Sukses

BI Siapkan Rp 197 Triliun untuk Penukaran Uang di Ramadhan 2024

Penyediaan uang tunai oleh Bank Indonesia ini terus tumbuh dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat yang cukup. Maka dari itu, Bank Indonesia bersama perbankan akan membuka layanan penukaran uang tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim mengungkapkan, Ramadan-Idul Fitri (RAFI) merupakan periode dimana uang beredar cukup tinggi. Peredaran uang di periode Ramadhan ini rata-rata 25 persen dalam satu tahun peredaran.

Tingginya uang beredar ini didukung oleh budaya masyarakat Indonesia di hari besar keagamaan, yaitu menggunakan uang baru dan membagi uang ke sanak saudara.

“Tahun ini Bank Indonesia menyediakan uang sebesar Rp 197 triliun, meningkat 4,65 persen dibandingkan tahun lalu,” ungkap Marlison kepada media usai acara Serambi 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta pada Jumat (15/3/2024).

Marlison mengatakan, penyediaan uang ini terus tumbuh dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat yang cukup. Maka dari itu, Bank Indonesia bersama perbankan akan membuka layanan penukaran uang tahun ini.

Perbankan akan membuka layanan kantor di 4.964 kantor atau titik di seluruh Indonesia. Nama bank yang tersedia dapat diakses di aplikasi Pintar Bank Indonesia.

Bank Indonesia pun juga akan membuka layanan penukaran uang sendiri, yaitu melakukan kegiatan secara reguler di tempat-tempat umum seperti ritel, pasar, kemudian juga tempat-tempat lainnya.

“Kita mulai tanggal 15 Maret hari ini sampai dengan 5 April, periode layanan penukaran uang,” terangnya.

“Kemudian kita juga akan mengadakan kegiatan bersama (BI dan perbankan) untuk di Jabodebek diselenggarakan di Istora Senayan pada 28-31 Maret. Di sama, masyarakat bisa (mengajukan) penukaran uang melalui aplikasi Pintar maupun go-show (hadir secara langsung),” sambungnya.

Termasuk bagi masyarakat yang hendak menukar uang melalui perbankan bisa lewat debit atau QRIS, tersedia saat acara nanti di Istora Senayan.

2 dari 4 halaman

BI Buka Layanan Penukaran Uang di Wilayah-wilayah Indonesia

Selain itu, BI juga melakukan kegiatan tematik, dengan membuka layanan penukaran uang di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

“Kami juga menyediakan layanan tukar uang di titik arus mudik, salah satunya Jalan Tol Trans Jawa, Lampung, Lintas Sumatera, dan Medan. Khusus di Jawa kita akan buka di Kilometer 57, mulai tanggal 2-5 April,” kata Marlison.

“Nanti kawan-kawan kami juga akan buka di Cirebon, Semarang, hingga Surabaya. Begitu juga di beberapa titik penyebrangan di Merak-Bakauheni, stasiun kereta api, hingga Bandara,” tambahnya. 

3 dari 4 halaman

Puncak Arus Mudik H-2 Lebaran, Awas Macet!

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka pergerakan mudik lebaran tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. 

Kemenhub melalui survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga memprediksi perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama).

Pada hari itu, potensi pergerakan diprediksi capai 26,6 juta orang (13,7%). Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+3 yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2%).

4 dari 4 halaman

Tujuan Mudik Favorit

Hasil survei menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2% (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7% (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5% (26,11 juta orang).

Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8% (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4% (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6% (32,1 juta orang).

Sedangkan minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 20,3% (39,32 juta), bus 19,4% (37,51 juta), mobil pribadi 18,3% (35,42 juta), dan sepeda motor sebesar 16,07% (31,12 juta).

Minat masyarakat mudik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya COVID-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.