Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku tak ada rencana untuk menambah impor beras tahun ini. Menurutnya, stok beras nasional bisa dipenuhi lewat penyerapan lokal.
Bayu mengakui produksi dalam negeri saat ini tengah menemui tantangan. Badai kering El Nino menjadi salah satunya. Kemudian, ada tantangan selanjutnya berupa badai basah La Nina. Bayu optimistis produksi lokal bisa mencukupi kebutuhan nasional.
Baca Juga
"InsyaaAllah cukup," kata Bayu dalam Media Gathering, di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Dia mengatakan, belum ada rencana untuk menambah impor tahun ini. Mengingat Bulog sudah mengantongi kuota impor sebesar 3,6 juta ton untuk 2024 ini.
Advertisement
Angka ini diluar dari 1 juta impor atas carry over dari kuota yang ditetapkan sejak tahun 2023 lalu.
"Semoga tidak, dari yang 3,6 (juta ton) ya bukan dari yang 1 (juta ton). Pokoknya pada saat ini saya tidak berniat untuk minta tambahan (impor)," tegas Bayu.
Dia mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini dalam kondisi aman. Data yang dikantonginya tercatat sebanyak 1,07 ton.
Kebut 2 Juta Ton Impor
Sebelumnya, Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.
Penugasan impor dari pemerintah 3,6 juta ton, namun eksekusi sesuai dengan kebutuhan untuk penyaluran Bantuan Pangan, SPHP dan keperluan pemerintahan lainnya serta stok akhir tahun diatas 1,2 juta. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Perum Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri.
"Dengan penambahan kuota impor dari pemerintah, Perum Bulog akan melaksanakan tugas untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah," dikutip dari keterangan tertulis Perum Bulog, Kamis (21/3/2024).
Impor tetap dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan.
Perum Bulog sigap untuk melaksanakan program pemerintah dalam rangka stabilisasi harga, agar masyarakat bisa mengakses beras dengan harga yang terjangkau.
Perum Bulog secara konsisten terus melakukan upaya-upaya untuk membantu mengatasi isu kelangkaan dan kenaikan harga beras, antara lain melalui program Bulpg Siaga.
Advertisement
Harga Beras Hari Ini
Sejumlah harga pangan di tanah air mengalami penurunan di minggu kedua bulan suci Ramadhan. Dilansir dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 21 Maret 2024, misalnya harga komoditas cabai, daging ayam, beras hingga bawang merah mengalami penurunan.
Untuk komoditas cabai merah besar di kisaran Rp 32.200 per kg atau mengalami penurunan harga 56,63 persen. Kemudian, cabai merah keriting Rp 35.400 per kg atau turun 51,24 persen, cabai rawit hijau Rp 21.450 per kg atau turun 62,24 persen, dan harga cabai rawit merah Rp 35.250 per kg yakni turun 50 persen.
Selain itu, harga pangan yang mengalami penurunan ada bawang merah Rp 31.850 per kg atau turun 13,33 persen. Sementara untuk harga bawang putih masih mengalami mahal di kisaran Rp 41.00 per kg dari sebelumnya Rp 42.500 per kg.
Selanjutnya, harga daging ayam juga mengalami penurunan 17,66 persen yakni Rp 32.400 per kg. Untuk harga daging sapi di kisaran Rp 123.800 per kg atau turun 11,13 persen dari sebelumnya Rp 138.800 per kg
Sama halnya untuk komoditas beras medium juga turun 7,5 persen dikisaran Rp 14.800 per kg, sedangkan beras premium turun hingga 10,71 persen yakni Rp 15.000 per kg.