Sukses

Erick Thohir Ubah Nomenklatur Direksi PTPN III, Ini Daftar Terbarunya

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan perubahan nomenklatur jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko serta Direktur Hubungan Kelembagaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan perubahan nomenklatur jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko serta Direktur Hubungan Kelembagaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).

Perubahan tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-67/MBU/03/2024 tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III.

Dalam keputusan tersebut, dua nomenklatur jabatan anggota Direksi Perseroan mengalami perubahan. Pertama “Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko” diubah menjadi “Direktur Keuangan”. Kedua, “Direktur Hubungan Kelembagaan” diubah menjadi Direktur Manajemen Risiko.

Dengan adanya perubahan nomenklatur itu, pemegang saham melakukan pengalihan penugasan kepada M. Iswahyudi yang semula menjabat Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menjadi Direktur Keuangan.

Sementara M. Arifin Firdaus yang semula menjabat sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan menjadi Direktur Manajemen Risiko. Keputusan tersebut mulai berlaku saat tanggal ditetapkan, yakni pada 15 Maret 2024.

“Perubahan nomenklatur ini merupakan salah satu bentuk penyesuaian yang tentunya dilakukan dengan berbagai pertimbangan oleh pemegang saham,” ujar Corparate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Bambang Agustian.

Dengan demikian, susunan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) saat ini sebagai berikut:

  • Direktur Utama: Mohammad Abdul Ghani
  • Wakil Direktur Utama: Denaldy Mulino Mauna
  • Direktur Sumber Daya Manusia: Sucipto Prayitno
  • Direktur Keuangan: M. Iswahyudi
  • Direktur Produksi dan Pengembangan: Mahmudi
  • Direktur Pemasaran: Dwi Sutoro
  • Direktur Manajemen Risiko: M. Arifin Firdaus

 

2 dari 4 halaman

MenkopUKM Bidik 1.000 Hektar Perkebunan Sawit Harus Ada Pabrik Minyak Makan Merah

Sebelumnya, pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (14/3/2024).

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, mengatakan, Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau ini menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi produk baru minyak makan merah, dan merupakan satu dari tiga pilot project Minyak Makan Merah yang bekerja sama dengan PTPN.

"Selain tiga pilot project tersebut, saat ini kami juga sedang menyiapkan Skema Mandiri dari Koperasi Petani Sawit Rakyat di sejumlah lokasi, seperti di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan; Kabupaten Pelalawan, Riau; Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat; serta provinsi lainnya untuk mereplikasi Pabrik Minyak Makan Merah di Pagar Merbau ini,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten berharap, ke depan setiap 1.000 hektare perkebunan sawit yang dikelola oleh koperasi harus dilengkapi dengan pabrik minyak makan merah sebagai infrastruktur pelengkapnya.

“Sesuai Arahan Bapak Presiden, hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi bertujuan untuk memastikan agar petani semakin sejahtera, memastikan keberlanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat,” tutur dia.

Adapun saat ini lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya. Namun, ia menyayangkan bahwa berpuluh-puluh tahun petani sawit dihadapkan dengan persoalan harga tandan buah segar (TBS) yang naik turun dan penuh ketidakpastian.

"Pada sisi lain, kita juga menghadapi pasokan dan harga minyak goreng di pasar yang juga sangat dinamis. Bahkan, pernah pada satu waktu langka di pasaran dengan harga melambung tinggi,” ujar Menteri Teten.

Minyak makan merah diyakini mampu menjadi alternatif minyak goreng sehat, karena mengandung senyawa alami kelapa sawit dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia, bahkan minyak makan merah juga dapat digunakan untuk mengatasi stunting.

3 dari 4 halaman

Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah, Jokowi: Harganya Lebih Murah dari Minyak Goreng

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Pabrik Percontohan Minyak Makan Merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (14/3/2024). Jokowi mengatakan harga minyak makan merah lebih murah dibandingkan minyak goreng di pasaran.

"Yang saya senang pertama harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasaran. Bisa bersaing karena harganya kompetitif," kata Jokowi saat peresmian.

Dia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 15,3 juta hektare kebun kelapa sawit, dimana sebanyak 40,5 persen atau 6,2 juta diantaranya milik petani. Untuk itu, Jokowi membangun pabrik minyak makan merah agar dapat memberikan nilai tambah untuk petani dalam negeri.

"Kita bangun pabrik minyak makan merah ini yang pertama kali dan ini kita harapkan memberikan dapat memberi nilai tambah yang baik bagi petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi," jelasnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Kapasitas Pabrik

Menurut dia, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit nantinya tidak mengalami kenaikan dan penurunan. Sebab, akan diolah langsung di dalam negeri menjadi minyak makan merah.

Jokowi menyampaikan minyak makan merah memiliki kandungan vitaman A, vitamin E, dan nutrisi lainnya. Bahkan, kata dia, hasil penggorengan dengan memakai minyak makan merah memiliki rasa yang lebih enak. "Ini sudah di coba oleh beberapa chef dan mereka sampaikan 'Pak, minyak makan merah ini beda, lebih enak dan di cek gizinya lebih baik'. Jadi yang hadir di sini pake. Saya nanti mau beli mau coba juga," ujar Jokowi.

Pabrik minyak makan merah ini sendiri memiliki kapasitas hingga 10 ton CPO setiap hari. Selain itu, pabrik ini juga dapat menghasilkan 7 ton minyak makan merah.

"Bukan jumlah yang sedikit, jumlah yang banyak. Artinya harus memang banyak yang beli ada yang beli, sehingga kita harapkan ini sekali lagi memberi nilai tambah yang baik," tutur dia.

Jokowi menyebut keberadaan pabrik ini merupakan salah satu bentuk hilirisasi. Hal ini akan memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi Indonesia.

"Ini yang namanya hilirisasi. Jangan jual TBS, jangan jual CPO kalau bisa dijadikan barang jadi seperti ini, ini bagus sekali," ucap Jokowi.

Video Terkini