Sukses

Masuk Musim Mudik Lebaran, Rupiah Ditutup Perkasa Lawan Dolar AS

Rupiah ditutup menguat 44 point terhadap dolar AS dalam perdagangan Jumat sore (5/4)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah menjelang akhir pekan dan libur Lebaran pada Jumat, 5 April 2024.

USD melemah ketika antisipasi data utama nonfarm payrolls mendorong lebih banyak kehati-hatian terhadap suku bunga Federal Reserve.

Selain itu, juga ada kekhawatiran akan memburuknya konflik di Timur Tengah, ketika Iran mengancam akan melakukan tindakan militer terhadap Israel, membuat selera risiko sebagian besar tetap lemah. Adapun perdagangan regional yang melemah karena libur di pasar Tiongkok.

“Komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve juga mendukung greenback, setelah Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat menyebabkan bank sentral tidak memangkas suku bunga sama sekali pada tahun 2024,” ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis, dikutip Jumat (5/4/2024).

Komentar Kashkari datang menyusul serangkaian sinyal serupa dari pejabat The Fed lainnya. Hal itu memicu kerugian besar di Wall Street dan membuat sebagian besar pedagang waspada terhadap aset-aset yang didorong oleh risiko.

Sementara itu, di Asia, beberapa pejabat tinggi Jepang memperingatkan risiko pelemahan Yen yang berkelanjutan dapat menyebabkan pemerintah melakukan intervensi di pasar mata uang. Ini menjadi peristiwa yang pasti akan memicu kenaikan kuat yen dalam jangka pendek.

“Namun komentar terbaru dari pejabat BOJ juga menunjukkan bahwa mereka memperkirakan akan lebih memperketat kebijakan moneter tahun ini di tengah meningkatnya inflasi,” jelas Ibrahim.

Rupiah Menguat pada Jumat, 5 April 2024

Rupiah ditutup menguat 44 point dalam perdagangan Jumat sore (5/4), walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel 15.848 dari penutupan sebelumnya di level 15.892.

Sedangkan untuk perdagangan pada 16 April 2024 mendatang, Rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat direntang 15.810-15.870

 

2 dari 2 halaman

Cadangan Devisa RI Turun

Posisi cadangan devisa Indonesia melanjutkan tren penurunan pada Maret 2024.

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia mencapai USD 140,4 miliar pada akhir Maret 2024, menurun dibandingkan posisi USD 144,0 miliar pada akhir Februari 2024.

Penurunan ini antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sedangkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Meski turun, Ibrahim melihat, posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi.

“Di samping itu, Bank Indonesia juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” katanya.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia. Dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Ibrahim.