan untuk harga emas.