Liputan6.com, Jakarta - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai, kapasitas infrastruktur transportasi tidak direncanakan untuk kondisi mudik Lebaran. Seperti diketahui, mudik merupakan trandisi di Indonesia dakn jutaan orang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri.
Djoko menyoroti perubahan cuaca dalam beberapa pekan terakhir yang kerap berubah akibat perubahan iklim, sehingga sulit untuk dijadikan perkiraan seperti 30 tahun yang lalu.
Baca Juga
“Berilah informasi pada publik, jika musimLebaran, perjalanan tidak selancar hari biasa, akan tetapi Pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin memberikan layanan terbaik buat masyarakat dengan beragam kebijakan atau program yang akan diterapkan,” ujar Djoko dalam catatan tertulis, dikutip Jumat (22/4/2024).
Advertisement
Maka dari itu, fungsi BMKG sangat penting. Namun, Djoko mencatat, AWS (Automatic Weather Station) di laut masih minim jumlahnya, sehingga extrapolation yang dilakukan akan sangat sulit.
Djoko mengutip pernyataan Ketua KNKT Soerjanto yang menyebutkan, kesulitan yang lain berada pada masyarakat yang kurang peduli dengan ramalan cuaca.
“Bagi penyelenggara mudik antar pulau, pernyataan Ketua KNKT Soerjanto dapat menjadi perhatian serius. Terutama pemudik yang menggunakan sepeda motor dan transportasi perairan (laut, danau dan penyeberangan),” jelasnya.
Kendaraan Pribadi Jadi Favorit
Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan, masyarakat memilih moda KA antar kota 39,32 juta orang (20.30 persen), bus 37,61 juta orang (19,37 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29 persen) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07 persen) untuk mudik lebaran 2024.
Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit.
Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (22,1 persen). Berikutnya sepeda motor 23,13 juta orang (20,3 persen) dan bus 22,77 juta orang (18,4 persen) dan KA antar kota 14,47 juta orang (11,69 persen).
“Memilih mobil pribadi dan sepeda motor meningkat, namun peningkatan itu masih lebih tinggi memilih moda KA antar kota dan bus. Untuk pertama kali musim lebaran 2024 beroperasi kereta cepat Whoosh dan diminati 1,42 juta orang (0,73 persen),” papar Djoko.
Tantangan Bagi Pemerintah pada Mudik Lebaran 2024
Djoko mengungkapkan tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan transportasi umum antar kota.
Selain itu, transportasi umum di daerah juga harus segera dibenahi.
“Kebijakan rekayasa lalu lintas searah (one way) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang,” katanya.
“Tahun lalu, penumpang menunggu hingga 6 jam di Terminal Pulo Gebang, menunggu bus penjemputan yang berasal dari Prov,” lanjut dia.
Jateng, Prov. DI Yogyakarta dan Prov. Jatim. Lebih bijak pilihan pada contra flow, sopir tidak lama di perjalanan, penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.
Pemudik di jalan tol diarahkan ke jalan arteri seperti pantura dan kerjasama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. UMKM di sepanjang jalan arteri berkembang dan akan mendapatkan keuntungan.
Mendasari hasil survei yang sama, selama musim Lebaran Tahun 2024 diperkirakan perputaran uang mencapai hingga Rp 148,8 triliun.
Berdasarkan jumlah yang ikut mudik, rata-rata per orang membawa 3 orang artinya rata-rata 1 keluarga pergi 4 orang. Rata-rata satu keluarga 4 orang bepergian, berdasarkan perhitungan biaya yang dihabiskan, diketahui rata-rata per orang menghabiskan Rp. 768.386.
Advertisement
Mudik gratis
Saat ini, banyak instansi pemerintah, BUMN dan swasta menyelenggarakan mudik gratis.
Djoko menghimbau, perlu diwaspadai sejumlah bus wisata yang belum mendaftar di SPIONAM (Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda) dan tidak uji kir.
Djoko mengutip data dari Direktorat Lalu Lintas Ditjenhubdat Kemenhub, hingga November 2023, jumlah kendaraan pariwisata 16.297 unit.
“Baru 10.147 bus (62,26 persen) yang terdaftar di SPIONAM, sisanya 6.150 bus (37,74 persen) adalah angkutan liar alias tidak terdaftar. Masyarakat perlu mewaspadai juga dengan tawaran-tawaran murah dari penyelenggara,” bebernya.
Di samping itu, perlu juga memperhatikan konsesi pengusaha angkutan barang (misalnya, penundaan bayar angsuran armada truk).
“Juga hak sopir truk yang berkurang. Di saat Mudik Lebaran, sopir truk juga punya hak dapatkan paket sembako seperti halnya driver ojol. Untuk mendapatkan tambahan tidak mungkin karena ada waktu dilarang beroperasi,” katanya.
Pentingnya Keamanan Perlintasan Sebidang
Djoko juga menyoroti, perlintasan sebidang masih rawan terhadap kecelakaan.
“Biasanya yang menjadi korban adalah masyarakat yang jarang melintasi perlintasan itu,” sebutnya.
Sejumlah jalan tol yang musim lebaran tahun 2023 dioperasikan sebagai tol fungsional (188,4 km), tahun ini sudah beroperasi penuh, seperti Tol Indaralaya – Prabumulih, Tol Cisumdawu, Tol Kuala Tanjung – Pematang Siantar.
“Infrastruktur transportasi (prasarana dan sarana) yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pemudik yang akan kembali ke kampung halaman, sehingga pemerintah harus menjelaskan jika perjalanan tidak selancar seperti hari biasa. Namun harapannya mudik aman berkesan dapat memberikan warna baru musim mudik lebaran tahun ini. Tentunya keselamatan pemudik menjadi prioritas utama diperhatikan,” jelasnya.
Advertisement