Liputan6.com, Jakarta - Kelola keuangan yang cerdas adalah kunci untuk mencapai stabilitas keuangan dan kebebasan finansial. Namun, seringkali kita mengalami kebocoran dalam mengelola uang, terutama dalam pengeluaran sehari-hari dan pengelolaan utang.Â
Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menerapkan prinsip saving (menabung) , sharing (berbagi), dan spending (pengeluaran). Prinsip saving mengajarkan seseorang untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk masa depan.Â
Baca Juga
Prinsip spending mengajarkan cara menggunakan sisa pendapatan dengan bijak. Sedangkan prinsip sharing mengajarkan kita pentingnya berbagi dengan mereka yang membutuhkan.Â
Advertisement
Namun, meskipun sudah menerapkan prinsip dasar tersebut terkadang kita masih saja mengalami kebocoran finansial.
Menurut Head of Agency training FWD Insurance, Indrawati Kawihardja seringkali pengeluaran yang tidak terencana terjadi karena kebiasaan belanja yang kurang terkontrol.
Misalnya, membeli makanan di luar, menggunakan layanan pesan antar, atau tergoda untuk berbelanja online yang dapat menimbulkan biaya tambahan antara lain ongkir, pajak, dan biaya penanganan lainnya.
Maka kenali sumber kebocoran pengeluaran ini dan pertimbangkan untuk mengurangi atau menghindarinya jika memungkinkan sehingga kita bisa mengurangi kemungkinan utang.
Tips Menjaga Keseimbangan Finansial
Batasi Penggunaan Aplikasi E-commerce
Semakin banyak aplikasi e-commerce yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan untuk tergoda melakukan pembelian yang tidak terencana. Batasi diri Anda hanya menggunakan satu atau dua aplikasi e-commerce yang penting bagi Anda. Ini akan membantu mengurangi frekuensi pembelian impulsif dan membentuk behavior spending yang lebih terkendali.
"Jangan terlalu banyak memiliki aplikasi e-commerce cukup 1 atau 2 yang penting saja karena semakin banyak akan membentuk behavior belanja virtual kita," ujar dia.
indrawati juga mengatakan behavior spending atau pembelanjaan uang yang masuk tebentuk dari lingkungan fisik dan virtual
Lingkungan membentuk behavior spending seseorang. Pengeluaran yang tidak terencana seringkali dipicu oleh lingkungan sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terpapar pada berbagai stimulus yang mempengaruhi keputusan belanja kita.Â
Hindari Kebiasaan Belanja yang Tak Terkontrol
Behavior spending, atau kebiasaan berbelanja yang tidak terkontrol, dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun virtual. Hindari dorongan untuk terlihat keren atau memiliki barang-barang terbaru hanya demi gengsi. Fokuslah pada kebutuhan yang lebih penting daripada keinginan yang sekunder.
Terapkan Pola Pengeluaran dan Penyimpanan Keuangan yang Tepat
Gunakan pola pengeluaran dan penyimpanan keuangan yang sesuai dengan prinsip pos pos keuangan
"Sisihkan income sebesar 10% untuk digunakan sebagai protecting keuangan seperti asuransi, lalu 10% untuk menabung, 10% untuk investasi, 10%untuk berbagi, dan 60% untuk kebutuhan sehari hari," tutur dia.
Pahami Perbedaan Antara Utang Produktif dan Konsumtif
Indrawati menuturkan, utang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu utang produktif dan konsumtif. Utang produktif adalah hutang yang digunakan untuk investasi atau untuk mendapatkan penghasilan lebih lanjut
"Seperti misalkan saya membeli sepeda tapi sepeda itu saya gunakan untuk ojek online sehingga bisa menghasilkan penghasilan untuk membayar hutang tersebut dan ini termasuk utang produktif," ujar dia.
Â
Â
Advertisement
Kelola Utang
Sedangkan utang konsumtif adalah hutang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak meningkatkan nilai atau penghasilanÂ
"berbeda jika saya sudah memiliki kendaraan motor tetapi saya membeli motor lagi untuk dijadikan koleksi menggunakan dana hutang, maka hal ini termasuk Hutang Konsumtif" TambahnyaÂ
Kelola Hutang dengan Bijak
Pahami batas maksimal utang produktif yang sebaiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan Anda. Bayarlah utang secara teratur sesuai dengan rencana pembayaran yang telah Anda susun.
Jika memungkinkan, gunakan metode pembayaran utang otomatis atau auto debet untuk membayar utang secara tepat waktu dan menghindari keterlambatan pembayaran dengan pemotongan gaji.Â
Hati-hati juga dengan iklan pinjaman online (pinjol) menggiurkan yang sering muncul di beranda platform internet sehingga kita terhidar dari penawaran penawaran ber hutang onlineÂ