Sukses

Butuh 3 Bulan, Tol Bocimi yang Longsor Diperbaiki Permanen Usai Lebaran 2024

Telah terjadi longsor pada jalan tol Bocimi seksi 2 pada KM 64+600 A dari arah Jakarta menuju Sukabumi pada hari Rabu, 3 April 2024 pukul 20.00 WIB lalu. Titik ini dekat dengan exit toll Parungkuda.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan proses perbaikan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) akan dilakukan selepas Lebaran 2024. Khususnya perbaikan secara permanen usai terdampak longsor beberapa waktu lalu.

Basuki mengatakan, dalam waktu dekat, Tol Bocimi akan lebih dulu diperbaiki dan dicoba rekayasa lalu lintas agar bisa digunakan arus mudik lebaran Idulfitri 1445 Hijriah. Namun, untuk perbaikan bidang jalan yang longsor secara permanen membutuhkan waktu selama 3 bulan.

"Akan diupayakan agar Senin atau Selasa (8-9 April 2024) dapat dibuka. Setelah itu akan ditangani secara permanen setelah lebaran, kira-kira 2-3 bulan penanganannya,” ucap Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi longsor Jalan Tol Bocimi, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (6/4/2024).

Perlu diketahui, telah terjadi longsor pada jalan tol Bocimi seksi 2 pada KM 64+600 A dari arah Jakarta menuju Sukabumi pada hari Rabu, 3 April 2024 pukul 20.00 WIB lalu. Titik ini dekat dengan exit toll Parungkuda.

Atas kejadian tersebut, jalan dari arah Jakarta ke Sukabumi diarahkan untuk keluar ke Gerbang Tol Cigombong. Begitupun untuk arah sebaliknya diarahkan untuk masuk melalui GT Cigombong.

Kerusakan Berat

Sebelumnya, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Pemangku Kepentingan, Sony Sulaksono Wibowo mengatakan, terjadi kerusakan yang cukup berat terkait longsor di Bogor, Ciawi, Sukabumi (Bocimi).

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian longsor itu terjadi sekira pukul 20.00 WIB.

"Terkait dengan kerusakan longsor di Bocimi ya, memang kita sudah mengevaluasi ke sana dan memang agak berat kerusakannya. Karena ini sampai satu ruas jalan ya, dan ini kalau kita paksakan perbaikan untuk kegiatan mudik dan balik, saya kira terlalu riskan," kata Sony kepada wartawan, Kamis (4/4/2024).

 

2 dari 3 halaman

Butuh Waktu Lama

 

Sehingga, kemungkinan besar untuk memperbaiki ruas jalan tersebut tidak membutuhkan waktu yang singkat dan memakan waktu yang berbulan-bulan.

"Jadi kemungkinan besar kalau pengalaman dari longsor-longsor sebelumnya itu mungkin bisa dua, tiga bulan baru bisa diselesaikan ya," ujarnya.

PT Trans Jabar Tol (TJT) sebelumnya membenarkan telah terjadi insiden longsor pada jalan tol Ciawi - Sukabumi (Bocimi) seksi 2 pada KM 64+600 A dari arah Jakarta menuju Sukabumi pada hari Rabu, (3/4) malam. Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden longsor Tol Bocimi tersebut.

"Atas kejadian tersebut, terdapat 2 orang korban luka ringan yang telah dievakuasi dan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat. Tidak terdapat korban jiwa atas kejadian tersebut," tulis Management PT Trans Jabar Tol dalam pernyataannya, Kamis (4/4).

Total terdapat 3 kendaraan yang menjadi korban longsor Tol Bocimi tersebut, yaitu 2 mobil MPV dan 1 truk.

3 dari 3 halaman

Menhub: Tol Bocimi Longsor Murni Akibat Bencana

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan amblesnya jalan tol di kilometer 64 Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi bukan kesalahan siapa-siapa melainkan memang murni terjadi akibat bencana.

“Itu adalah bencana. Bukan karena kesalahan siapa-siapa. Karena memang tanah di daerah Sukabumi itu sangat fragile atau rentan. Kereta api kita dua kali longsor di situ," kata Budi Karya Sumadi kepada wartawan usai acara FGD Kebijakan Angkutan Lebaran, Jumat (5/4/2024).

Budi menambahkan tidak memungkiri bencana longsor ini akan mempengaruhi pergerakan masyarakat selama mudik Lebaran 2024.

“Seperti kita tahu Bocimi ini baru 1 tahun. Dulu-dulunya masyarakat menggunakan jalan arteri yang ada dan kereta api. Hari ini, siang tadi Menteri PUPR dan Kakorlantas datang, tadinya ingin diselesaikan sebelum Lebaran, tapi saya tidak tahu karena kalau geserannya agak besar, sulit. Tetapi saya pikir memang agak macet, tapi bukan tidak ada jalan,” jelasnya.

Maka dari itu untuk mengatasi kejadian ini, Budi menuturkan pemerintah menyiapkan sejumlah opsi untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan.