Sukses

Rupiah Loyo Usai Ekspor Indonesia Kontraksi di Februari 2024

Indeks dolar Amerika Serikat kembali menguat di awal pekan ini pada Senin, 25 Maret 2024. USD menguat setelah The Fed mempertahankan suku bunga semalam antara 5,25%-5,5%.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat kembali menguat di awal pekan ini pada Senin, 25 Maret 2024. USD menguat setelah The Fed mempertahankan suku bunga semalam antara 5,25%-5,5%.

The Fed kini dalam proyeksi tiga kali pemotongan pada akhir tahun. Namun, The Fed mengatakan tidak akan melakukan pemotongan suku bunga sampai mereka yakin bahwa inflasi AS akan menurun secara berkelanjutan menuju target 2%.

“Sekitar 84 basis poin pemotongan diperkirakan terjadi pada tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan sekitar 160 basis poin pada awal tahun ini namun lebih tinggi dari awal minggu ini seiring dengan semakin menguatnya pertaruhan penurunan suku bunga,” ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Senin (25/3/2024).

Di Timur Tengah, serangan di Gaza semakin memburuk ketika pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di kawasan itu pada hari Minggu, menembaki tim medis di bawah tembakan keras, menurut keterangan Bulan Sabit Merah Palestina.

Sebelumnya, pada hari Jumat (22/3), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Israel berisiko mengalami isolasi global jika menyerang kota Rafah di Palestina di Jalur Gaza.

Di tempat lain di Timur Tengah, pasukan AS menyerang enam kendaraan udara tak berawak Houthi di Laut Merah bagian selatan setelah kelompok tersebut meluncurkan empat rudal balistik anti-kapal ke arah sebuah kapal tanker minyak milik China, menurut pernyataan Komando Pusat AS pada hari Sabtu.

Rupiah Melemah pada Senin, 25 Maret 2024

Rupiah kembali ditutup melemah 16 point dalam perdagangan Senin sore (25/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 6 point dilevel Rp. 15.799 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.783.

Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksi Rupiah fluktuatif namun masih ditutup melemah direntang Rp. 15.780 - Rp.15.850.

Pasar Terus Amati Perkembangan Neraca Perdagangan Saat ini, pasar masih terus mengamati Surplus Neraca Dagang Indonesia yang terus menunjukkan tren penurunan beberapa waktu terakhir.

“Ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Bahkan, jika produk-produk impor yang tak terdaftar yang masuk ke Indonesia lebih banyak ketimbang yang terdaftar,” kata Ibrahim.

 

2 dari 3 halaman

Produk Impor

Sedangkan, produk-produk yang masuk ke Indonesia dari luar negeri bisa saja adalah produk ilegal berupa tekstil dan sebagainya yang sebenarnya banyak sekali masuk ke Indonesia. Pola yang seharusnya terjadi adalah jika nilai ekspor positif, maka nilai impornya juga akan positif,” sebutnya.

Sementara yang terjadi saat ini adalah kebalikannya, Ibrahim menyoroti, di mana nilai ekspor minus 9,4 persen, namun nilai import justru meningkat.

“Bahkan, yang menariknya lagi adalah ketika impor meningkat tajam hingga 15,8 persen dan nilai ekspor turun, artinya banyak barang-barang konsumsi atau produk-produk dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri. Hal ini pada akhirnya akan menggerus cadangan devisa nasional,” jelasnya.

Ibrahim mengingatkan, walaupun pemerintah senang karena Neraca Dagang Indonesia masih surplus, tapi tren ekspor masih melemah dalam satu tahun terakhir.

“Ini yang tidak baik dan merupakan ancaman dari situasi global yang terus memanas sampai saat ini belum ada kejelasan,” ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Ekspor RI Terkontraksi di Februari 2024

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Februari 2024 mencapai USD 19,31 miliar.

Angka tersebut menandai kontraksi 9,4 persen year on year (yoy). Sementara itu, nilai impornya mencapai USD 18,44 miliar, atau tumbuh 15,8 persen yoy.

Sedangkan pertumbuhan surplus neraca dagang Indonesia tercatat sebesar 2,87 persen per Februari 2024, atau turun 6,41 persen ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 9,28 persen.