Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memaparkan rencana operasional dan langkah-langkah yang telah disusun, guna kelancaran arus balik Lebaran yang puncaknya diperkirakan akan terjadi pada 13 dan 14 April 2024.
Terkait arus balik Lebaran 2024, Menhub mengungkap bahwa jika melihat dari pengalaman tahun lalu, titik paling krusial adalah di daerah Salatiga sampai ke Semarang, yang notabene merupakan lokasi pertemuan para pemudik dari arah Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur.
Baca Juga
Karena itu, kata Menhub, seluruh pihak harus mempersiapkan arus balik dengan baik, terutama di periode puncak.
Advertisement
"Oleh karenanya, untuk baliknya seperti Presiden waktu itu anjurkan, kembalinya lebih awal. Kalau bisa besok atau lusa, Sabtu. Karena Minggu dan Senin pasti ada kenaikan yang besar," ujar Menhub, Jumat (12/4/2024).
Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, arus balik Lebaran punya karakteristik yang berbeda dengan arus mudik.
Menurut dia, jika arus mudik gerakannya sentrifugal (menyebar), arus balik justru sentripetal alias mengerucut ke salah satu titik, yakni ibukota dan sekitarnya. Sehingga, pengelolaan arus balik tentu jauh lebih sulit dibanding saat arus mudik.
"Karena itu nanti mohon kesadarannya para pemudik agar betul-betul mematuhi kedisiplinan agar semua yang akan masuk kembali bekerja di ibukota Jakarta dan sekitarnya bisa dilayani dengan baik, baik oleh Korlantas, oleh Kementerian Perhubungan, maupun Kementerian PUPR, dan kementerian-kementerian yang lain," pintanya.
Â
Rekayasa Lalu Lintas
Di sisi lain, Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan memaparkan terkait rekayasa lalu lintas yang akan kembali diterapkan selama arus balik. Skema lalu lintas satu arah (one way) akan diberlakukan dari Km 414 Kalikangkung sampai Km 72 Jakarta-Cikampek. Sementara sistem contraflow sampai Km 47, dan ganjil genap dari Km 414-0 di Jakarta-Cikampek.
Selain itu, akan dilakukan pula penindakan terhadap truk 3 sumbu atau lebih yang masih nekat beroperasi selama masa arus balik.
"Penindakan akan difokuskan pada kendaraan yang akan menyeberang ke Bakauheni atau sebaliknya, serta yang melewati jalur Trans Jawa atau arteri Pantura," imbuh Aan.
Terkait evaluasi penerapan contraflow, Aan menuturkan, kebijakan tersebut sejatinya masih dibutuhkan. Khususnya saat jumlah kendaraan sedang padat. Ini disimpulkan setelah melakukan beberapa kali rapat, kajian, dan meminta pendapat ahli.
Namun, akan ada beberapa perbaikan dalam penerapan contraflow pada arus balik, terutama terkait keamanan dan keselamatan.
Â
Advertisement
Kepadatan Pelabuhan
Dalam hal ini, pihak Kepolisian akan memberikan reflektor di dua bagian jalan, menempatkan petugas di setiap median jalan, hingga menyiapkan safety car untuk pengawalan guna menjaga kecepatan kendaraan yang melintas, di mana maksimal hanya 60 km per jam.
Sedangkan untuk di pelabuhan, Polda Lampung telah menyiapkan buffer zone untuk menerapkan delaying sistem. "Di buffer zone itu nanti ada screening ticket, jadi tidak ada calon penumpang yang tidak bertiket masuk ke pelabuhan. Kalau masih ada, kita akan putar balik kembali ke buffer zone terdekat," kata Aan.