Sukses

Simpanan Orang Indonesia Naik 5,6%  per Februari 2024, Tembus Rp 8.441 Triliun

Dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan, giro dan deposito per Februari 2024 naik sebesar 5,66% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8.441 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, mencatat dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan, giro dan deposito per Februari 2024 naik sebesar 5,66% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8.441 triliun. 

Kendati begitu, jika dibandingkan dengan Januari 2024, pertumbuhan DPK justru mengalami pelambatan. Tercatat pada Januari DPK perbankan hanya tumbuh 5,8% yoy. 

Pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh kecukupan likuditas, misalnya alat likuid terhadap noncore deposit (AL/NCD) sebesar 121,98% dan AL/DPK 27,41%.

"Jauh di atas threshold masing-masing 50% (AL/NCD) dan 10% (AL/DPK)," kata Dian dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Maret 2024, Selasa (2/4/2024).

Di sisi lain, Dian menyoroti bahwa perbankan tetap perlu waspada terhadap risiko pasar dan dampaknya terhadap likuiditas. Lantaran masih terdapat sentimen terhadap suku bunga.

"Untuk itu perbankan diminta meningkatkan daya tahan menjaga permodalan dan coverage memadai dan secara rutin melakukan stress test," ujarnya.

Adapun Dian menyampaikan, pertumbuhan kredit per Februari 2024 masih tumbuh dua digit yakni 11,28% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 7.095 triliun.

"Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dnegan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari 2024 sebesar 11,28% year on year," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tabungan Masyarakat Makin Terkuras, Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Bakal Melambat

Sebelumnya, ekonom Senior yang sekaligus Mantan Menteri Keuangan priode 2013-2014 Chatib Basri,  mengatakan saat ini terjadi penurunan tingkat tabungan yang akan semakin mendorong pertumbuhan konsumsi mulai melambat.

Chatib menjelaskan, saat ini masyarakat mulai mengurangi permintaan baik untuk barang sekunder dan tersier.

"Itu ciri ekonomi yang mulai melambat kalau dia mulai mengurangi permintaan terhadap secondary dan tersier goods, kita mulai melihat adanya tekanan pada konsumsi," kata Chatib  Basri dalam acara seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis, Jakarta, Jumat (22/12/2023). 

Kendati demikian, Chatib menilai langkah yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat, yakni dengan memberikan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai. 

Menurutnya, pemberian bansos tersebut setidaknya bisa mempertahankan daya beli masyarakat, utamanya bagi masyarakat miskin.

3 dari 3 halaman

Survey Bank Indonesia

Adapun fenomena penurunan tingkat tabungan masyarakat Indonesia diungkapkan melalui survei konsumen yang dirilis Bank Indonesia. 

Bank Indonesia (BI) merilis data Survei Konsumen per Oktober 2023 yang menunjukkan banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungannya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini