Sukses

BSN: Standarisasi Dongkrak Produktivitas Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Antara tahun 1994 dan 2019, jumlah standarisasi di Indonesia tumbuh rata-rata tumbuh di kisaran 6,1% per tahun.

Liputan6.com, Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyambut ulang tahunnya ke-27, sejak berdiri pada 26 Maret 1997 silam.

Dalam rangka menyambut ulang tahun ke-27 tahun ini, BSI mengusung tema "Terus Berkarya Untuk Meningkatkan Daya Saing Indonesia", membahas dampak standarisasi bagi ekonomi di Indonesia.

"Mengutip laporan dari Centre for Economics and Business Research (Cebr) London, UK, untuk International Organization for Standardization (ISO) yang dirilis pada Juli 2023, berjudul ‘The Economic Impact of Standards in Indonesia,’ standardisasi ternyata berpengaruh terhadap 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5% dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia," papar Kepala BSN Kukuh S. Achmad dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Rabu (27/03/2024).

Dalam laporan itu, lanjut Kukuh, analisis yang dilakukan mencakup periode antara tahun 1994 hingga 2019 di Indonesia dan mengikuti kerangka metodologis ISO untuk mengeksplorasi dampak jumlah standar terhadap tenaga kerja.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan 1% dalam jumlah standar terkait dengan peningkatan 0,16% dalam produktivitas tenaga kerja selama periode yang dinilai.

Pertumbuhan jumlah standar ini juga berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Antara tahun 1994 dan 2019, jumlah standarisasi di Indonesia tumbuh rata-rata tumbuh di kisaran 6,1% per tahun, sementara pertumbuhan rata-rata tahunan produktivitas tenaga kerja mencapai 4,5%.

"Ini menunjukkan bahwa standardisasi terkait dengan 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5% dari pertumbuhan PDB di Indonesia selama periode tersebut," beber Kukuh.

Kukuh meyakini, standar dapat membantu industri mengatasi berbagai tantangan yang jika tidak diatasi akan menurunkan performa pelaku bisnis, pembuat kebijakan, dan konsumen.

"Standar memiliki peran dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis dengan mengurangi biaya produksi, memperluas peluang pasar, dan meningkatkan efektivitas secara keseluruhan dalam memproduksi barang dan jasa," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Peran Lainnya

Kukuh melanjutkan, standar juga memiliki peran yang saling terkait dengan faktor-faktor lain, seperti kemajuan teknologi dan inovasi. Oleh karena itu, standar tidak hanya memiliki dampak langsung pada produktivitas tenaga kerja, tetapi juga terkait dengan mendorong faktor-faktor lain.

Salah satu contoh, adalah dalam konteks penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Seperti diketahui, penerapan SNI banyak diakui manfaatnya baik untuk internal perusahaan atau organisasi maupun peningkatan kepercayaan pelanggan.

Manfaat bagi perusahaan atau organisasi tersebut, tentunya akan memberikan dampak ekonomi secara nasional, juga terhadap penyerapan dan produktifitas tenaga kerja.

"Kami banyak menerima testimoni dari pelaku usaha setelah mereka menerapkan SNI," jelas Kukuh.

Seperti diketahui, pada 2023 lalu ada dua perusahaan Penerima SNI Award Peringkat Platinum yakni PT Pertamina Lubricants dan Penerima SNI Award Peringkat Emas, PT Schneider Indonesia.

Kedua perusahaan tersebut melihat bahwa, dengan menerapkan standar, secara tidak langsung akan meningkatkan brand value dan market share perusahaan.

Dengan adanya standar,hal itu juga dapat melindungi karyawan. Karena, tanpa standar, maka kesehatan, keselamatan, akan membahayakan, dimana produk yang dihasilkan akan bertanggungjawab terhadap lingkungan.

3 dari 3 halaman

3 Proses Standarisasi

Adapun, tiap proses terkait dengan standarisasi. Mulai dari supplier, proses produksi, delivery, purna jual, dan tanggungjawab terhadap lingkungan.

PT Pertamina Lubricants menyatakan, dengan menerapkan SNI dan standar internasional, langkah tersebut dapat membantu produknya untuk bersaing secara sehat di pasar domestik dan mampu bersaing di pasar global.

Terutama dengan memenuhi standar yang diakui secara internasional, produk Indonesia dapat lebih mudah diterima dan diakui di pasar internasional.

"Tidak hanya itu, mereka juga mengakui bahwa dengan SNI dapat mendorong inovasi dan efisiensi dalam proses produksi. PT Pertamina Lubricants terus berupaya untuk mengembangkan produk dan layanan dengan teknologi dan metode yang mematuhi standar, meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi," tambah Kukuh.

Oleh karena itulah, Kukuh menegaskan bahwa standar terbukti memiliki peran yang penting dalam ekonomi Indonesia.

Kontribusi standar terhadap PDB Indonesia, meskipun berada di bagian rentang tengah hingga bawah, tetaplah signifikan dalam konteks pertumbuhan ekonomi, tambahnya.