Sukses

BPS: Inflasi Beras Cetak Angka Tertinggi Sejak 2011

Secara bulanan komoditas beras masih mengalami inflasi sebesar 2,06 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen pada Maret 2024. Namun, tekanan inflasi sudah mulai menurun lantaran akan menghadapi panen raya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras masih mahal di tingkat eceran atau konsumen. Bahkan secara tahunan (year on year) tertinggi sejak tahun 2011.

"Inflasi beras year on year sebesar 20,07 persen ini tertinggi kalau kita bandingkan sejak Februari 2011. Pada saat itu sempat ada inflasi beras lebih tinggi sebesar 23,34 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Senin (1/4/2024).

Adapun secara bulanan komoditas beras masih mengalami inflasi sebesar 2,06 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen pada Maret 2024. Namun, tekanan inflasi sudah mulai menurun lantaran akan menghadapi panen raya.

"Pada Maret 2024 tekanan inflasi beras terlihat mulai melemah seiring dengan mulainya panen raya. Artinya terjadi peningkatan produksi beras di domestik," ujarnya.

Kendati harga beras sudah memasuki tren penurunan, namun BPS mencatat harga beras di tingkat eceran pada Maret 2024 masih naik 2,06 persen secara bulanan dan 20,07 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 15.517/kg.

Selain itu harga beras ditingkat grosir juga masih mahal, harganya naik masing-masing 0,90 persen secara bulanan dan secara tahunan dikisaran 20,64 persen yakni dikisaran Rp 14.528/kg.

Lebih lanjut, BPS mencatat pada Maret 2024 harga Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani dikisaran Rp 6.736/kg. Harga tersebut telah turun   7,24 persen secara bulanan, tapi disisi lain secara tahunan masih tinggi 27,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, harga Gabah Kering Giling (GKG) pada Maret 2024 dikisaran Rp 8.121/kg atau turun 5,47 persen, namun secara bulanan masih tinggi 34,22 persen secara tahunan. 

2 dari 3 halaman

Harga Masih Mahal, Bulog Kebut Impor Beras 2 Juta Ton

Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.

Penugasan impor dari pemerintah 3,6 juta ton, namun eksekusi sesuai dengan kebutuhan untuk penyaluran Bantuan Pangan, SPHP dan keperluan pemerintahan lainnya serta stok akhir tahun diatas 1,2 juta. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Perum Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri.

"Dengan penambahan kuota impor dari pemerintah, Perum Bulog akan melaksanakan tugas untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah," dikutip dari keterangan tertulis Perub Bulog, Kamis (21/3/2024).⁠

Impor tetap dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan.

Perum Bulog sigap untuk melaksanakan program pemerintah dalam rangka stabilisasi harga, agar masyarakat bisa mengakses beras dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog secara konsisten terus melakukan upaya-upaya untuk membantu mengatasi isu kelangkaan dan kenaikan harga beras, antara lain melalui program Bulpg Siaga.

3 dari 3 halaman

Harga Beras Hari Ini

Sejumlah harga pangan di tanah air mengalami penurunan di minggu kedua bulan suci Ramadhan. Dilansir dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 21 Maret 2024, misalnya harga komoditas cabai, daging ayam, beras hingga bawang merah mengalami penurunan.

Untuk komoditas cabai merah besar di kisaran Rp 32.200 per kg atau mengalami penurunan harga 56,63 persen. Kemudian, cabai merah keriting Rp 35.400 per kg atau turun 51,24 persen, cabai rawit hijau Rp 21.450 per kg atau turun 62,24 persen, dan harga cabai rawit merah Rp 35.250 per kg yakni turun 50 persen.

Selain itu, harga pangan yang mengalami penurunan ada bawang merah Rp 31.850 per kg atau turun 13,33 persen. Sementara untuk harga bawang putih masih mengalami mahal di kisaran Rp 41.00 per kg dari sebelumnya Rp 42.500 per kg.

Selanjutnya, harga daging ayam juga mengalami penurunan 17,66 persen yakni Rp 32.400 per kg. Untuk harga daging sapi di kisaran Rp 123.800 per kg atau turun 11,13 persen dari sebelumnya Rp 138.800 per kg

Sama halnya untuk komoditas beras medium juga turun 7,5 persen dikisaran Rp 14.800 per kg, sedangkan beras premium turun hingga 10,71 persen yakni Rp 15.000 per kg.