Sukses

Pemerintah Antisipasi Lonjakan Konsumsi Energi Jelang Lebaran 2024

Hasil pemantauan tim Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI 2024), terjadi lonjakan konsumsi energi nasional pada produk gasoline dan gasoil hingga Sabtu, 6 April 2024.

Liputan6.com, Jakarta Setelah melakukan peninjauan di sejumlah titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terminal BBM, pembangkit dan transmisi ketenagalistrikan, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersedian pasokan energi semasa libur Ramadan dan Lebaran 2024.

Sisi peningkatan konsumsi dan penyediaan energi jadi fokus perhatian selaras dengan kelancaran pelayanan pendistribusian.

Hasil pemantauan tim Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI 2024), terjadi lonjakan konsumsi energi nasional pada produk gasoline dan gasoil hingga Sabtu, 6 April 2024. Hal ini seiring dengan pergerakan jumlah pemudik menyusul berakhirnya aktivitas perkantoran.

Secara rincian, pertalite naik 11%. pertamax naik 24%, turbo naik 90% serta kerosene naik 43% dibandingkan hari normal. Sedangkan pada gasoil, solar juga mengalami kenaikan 9%, dexlite naik 29%, dan dex naik 33%.

"Menghadapi lebaran kali ini, tingginya angka pemudik dibanding tahun 2023 lalu meski diantisipasi dengan mengamankan gasoline. Perlu diperhatikan juga kantong-kantong (lokasi BBM) yang relatif padat dilalui pemudik," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat memberikan pengarahan kepada Satgas RAFI secara virtual di Jakarta, Sabtu (6/4/2024).

Terpusatnya pergerakan mudik, sambung Arifin, ke arah Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara pada akhir pekan ini seiring dengan realisasi harian BBM di sejumlah provinsi.

Sumatera Selatan menjadi wilayah tertinggi mengalami peningkatan gasoline sebesar 27%, disusul Lampung (26%); Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur (23%); Bali, Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat dan (16%); Jawa Barat dan Jawa Tengah (13%); DI Yogyakarta dan Jawa Timur (12%); Banten (9%); dan DK Jakarta (6%).

Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur (24%) jadi wilayah dengan penambahan konsumsi tertinggi gasoil. Kemudian diikuti oleh Bengkulu dan DK Jakarta (19%); Sumatera Selatan (17%); Banten (14%); Jawa Barat (13%); Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (11%).

Kemudian Jawa Timur (8%); Bangka Belitung (7%); Lampung (6%) dan Bali (3%). Sebaliknya DI Yogyakarta (-9%) dan Jambi (-7%) jadi provinsi yang mengalami penurunan penggunaan gasoil. "Khusus sektor industi, gasoil turun drastis 22%, tapi pada armada laut naik 17%," jelas Arifin.

 

2 dari 2 halaman

Jalur Mudik

Arifin mengutarakan selain ketersedian BBM di jalur mudik, pergerakan kendaraan pada destinasi wisata juga menjadi salah satu yang perlu diantisipasi dan terpenuhi.

Kendati begitu, pengawasan yang terintegrasi berbasis digital, seperti implementasi kode QR harus dikawal ketat agar penyaluran BBM bisa sesuai dengan yang sudah ditentukan.

Di samping BBM, pergerakan grafik konsumsi juga nampak dari pemanfaatan Avtur yang melonjak hingga 15% dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sektor rumah tangga sebesar 2,1%. "Kecukupan energi harus tetap dijaga demi menjamin kenyamanan mudik," tegas Arifin.

Di sisi lain, Menteri ESDM meminta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) siap sedia memastikan pasokan listrik tidak mengalami gangguan selama masa liburan Idulfitri berakhir. Apabila terjadi gangguan, proses penanganan dan komunikasi harus dilakukan secara intens.

"Tidak boleh ada kegiatan Lebaran yang terganggu karena listriknya padam di ruang publik, baik di tempat ibadah, rumah sakit, bandara, stasiun, alun-alun, maupun pusat kegiatan masyarakat lainnya. Saya minta tim Satgas RAFI tetap siaga. Kalau ada masalah, tolong segera komunikasikan dengan baik," tutupnya.Â