Liputan6.com, Jakarta - McDonald's akan membeli seluruh 225 restoran waralabanya di Israel, beberapa pekan setelah mengatakan perang Israel-Hamas menekan bisnisnya.
Melansir CNN Business, dikutip Minggu (14/4/2024) raksasa makanan cepat saji itu mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan waralaba Israel Alonyal untuk membeli restoran waralaba McDonald’s (MCD) milik perusahaan tersebut di negara itu.
Baca Juga
"Selama lebih dari 30 tahun, Alonyal Limited dengan bangga menghadirkan Golden Arches ke Israel dan melayani komunitas kami," ungkap CEO dan pemilik Alonyal, Omri Padan dalam keterangannya.
Advertisement
Alonyal mempekerjakan lebih dari 5.000 orang di seluruh restoran McDonald's di negara tersebut.
Sementara itu, McDonald's menambahkan dalam pernyataannya kalau "tetap berkomitmen terhadap pasar Israel dan memastikan pengalaman karyawan dan pelanggan yang positif di pasar di masa depan".
Namun, keduanya tidak mengungkapkan ketentuan terkait kesepakatan pembelian tersebut.
Seperti diketahui, sebagian besar gerai McDonald’s di seluruh dunia dijalankan oleh operator waralaba lokal.
Operator-operator ini dalam banyak hal bertindak sebagai bisnis independen, salah satunya menetapkan upah dan harga dan, jika dirasa perlu, memberikan pernyataan atau sumbangan sesuai kebijakan mereka.
Pendekatan tersebut telah membantu McDonald’s menjadi fenomena global, dengan lebih dari 41.000 restoran di seluruh dunia pada tahun 2023.
Namun hal ini juga berarti perusahaan asal Amerika Serikat tersebut tidak dapat mendikte bagaimana setiap operator harus merespons dalam suatu krisis.
Sebelumnya, CEO Chris Kempczinski mengatakan perusahaannya mengalami dampak bisnis di Timur Tengah karena serangan Israel di Gaza.
"Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal," terang dia dalam presentasi pendapatan perusahaan pada Februari 2024.
McDonald's Hadapi Boikot Besar-besaran di Berbagai Negara
Setelah serangan di Gaza pecah pada 7 Oktober, di mana militan Hamas membunuh lebih dari 1.200 tentara Israel dan warga sipil serta menculik sekitar 200 orang lainnya, Alonyal menawarkan diskon kepada tentara lokal dan pasukan keamanan.
Banyak operator McDonald’s di wilayah yang lebih luas dengan cepat menjauhkan diri dari tindakan perusahaan Israel tersebut.
Kelompok waralaba di Kuwait dan Pakistan, misalnya, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka tidak berbagi kepemilikan dengan waralaba Israel.
Seperti merek makanan cepat saji Amerika lainnya, McDonald’s terkena boikot di beberapa pasar di wilayah tersebut, dan meluas ke kawasan lainnya di Asia.
Advertisement
McDonald’s Tutup Seluruh Bisnis di Negara Ini
Perusahaan makanan cepat saji ternama Amerika Serikat, McDonald's telah mengakhiri perjanjian dengan mitra lokalnya di Sri Lanka dan seluruh gerai di negara tersebut telah ditutup.
Keputusan penutupan bisnis McDonald’s diungkapkan oleh pengacara perusahaan tersebut pada Minggu, 24 Maret 2024.
Gerai-gerai McDonald’s di seluruh Sri Lanka tutup pada 24 Maret setelah raksasa makanan cepat saji asal AS itu melancarkan gugatan hukum dengan pemegang waralaba lokalnya atas tuduhan kebersihan yang buruk.
Mengutip The Straits Times, Rabu (27/3/2024), pejabat pengadilan mengatakan bahwa Pengadilan Tinggi Komersial Kolombo memerintahkan penutupan hingga 4 April, setelah perusahaan induk McDonald’s menuduh pemegang waralaba lokal gagal memenuhi standar kebersihan internasional
"Penutupan diperintahkan sambil menunggu penyelidikan,” kata seorang pejabat pengadilan".
"Perusahaan induk memutuskan untuk mengakhiri perjanjian dengan pewaralaba karena masalah standar,” kata Sanath Wijewardane, pengacara McDonald’s.Mereka tidak berbisnis di negara ini. Mereka mungkin memutuskan untuk kembali dengan pewaralaba baru," lanjutnya.
Dia mengatakan kesepakatan itu dibatalkan pada 20 Maret, namun toko-toko tersebut terus beroperasi selama beberapa hari.
Namun, Wijewardane menolak merinci lebih lanjut terkait pembatalan, namun media lokal melaporkan bahwa McDonald’s mengajukan gugatan terhadap mitra lokalnya, Abans, atas tuduhan kebersihan yang buruk.
Diketahui, Abans telah memegang waralaba tersebut dengan 12 gerai sejak McDonald’s masuk ke Sri Lanka pada tahun 1998.
Kini, sebuah pemberitahuan yang terlihat di luar gerai McDonald’s Sri Lanka pada tanggal 24 Maret menyatakan bahwa gerai tersebut “tutup” dan tidak ada indikasi akan dibuka kembali.
Keluarnya McDonald’s dari Sri Lanka terjadi ketika negara berpenduduk 22 juta jiwa itu sedang dalam tahap pemulihan dari krisis keuangan besar-besaran.