Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, akhirnya pabrik minyak makan merah berdiri juga. Proyek yang digagas dan diinisasi oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) dua tahun lalu ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini tahu nggak kerennya apa, kerennya nanti petani itu yang menikmati. Kalau ini bentuknya koperasi dan Pak Teten (Menkop UKM) sudah siapkan. Jadi petani bisa menikmati keuntungannya, tidak hanya jual TBS (Tandan Buah Segar) saja," ungkap Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3/2024).
"Pak Teten tadi sampaikan akan bangun 10 pabrik (Minyak Makan Merah) lagi. Nah kalau sudah seperti itu, berarti nanti minyak utamanya minyak makan, nanti harganya bisa semakin baik. Saya minta tolong juga agar ini nanti harganya (minyak makan merah) kalau boleh lebih murah dari MinyaKita. Lalu yang harus dijual adalah kelebihannya, yaitu kandungan vitamin A dan E yang lebih tinggi,"Â tambahnya.
Advertisement
"Bapak Presiden tadi juga meyakini harga minyak makan merah bisa lebih murah daripada minyak goreng lain di pasaran, sehingga nanti bisa kompetitif. Setelah ini, kami di Badan Pangan Nasional tentunya bersama Bulog dan ID FOOD, pokoknya Pak Teten (produksi) berapa saja, nanti kita bantu jualkan," tandas Arief.
Arief Prasetyo Adi mengatakan kandungan dalam minyak makan merah ini sangat baik saat dikonsumsi. Ke depannya, pihaknya berencana membuka penjajakan dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terkait bantuan penanganan stunting.
"Tadi Bapak Presiden telah jelaskan kalau minyak makan merah ini banyak keunggulan. Mulai dari zat-zat nutrien yang tidak hilang saat menggoreng, sampai vitamin A dan E yang tinggi. Bahkan telah dicoba oleh para koki dan hasil masakannya jadi semakin enak dan bergizi," sebutnya.
Â
Bantuan Penanganan Stunting
"Ke depan, terkait bantuan penanganan stunting yang memang telah jadi program pemerintah melalui NFA sejak tahun lalu, nanti saya akan bicarakan dengan Pak Hasto Kepala BKKBN. Apalagi minyak makan merah ini sudah ada izin edar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), ini keren lho", tutup Arief.
Sebagaimana diketahui, bantuan pangan penanganan stunting akan dilaksanakan kembali di tahun ini oleh ID FOOD. Ini merupakan keberlangsungan implementasi program sejak tahun lalu. Bantuan pangan penanganan stunting menyasar kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) menggunakan basis data KRS dari BKKBN. Paket bantuan pangan berupa daging ayam 1 kg dan telur 10 butir akan diberikan dalam 2 tahapan atau selama 6 bulan.
Menkop UKM Teten Masduki pun sepakat bahwa minyak makan merah ini dapat menjadi bahan pangan yang tepat untuk penanganan stunting. Menteri Teten mendorong intervensi pemerintah peningkatan gizi dapat berupa dengan memasyarakatkan penggunaan minyak makan merah ini.
Â
Advertisement
Tambah Serat
"(Minyak makan merah) ini akan memperbaiki suplai minyak makan tambah serat, jadi ada banyak pilihan. Ini (sesuai) untuk stunting, (karena) yang sulit itu kan terkait dengan pola hidup. (Masyarakat itu) segala macam kan digoreng," bebernya.
"Nah intervensinya yang paling bagus untuk meningkatkan gizi lewat minyak. Makannya (gunakan) yang minyak gorengnya yang bergizi dan ini sudah memenuhi syarat. Saya sampaikan ke Pak Hasto dan sudah setuju," pungkasnya.
Untuk diketahui, minyak makan merah atau refined palm oil, merupakan inovasi turunan kelapa sawit untuk merespon kebutuhan minyak goreng dan pengentasan stunting.
Salah satu produk dari Crude Palm (CPO) ini diperoleh setelah melalui proses penyulingan dan tidak mengalami proses penyulingan selanjutnya, sehingga warna minyak makan merah tidak seperti minyak goreng pada umumnya. Warna merah mencolok berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua.