Liputan6.com, Jakarta Subholding Pertamina berkolaborasi dalam penyaluran dan pemanfaatan bahan bakar rendah karbon pada moda angkutan laut, kerja sama untuk mewujudkan peran Pertamina Grup dalam mencapai target NZE 2060 dan perannya di masa transisi energi.
Kerja sama tersebut dilakukan PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina kerjasama dengan PT PIS selaku Subholding Integrated Marine Logistics, yang ditandaidengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dan Direktur Utama PIS Yoki Firnandi, disaksikan Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina Persero, Alfian Nasution.
Baca Juga
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan kolaborasi Subholding Pertamina ini meliputi pembangunan, pemanfaatan infrastruktur dan moda pengangkutan maritim. PGN dan PIS akan mengkaji berbagai potensi bisnis dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur dan moda pengangkutan maritim yang terkait dengan produk berbahan bakar rendah karbon, yaitu CNG, LNG, hydrogen, ammonia atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.
Advertisement
“Melalui kerja sama ini, PIS juga dapat memberikan support kepada PGN untuk menyediakan jasa pengangkutan LNG, ammonia, hydrogen, liquid CO2 maupun komoditas lainnya dalam bentuk LNG carrier, FSRU, FRU, powership atau moda pengangkutan maritime lainnya," kata Arief, Kamis (21/3/2024).
"Sejalan dengan komitmen menekan emisi pada industri maritim, kerjasama ini juga untuk mewujudkan peran Pertamina Grup dalam mencapai target NZE 2060 dan perannya di masa transisi energi saat ini. Kami berharap kerja sama ini akan saling menguntungkan dan kajian dapat berjalan secara menyeluruh agar kerja sama ini dapat segera direalisasikan,” lanjut dia.
Selanjutnya, antara PGN dan PIS akan melihat adanya pilihan untuk kepemilikan bersama atas LNG carrier atau pun moda pengangkutan maritim lainnya serta pemanfaatan bersama fasilitas milik PIS seperti Jakarta Integrated Green Terminal.
Tak hanya itu, PGN dan PIS melakukan studi pengembangan bersama pengapalan, marine facilites dan terminal storage yang menggunakan bahan bakar rendah karbon.
Bahan Bakar Ramah Lingkungan
PGN memberikan dukungan terhadap pengunaan bahan bakar yang ramah lingkungan pada industri maritim. Terobosan bisnis yang telah diinisiasi adalah LNG Bunkering Services dimana LNG menjadi alternatif bahan bakar kapal laut.
Di samping itu, PGN memerlukan jalur maritim untuk mengangkut LNG menuju berbagai lokasi yang belum terjangkau jaringan pipa gas bumi. Maka selain dapat memperluas terobosan bisnis PGN untuk penyediaan bahan bakar ramah lingkungan, kerja sama dengan PIS ini akan dapat mendorong ekspansi bisnis dalam mendistribusikan gas bumi ke berbagai wilayah.
“PGN menyadari pentingnya industri maritim baik untuk pemenuhan energi maupun menunjang aktivitas perekonomian. Semoga, kedepan sinergi PGN dan PIS dapat berjalan nyata yang dalam pelaksanaannya memenuhi aturan internasional, IMO, dengan adopsi teknologi berbasis energi ramah lingkungan,” tutur Arief.
Menurut Yoki, kerja sama ini merupakan satu wujud sinergi yang dapat memperkuat Pertamina Grup dan komitmen melayani Indonesia.
"PIS berkolaborasi dengan PGN untuk memanfaatkan berbagai armada dan infrastruktur yang dimiliki dalam penyaluran gas bumi yang lokasinya tersebar," tutupnya.
Advertisement
Dongkrak Serapan Gas Bumi, PGN Komitmen Perluas Jaringan Infrastruktur
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen memperluas jaringan infrastruktur akses gas bumi, untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan gas domestik.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, gas bumi merupakan aset strategis bangsa yang harus dioptimalkan, terutama dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
Fakta bahwa cadangan gas bumi nasional lebih besar dibandingkan minyak bumi harus direspon dengan strategi yang tepat dari hulu sampai hilir. Sehingga secara berkesinambungan gas bumi dapat menjadi booster bagi perekonomian Indonesia dan penggerak sektor-sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak. Seperti, sektor kelistrikan, pupuk, industri, dan petrochemical.
"PGN terus mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi melalui pemanfaatan gas bumi dari sumber-sumber gas domestik. Ke depan, PGN juga akan tetap mengambil inisiatif dalam membangun infrastruktur gas agar dapat menjangkau lebih banyak pengguna," kata Rosa, Senin (4/3/2024).
Rosa mengungkapkan, dari aspek infrastruktur, PGN akan terlibat dalam sejumlah proyek strategis 2024. Diantaranya, proyek pipa gas WNTS-Pemping, proyek infrastruktur gas di kilang Tuban, dan pembangunan infrastruktur pipa untuk mendukung pabrik pupuk di wilayah Timur Indonesia.
Dari aspek komersialisasi, PGN akan terus meningkatkan pengenalan dan pemanfaatan LNG di bisnis LNG Trading, LNG Hub & Storage dan LNG Bunkering untuk sektor Marine Fuel. Menurut dia, peran strategis ini penting digenjot, dimana LNG akan menjadi pasokan masa depan Indonesia.
Subholding Gas Pertamina ini juga memulai untuk berpartisipasi dalam hilirasi produk gas bumi di petrochemical juga biomethane, serta berpartisipasi dalam mendukung program dekarbonisasi yaitu dalam program hidrogen dan transportasi CO2.
Jaringan Gas Cirebon-Semarang Tahap II
Perusahaan juga bersiap menyambut penyelesaian proyek jaringan gas Cirebon-Semarang tahap II (CISEM II). "PGN akan bersinergi dengan pemerintah dalam mengintegrasikan infrastruktur gas bumi untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi di Jawa maupun interkoneksinya sampai Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau," imbuh Rosa.
Operasionalisasi jaringan gas ini diproyeksikan akan meningkatkan ketahanan pasokan gas dan menjawab isu interkoneksi jaringan dari wilayah Jawa Bagian Timur yang selama ini belum tersambung dengan wilayah Jawa Bagian Barat.
"Pengembangan infrastruktur ini akan meningkatkan ketahanan pasokan gas bumi dalam negeri karena dapat mengintegrasikan sumber pasokan dari berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera," ungkap Rosa.
Saat ini, PGN Group telah mengoperasikan jaringan gas pipa dari Gresik di Jawa Timur sampai ke Batang, Jawa Tengah. Dengan adanya jaringan pipa ini potensi pasokan gas bumi yang berlebih di Jawa Bagian Timur dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan energi baik berbagai kawasan industri baru yang bermunculan di Jawa Tengah.
Advertisement