Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti capaian literasi dan inklusi keuangan syariah di dalam negeri yang masih menjadi tugas bersama setiap tahun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan bahwa survei nasional yang dilakukan setiap 3 tahun menunjukkan pergerakan yang kecil.
Baca Juga
Friderica mencatat, dari tahun 2019 ke 2022 indeks literasi keuangan syariah tetap berada di kisaran 9%, dengan indeks inklusi keuangan di angka 12%.
Advertisement
"Hanya naik nol koma sekian dan tetapi untuk inklusi keuangan naik dari 9% ke 12%," ungkap Friderica dalam Puncak Acara GERAK Syariah OJK, disiarkan pada Kamis (4/4/2024).
Kemudian di tahun 2023, OJK akhirnya mendapat kabar baik. Friderica mengatakan, hasil survei ini belum secara resmi disampaikan kepada publik dan perdana diumumkan Kamis (4/4) hari ini.
"(Survei) pada tahun 2023 ini dilakukan oleh BPS yang memang ahlinya untuk melakukan survei secara nasional dan alhamdulillah bisa kita sampaikan bahwa indeks literasi keuangan syariah dari 9% naik jadi 39%," kata Friderica.
"Tetapi inklusinya (inklusi keuangan) masih tetap di 12%. Jadi rasanya ini adalah PR kita semua. Bagaimana supaya produk keuangan syariah semakin bisa secara inklusif dimanfaatkan masyarakat kita," lanjutnya.
Ruang Tumbuh Masih Besar
Friderica pun menceritakan pengalamannya saat melakukan perjalanan ke Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu, di mana ia bertemu dengan seorang warga yang mengatakan kepadanya "ingin memiliki rekening bank syariah".
"Jadi ini kita enggak ngomongin di luar Jawa, masih di Jawa, di pucuk gunung Widosari. Di sana mereka mengatakan; 'bu saya ingin punya rekening bank syariah'. Tapi sayangnya tidak ada cabang bank di sana, karena itu di pucuk gunung," ceritanya.
Maka dari itu, Friderica menekankan, pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan peran dari laku pandai untuk inklusi produk produk keuangan syariah, juga untuk UMKM-UMKM yang inginnya mendapat pembiayaan dari institusi keuangan syariah bisa terfasilitasi.
"Room to grow kita masih besar. Jadi ini menjadikan semangat kita supaya tahun mendatang inklusi keuangan kita bisa lebih dari 12%," pungkasnya.
OJK Gelar Gerak Syariah 2024 untuk Dongkrak Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
Sebelumnya, untuk mengoptimalkan dan menyemarakkan bulan Ramadan serta meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan rangkaian kegiatan melalui Gebyar Ramadhan keuangan syariah atau yang disingkat menjadi Gerak Syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi berharap program ini akan semakin menggiatkan dan menggerakkan berbagai upaya untuk mendorong keuangan syariah di Indonesia.
"Program gerak Syariah ini satunya untuk mengorkestrasi kegiatan literasi dan juga inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia secara masif dan merata sepanjang bulan Ramadhan 1445 hijriah ini,” kata Friderica dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2024, Rabu (13/3/2024).
Friderica menambahkan, Gerak Syariah memiliki makna Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya agar terus bergerak menebarkan manfaat dan keberkahan melalui upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat.
Advertisement
Momen Ramadan
"Saya sangat mengharapkan agar kolaborasi ini dapat berjalan baik sepanjang Ramadhan ini dan juga kantor OJK serta PUJK Syariah akan secara aktif menyemarakan bulan suci ini melalui gerakan kampanye keuangan syariah nasional,” jelas Friderica.
Adapun Menurut Friderica, bulan Ramadhan merupakan momen tepat untuk masyarakat Indonesia lebih mengenal dan menggunakan produk serta layanan keuangan syariah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, Ismail Riyadi menuturkan acara Gerak Syariah 2024 akan dilakukan sepanjang bulan Ramadhan 1445 hijriah dengan mengadakan program edukasi melalui podcast, konten media sosial, dan webinar.