Liputan6.com, Jakarta Global Opportunity Index (GOI) dari Milken Institute merilis daftar Negara-negara maju dan berkembang di Asia yang menjadi destinasi favorit investor.
Milken Institute menilai, Asia memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kawasan ekonomi lainnya, dengan menarik lebih dari separuh (53,2 persen) dana yang mengalir ke negara-negara antara tahun 2018 dan 2022.
Baca Juga
"Meskipun negara-negara maju memberikan stabilitas, investor yang mencari keuntungan dengan pertumbuhan tinggi terus menunjukkan minat pada negara-negara berkembang," kata Maggie Switek, Direktur Senior departemen penelitian di The Milken Institute, dikutip dari CNBC International, Selasa (19/3/2024).
Advertisement
Singapura menduduki peringkat teratas di Asia sebagai negara favorit investor di kawasan ini, dan menduduki peringkat ke-14 secara global. Hong Kong dan Jepang masing-masing berada di peringkat ke-15 dan ke-16 di Asia.
Kemudian ada Malaysia yang juga menempati urutan atas dan ke-27 secara global sebagai destinasi favorit investor.
Menurut Switek, negara itu memiliki kondisi investasi terbaik di antara semua negara di bidang ekonomi dan pembangunan, dan memiliki peringkat yang baik dalam kerangka kelembagaan, sebagian karena fakta bahwa negara tersebut memiliki hak investor yang sangat kuat.
Malaysia kini juga merupakan eksportir chip terbesar keenam di dunia dan mengemas 23 persen dari seluruh chip AS, menurut The New York Times.
"(Secara keseluruhan, kawasan ekonomi dan pembangunan) menawarkan peluang menarik bagi investor yang tertarik pada pasar negara berkembang dengan potensi pertumbuhan yang menguntungkan," jelas Milken Institute dalam laporannya.
Namun, meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok telah berdampak pada aliran masuk ekonomi ke negara-negara ini di Asia, yang turun sebesar 75,4 persen pada tahun 2022, tambah laporan itu.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, Tiongkok, kini berada di peringkat ke-39.
"Angka tersebut sebenarnya cukup tinggi," ungkap Switek, seraya menambahkan bahwa menurut IMF, negara ini masih merupakan perekonomian Asia yang sedang berkembang.
"Meskipun Tiongkok menarik lebih dari separuh total arus masuk modal ke E&D Asia antara tahun 2018 dan 2022, daya tarik Tiongkok terhadap investor tampaknya telah menurun akhir-akhir ini, kemungkinan karena meningkatnya ketegangan geopolitik dengan AS," sebut laporan itu.
Daftar 10 Negara Tujuan Investasi
Berikut adalah 10 negara Asia dalam Indeks Peluang Global:
- Singapura
- Malaysia
- Thailand
- Tiongkok
- Indonesia
- Vietnam
- India
- Mongolia
- Srilanka
- Filipina
Tingkat Global
Sementara secara global, empat dari lima destinasi favorit investor berada di Eropa.
Denmark menduduki peringkat teratas tahun ini, dengan peringkat pertama dalam hal persepsi bisnis, ukuran kemudahan melakukan bisnis di suatu negara, serta metrik peraturan lainnya.
Indeks ini memperhitungkan 100 indikator dalam lima kategori: persepsi bisnis, fundamental ekonomi, jasa keuangan, kerangka kelembagaan, serta standar dan kebijakan internasional.
Denmark menempati peringkat ketiga dalam hal fundamental ekonomi yang mencerminkan kinerja makroekonomi, bakat tenaga kerja, dan "upaya untuk menciptakan perekonomian dan masyarakat yang berketahanan dan berkelanjutan," menurut laporan tersebut.
Advertisement
5 Negara Favorit Investor Global
Berikut lima negara teratas yang menarik bagi investor, menurut laporan terbaru GOI:
- Denmark
- Swedia
- Finlandia
- Amerika Serikat
- Inggris
Amerika Serikat naik satu tingkat ke posisi keempat tahun ini, menempati peringkat tertinggi dalam kategori kerangka kelembagaan, yang melacak perlindungan yang ditawarkan lembaga-lembaga suatu negara terhadap hak-hak investor dan aset mereka.
Namun, negara ini berada di peringkat kelima dalam kategori jasa keuangan, yang mengevaluasi keseluruhan sistem keuangan suatu negara serta aksesibilitas terhadap keuangan.
Finlandia yang menduduki peringkat ketiga secara keseluruhan, menduduki peringkat tertinggi dalam kategori standar dan kebijakan internasional yang mengevaluasi keterbukaan ekonomi dan sejauh mana kebijakan suatu negara selaras dengan standar peraturan global dan perlindungan kekayaan intelektual.