Sukses

Presiden Xi Jinping Rayu CEO AS Investasi di China

Investasi asing langsung di China telah merosot dalam beberapa bulan terakhir karena kombinasi dari pertumbuhan yang lebih lambat, tindakan keras terhadap peraturan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden China Xi Jingping bertemu lebih dari selusin CEO dan akademisi asal Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 27 Maret 2024. Langkah ini sebagai upaya pemerintah China memperbarui upayanya menarik kembali investor asing dan memperbaiki hubungan yang tegang dengan AS.

Dikutip dari CNN, Kamis (28/3/2024), investasi asing langsung di China telah merosot dalam beberapa bulan terakhir karena kombinasi dari pertumbuhan yang lebih lambat, tindakan keras terhadap peraturan. Selain itu, undang-undang keamanan nasional yang memberatkan dan pertanyaan tentang prospek jangka panjang China telah menggoyahkan kepercayaan terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Adapun kelompok CEO itu termasuk Cristiano Amon dari Qualcomm, Raj Subramaniam dari FedEx dan Stephen Schwarzman dari grup Blackstone.

Xi mengundang dunia usaha AS untuk terus berinvestasi di China dan menjanjikan reformasi lebih lanjut untuk membuka pasar negara itu bagi perusahaan asing. Hal itu berdasarkan hasil pertemuan yang dipublikasikan oleh Kementerian Luar Negeri.

“Prospek pertumbuhan ekonomi China cerah, dan kami memiliki keyakinan,” ujar dia sambil menambahkan kalau ekonomi China belum mencapai puncaknya.

Xi juga menyerukan masa depan yang lebih baik antara China dan AS. "Apakah itu bidang tradisional antara lain ekonomi, perdagangan dan pertanian atau bidang baru seperti perubahan iklim dan kecerdasan buatan, China dan Amerika Serikat harus saling membantu meningkatkan pembangunan,” ujar dia.

Xi menambahkan, hubungan bilateral telah menunjukkan perbaikan sejak dirinya bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di San Francisco pada November.

2 dari 4 halaman

Kata Pengamat

Mengutip CNN, gambaran pertemuan Xi Jinping dengan sejumlah tokoh dikelola hati-hati oleh media pemerintah China. Rekaman yang ditayangkan di stasiun televisi menunjukkan tamu-tamu Xi Jinping yang berasal dari AS giat mencatat dan mengangguk setuju saat pemimpin China tersebut terus berbicara.

Sementara itu, foto-foto yang dirilis oleh kantor berita pemerintah Xinhua menunjukkan peserta dari Amerika Serikat berjalan di belakang Xi Jinping secara serempak di karpet merah.

Foto grup yang mencolok yang diambil sebelum pertemuan juga menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang tidak diundang karena tidak ada satu pun perempuan di antara jajaran CEO dan akademisi AS.

"Tampaknya mereka adalah tamu senior yang menghadiri the China Development Forum, tetapi kurangnya keragaman gender,etnis, usia cukup mencolok, dan tidak mewakili keahliaan atau perspektif kebijakan mengenai China di AS,” ujar Profesor University of Texas-Austin, Sheena Chestnut Greitens.

3 dari 4 halaman

Serangkaian Langkah China

Pertemuan di Beijing’s Great Hall of the People terjadi setelah penutupan forum besar pemerintah yang mengundang pemimpin bisnis global untuk terlibat dengan pejabat China selama bertahun-tahun.

Sekitr 100 CEO global serta pimpinan organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, berada di Beijing pekan ini untuk menghadiri Forum Pembangunan China tahunan. Lebih dari 30 di antaranya adalah eksekutif Amerika Serikat,menurut media pemerintah China.

Beijing sedang berusaha untuk kembali hidupkan kembali kepercayaan diri dan menstabilkan perdagangan dan investasi luar negeri ketika China menghadapi tantangan ekonomi terbesar dalam beberapa dekade.

China telah meluncurkan serangkaian langkah sejak tahun lalu, termasuk rencana aksi 24 poin yang diterbitkan oleh kabinet pada awal bulan ini untuk menarik investasi asing dan memperluas akses pasar di sektor teknologi.

4 dari 4 halaman

Investor Global Tetap Waspada

Namun, investor global tetap waspada terhadap meningkatnya pengawasan China terhadap perusahaan-perusahaan barat serta perlambatan struktural.

Dalam dua bulan pertama 2024, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) ke China menyusut hampir 20 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini menunjukkan lemahnya kepercayaan di kalangan eksekutif global.

Kementerian Perdagangan menyebutkan, penurunan  itu terjadi setelah turun 8 persen pada 2023.

Ukuran lain dari FDI, kewajiban investasi langsung menunjukkan penurunan 82 persen pada 2023, menurut angka yang dirilis oleh Administrasi Devisa Negara. Angka itu merupakan terendah dalam 30 tahun terakhir.

Menurut survei yang dirilis oleh Kamar Dagang Amerika Serikat di China bulan lalu, 57% perusahaan AS kurang yakin China akan lebih membuka pasarnya bagi perusahaan asing.

China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5%, sama dengan tahun lalu. Namun, para pengamat pasar mengatakan tujuan tersebut “ambisius,” mengingat kurangnya langkah-langkah stimulus besar dari pemerintah pusat untuk secara langsung mengatasi lemahnya kepercayaan konsumen China dan keengganan mereka untuk berbelanja.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini dilanda berbagai masalah. Hal ini mencakup penurunan berkepanjangan dalam sektor real estate, deflasi, utang, menyusutnya populasi dan pergeseran kebijakan ekonomi ke arah tujuan ideologis yang telah mengguncang sektor swasta dan membuat takut investor asing.

Video Terkini