Sukses

Harga Emas Kembali Cetak Rekor Termahal sepanjang Masa, Kali Ini Sentuh USD 2.372

Realisasi data harga produsen AS meningkatkan harapan penurunan suku bunga AS pada tahun ini sehingga mendorong kenaikan harga emas dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis. Pendorong kenaikan harga emas hari ini karena data harga produsen Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.

Realisasi data harga produsen AS ini meningkatkan harapan penurunan suku bunga AS pada tahun ini sehingga mendorong kenaikan harga emas dunia.

Selain itu, kekhawatiran geopolitik yang terus berlanjut menambah kilau logam mulia ini.

Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), harga emas di pasar spot naik 1,7% menjadi USD 2.372 per ounce. Angka ini melampaui harga emas pada Selasa kemarin yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa di kisaran USD 2.357 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,8% menjadi USD 2.390 per ounce.

Ikut mendorong kenaikan harga emas dunia, nilai tukar dolar AS dan imbal hasil obligasi AS melemah setelah data harga produsen AS dirilis.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) naik 0,2% bulan ke bulan di Maret, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei.

“Data PPI dirilis sedikit lebih rendah dari perkiraan dan hal ini tetap menghidupkan harapan kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir tahun, sebagai hasilnya harga emas naik,” kata Direktur perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.

“Pembelian bank sentral dan ketidakpastian geopolitik terus menjadi pilar pendukung pasar emas,” tambah Meger.

 

2 dari 3 halaman

Penurunan Suku Bunga

Para pedagang bertaruh bahwa The Fed dapat memulai penurunan suku bunga paling cepat pada pertemuannya di akhir bulan Juli, setelah data inflasi dirilis.

Emas secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi, namun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, data pada hari Rabu menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret.

“Untuk kenaikan harga berikutnya, kita masih perlu melihat kembalinya permintaan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas dan hal itu mengharuskan The Fed mengindikasikan penurunan suku bunga,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Perak di pasar spot naik tipis 0,6% menjadi USD 28,14 per ounce. Platinum naik 2,2% menjadi USD 981,10 dan paladium turun 0,5% menjadi USD 1.045,75.

Di tempat lain, penambang terdiversifikasi Sibanye Stillwater mengatakan pihaknya dapat memangkas lebih dari 4.000 pekerjaan karena merestrukturisasi operasi emasnya di Afrika Selatan. Mereka telah memangkas sekitar 2.000 pekerja di operasi platinum group metal (PGM).

3 dari 3 halaman

Harga Kemarin

Harga emas tergelincir dari level tertinggi pada hari Rabu karena hasil dolar AS dan Treasury menguat setelah cetakan inflasi yang lebih kuat dari yang diperkirakan melunakkan ekspektasi dari pemotongan tarif awal A.S.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/4/2024), harga emas dunia di pasar Spot turun 0,6% menjadi USD 2.338,13 per ons. Harga emas di pasar Futures A.S. kehilangan 0,5% menjadi USD 2.351,80.

Indeks Dolar AS naik 0,5% dan hasil Treasury AS melonjak setelah data, membuat bullion yang tidak menghasilkan lebih menarik.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga konsumen naik 0,4% setiap bulan di bulan Maret, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Harga emas tersandung dengan data CPI yang lebih kuat dari yang diperkirakan berkontribusi terhadap harapan kemudian dan lebih sedikit pemotongan oleh Fed, kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen yang berbasis di New York. “Namun, mari kita tunggu dan lihat; Karena emas telah tangguh dalam menghadapi data yang kuat selama menjalankan yang luar biasa ini, ”tambah Wong.