Sukses

Hadapi Mudik Lebaran 2024, MTI Sebut Pemerintah Harus Jujur kepada Publik

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno menyebutkan, pemerintah harus jujur kepada publik kalau kapasitas infrastruktur transportasi tidak direncanakan untuk kondisi mudik Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengingatkan pemerintah untuk memberikan informasi kepada publik jika musim Lebaran, perjalanan tidak selancar hari biasa tetapi pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin memberikan layanan terbaik buat masyarakat dengan beragam kebijakan atau program yang akan diterapkan.

"Selain itu, pemerintah harus jujur kepada publik, kapasitas infrastruktur transportasi tidak direncanakan untuk kondisi mudik Lebaran," ujar Djoko dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (22/3/2024).

Djoko juga menyampaikan, pernyataan Ketua KNKT Soerjanto bagi penyelenggara mudik antar pulau dan pemudik yang menggunakan sepeda motor dan transportasi perairan harus memperhatikan ramalan cuaca dari BMKG.

Sebelumnya pada 13 Maret 2024, dalam catatan Djokoo, Ketua KNKT Soerjanto menyebutkan, perubahan cuaca sekarang sangat dinamis karena global warming. Tanda-tanda alam saat ini sangat sulit untuk dipakai seperti 30 tahun yang lalu. Maka untuk prakiraan cuaca harus menggunakan alat.

Untuk ini fungsi BMKG sangat vital, tapi AWS (Automatic Weather Station) yang di laut jumlahnya sangat minim, sehingga extrapolation yang dilakukan akan sangat sulit, ditambah secara nature nya cuaca di daerah tropis jauh lebih dinamis dibanding di Eropa. Kesulitan yang lain ada di masyarakat Indonesia tidak peduli dengan ramalan cuaca.

"Bagi penyelenggara mudik antar pulau, pernyataan Ketua KNKT Soerjanto dapat menjadi perhatian serius. Terutama pemudik yang menggunakan sepeda motor dan transportasi perairan (laut, danau dan penyeberangan),” kata Djoko.

 

 

2 dari 3 halaman

Kendaraan Pribadi Jadi Favorit saat Mudik Lebaran

Djoko juga memaparkan, berdasarkan hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan minat mudik lebaran 2024, masyarakat memilih moda KA antar kota 39,32 juta orang (20.30 persen), bus 37,61 juta orang (19,37 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29 persen) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07 persen).

"Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit,” kata dia.

Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (22,1 persen). Berikutnya sepeda motor 23,13 juta orang (20,3 persen) dan bus 22,77 juta orang (18,4 persen) dan KA antar kota 14,47 juta orang (11,69 persen).

“Memilih mobil pribadi dan sepeda motor meningkat, namun peningkatan itu masih lebih tinggi memilih moda KA antar kota dan bus,” ujar dia.

Djoko juga menyebutkan, untuk pertama kali musim Lebaran 2024 beroperasi kereta cepat Whoosh dan diminati 1,42 juta orang (0,73 persen).

 

3 dari 3 halaman

Tantangan Pemerintah

Tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan transportasi umum antar kota. Juga transportasi umum di daerah segera dibenahi. Kebijakan rekayasa lalu lintas searah (one way) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.

Tahun lalu, penumpang menunggu hingga 6 jam di Terminal Pulo Gebang, menunggu bus penjemputan yang berasal dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

"Lebih bijak pilihan pada contra flow, sopir tidak lama di perjalanan, penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang," tutur dia.

Pemudik di jalan tol diarahkan ke jalan arteri seperti pantura dan kerjasama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. UMKM di sepanjang jalan arteri berkembang dan akan mendapatkan keuntungan.

Mendasari hasil survey yang sama, selama musim Lebaran Tahun 2024 diperkirakan perputaran uang mencapai hingga Rp 148,8 triliun. Berdasarkan jumlah yang ikut mudik, rata-rata per orang membawa 3 orang artinya rata-rata 1 keluarga pergi 4 orang. Rata-rata satu keluarga 4 orang bepergian, berdasarkan perhitungan biaya yang dihabiskan, diketahui rata-rata per orang menghabiskan Rp. 768.386.

Video Terkini