Liputan6.com, Jakarta Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman melihat bahwa proses persidangan sengketa hasil pemilihan umum atau pemilu 2024 tidak akan mempengaruhi minat investor asing pada Indonesia.
"Apakah (sengketa hasil pemilu) akan mempengaruhi minat investor asing? Kami rasa tidak. Karena sengketa pemilu itu bukan peristiwa yang aneh," kata Helmi dalam konferensi pers Citi Indonesia di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Disebutkannya, sengketa hasil pemilu bukan peristiwa luar biasa dan hanya fenomena normal dalam lingkup demokrasi yang sehat.
Baca Juga
Helmi pun menyoroti pemilu di Amerika Serikat pada tahun 2020 yang juga terjadi banyak drama.
Advertisement
Ekonomi Indonesia
Terkait kinerja ekonomi, Helmi mengatakan, Citi masih memandang positif outlook pertumbuhan Indonesia. Dia menilai, industri manufaktur, terutama logam dasar menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini
"Dengan penyelesaian pemilu satu putaran, di satu sisi stimulus berupa belanja kampanye berakhir lebih cepat dibandingkan dengan apabila pemilu dijalankan dalam dua putaran. Ketidakpastian politik juga berakhir dengan lebih cepat karena satu putaran," paparnya.
"Terlebih kalau kita lihat manifesto Presiden terpilih mengedepankan keberlanjutan berbagai kebijakan pemerintahan pak Jokowi. Ini membuka jalan untuk percepatan pemulihan stimulus investasi sektor swasta," lanjutnya.
Pemilu Selesai, BI Pede Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Melesat di Atas 5%
Bank Indonesia (BI) menyebut pasca Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 selesai, dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 tembus 5,1 persen.
"Ini tentu saja didomestiknya dengan adanya pemilu telah selesai, ini akan mendorong optimisme. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 2024 antara 4,7-5,5 persen. Kira-kira titik tengahnya disekitar 5,1 persen di tahun 2024," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024, Kamis (29/2/2024).
Menurutnya, sangat perlu untuk membangun optimisme bersama, meskipun dilevel global perekonomiannya masih dibayang-banyangi oleh ketidakpastian yang tinggi.
"Saya kira perlu untuk membangun optimisme kita bersama, untukdomestic ekonomi dengan kondisi global seperti itu sebenarnya uncertainty mereda tapi masih tinggi, itu yang dari sisi globalnya," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Juda, Bank Indonesia juga memprediksi inflasi di dalam negeri masih terjaga dikisaran 2-3 persen, serta pertumbuhan kredit ditargetkan mampu mencapai 10-12 persen tahun ini.
"Inflasi kami perkirakan juga masih terjaga, sangat terjaga di kisaran range Bank Indonesia 2-3 persen dan pertumbuhan kredit 10-12 persen di tahun ini," ujarnya.
Advertisement
Ekonomi Global
Disisi lain, Bank Indonesia juga memprediksi perekonomian global tahun 2024 lebih rendah yakni 3 persen, dibandingkan kondisi perekonomian tahun 2023 yang sebesar 3,1 persen.
"Kami perkirakan perekonomian global tahun 2024 3 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 2023," uajrnya.
Pertumbuhan Ekonomi GlobalKendati pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksikan masih akan lemah, kata Juda, laju pertumbuhan ekonomi global 2024 justru lebih kuat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Berangkat dari global kita mungkin cautious optimistic. Kalo kita lihat perekonomian global kami perkirakan 2024 memang lebih rendah dari 2023, tapi angkanya akan lebih tinggi dari perkiraan kita sebelumnya," pungkas Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut.