Sukses

Kementan Gencarkan Pompanisasi di Jabar, Petani CSA Tak Lagi Cemas Ancaman El Nino

Pompanisasi dipastikan dapat membantu petani untuk tetap berproduksi dan meningkatkan indeks pertanaman meski dibayangi ancaman El Nino

Liputan6.com, Jakarta Potensi 343 ribu hektar lahan sawah di Provinsi Jawa Barat menjadi target program pompanisasi dari Kementerian Pertanian RI. Dari potensi tersebut, 84 ribu hektar di Kabupaten Subang, lokasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] pada 14 dari 30 kecamatan di bawah koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di tingkat kecamatan.

Petani dan penyuluh berwawasan CSA di Kabupaten Subang yang tersebar pada 14 BPP menyambut antusias dukungan pompanisasi bagi pengairan lahan persawahan. Pasalnya, pompanisasi memberi peluang petani mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air secara tepat dan efisien.

Antusias petani CSA Subang ditandai kunjungan kerja [Kunker] Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman didampingi Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin meninjau areal persawahan di Desa Sumurbarang, Kecamatan Cibogo, Rabu [3/4].

Kunker Mentan Amran untuk mengecek penggunaan pompa di Subang, seraya menegaskan pompanisasi dipastikan dapat membantu petani untuk tetap berproduksi dan meningkatkan indeks pertanaman meski dibayangi ancaman El Nino. Diakui, tantangan iklim berpotensi menyulitkan petani mengakses air dan kerapkali menjadi hambatan petani untuk berproduksi.

“Kami beri kesempatan luas pada gubernur dan seluruh bupati dan walikota di Jawa Barat. Dua bulan ini berapa saja pompa yang dibutuhkan untuk upland, karena ada potensinya 343 ribu hektar," katanya.

Mentan Amran menambahkan, kalau bisa digarap dengan baik, Jabar bisa meningkatkan produksi 2,5 juta ton. Nilainya 25 triliun, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Dia mengingatkan, petani berproduksi wajib didukung penuh, karena hidup dan matinya suatu bangsa tergantung pangan. Air, pupuk dan teknologi mekanisasi menjadi aspek penting yang wajib dipastikan ketersediaannya, karena akan secara langsung mendukung aktivitas produksi petani di lapangan.

PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin mengapresiasi program pompanisasi oleh Mentan Amran, yang diyakini berdampak signifikan pada peningkatan produksi pertanian khususnya produksi padi di wilayahnya.

“Tentu kami menyambut baik tawaran Mentan. Kadis Pertanian akan langsung bekerja hari ini, untuk koordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Produksi

Tadi disampaikan Mentan, ungkap Bey Machmudin, tidak hanya untuk sawah tadah hujan, juga menambah produksi secara keseluruhan. "Kami yakin tahun ini, target [produksi padi Jabar] akan tercapai, bahkan melebihi."

Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, Kabupaten Subang tercatat memiliki luas lahan 84.000 hektar, sebagian besar menghadapi kendala irigasi sehingga hanya dapat menanam satu kali dalam setahun.

Pejabat Bupati Subang, Imran mengatakan pompanisasi dapat mengoptimalkan penanaman padi di wilayahnya menjadi dua bahkan tiga kali dalam setahun.

Program SIMURPKepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.

Kementan meyakini CSA dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP]berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani.

 

3 dari 3 halaman

Pendekatan CSA

Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.

Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.

Sementara Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.

"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini