Sukses

Harga Emas Melonjak Imbas Ketegangan di Timur Tengah, Investor Masuk Investasi Safe Haven

Harga emas berjangka Amerika Serikat naik 0,1 persen ke posisi USD 2.374,1. Sedangkan harga emas di pasar spot turun 1,5 persen ke posisi USD 2.336,87 per ounce usai sentuh level tertinggi sepanjang masa.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menguat hingga menyentuh level tertinggi sepanjang masa di atas USD 2.400 per ounce pada perdagangan Jumat, 12 April 2024. Harga emas kembali sentuh level tertinggi seiring ketegangan di Timur Tengah mendorong investor untuk mencari aset investasi yang aman.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/4/2024),  harga emas di pasar spot turun 1,5 persen ke posisi USD 2.336,87 per ounce. Harga emas melemah setelah mencapai rekor tertinggi di USD 2.419,79. Pada pekan ini, harga emas naik sekitar 1 persen.Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat naik 0,1 persen ke posisi USD 2.374,1.

Di sisi lain, mengambil momentum kenaikan harga emas, platinum juga mencoba posisi kunci di USD 1.000 per ounce yang merupakan level tertinggi dalam empat bulan. Harga platinum stabil dan palladium menguat 0,3 persen menjadi USD 1.049,50.

Sementara itu, harga perak di pasar spot turun 1,7 persen menjadi USD 27,97 per ounce setelah sentuh level tertinggi sejak awal 2021.

“Apa yang ditunjukkan dari penguatan harga emas adalah indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang menguat, dan harga emas berlanjut menguat. Ini mengindikasikan kuatnya permintaan safe haven,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff seperti dikutip dari CNBC.

Dalam sebuah laporan, serangan akan segera dilakukan Iran terhadap Israel merupakan ancaman yang nyata dan dapat dilakukan, demikian disampaikan Gedung Putih. Gedung Putih menyampaikan hal itu tanpa memberikan rincian mengenai kemungkinan waktunya. Amerika Serikat (AS) pun kembali menegaskan komitmennya untuk membela Israel.

“Harga emas terus menguat seiring ada ketakutan dan kehilangan gambaran yang jelas,” ujar Head of Commodity Strategy Saxo Bank, Ole Hansen.

 

2 dari 4 halaman

Lonjakan Harga Emas

Adapun lonjakan emas baru-baru ini terjadi meski pelaku pasar kembali menarik taruhan untuk penurunan suku bunga lebih awal dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

“Emas telah melawan beberapa data yang seharusnya negate. Akan wajar, jika melihat koreksi di pasar bullisih, tetapi trennya akan terus positif,” ujar President of World Markets EverBank, Chris Gaffney.

Sementara itu, Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga emas pada akhir tahun menjadi USD 2.700 per ounce dari USD 2.300 per ounce.

3 dari 4 halaman

Harga Emas Berpotensi Melesat Pekan Ini di Tengah Sentimen Geopolitik Global

Sebelumnya diberitakan, analis prediksi harga emas bakal melonjak pada pekan ini di tengah sentimen sepi data ekonomi. Namun, pergerakan harga emas masih dibayangi kondisi geopolitik global, sentimen tersebut yang mengkhawatirkan investor.

Berdasarkan survei Kitco, analis jauh lebih optimisis terhadap pergerakan harga emas ketimbang investor ritel. Investor ritel perkirakan, harga emas sideways pekan ini.

Dari 12 analis, sekitar sembilan analis atau 75 persen prediksi harga emas akan menguat. Sedangkan satu analis atau yang mewakili 8 persen perkirakan penurunan harga emas. Sedangkan dua ahli lainnya menuturkan, hambatan terhadap harga emas sudah terlalu dekat.Demikian berdasarkan survei Kitco, yang dikutip dari laman Kitco, Senin (8/4/2024).

Sementara itu, dari 240 suara yang diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, 75 persen investor mengantisipasi perdagangan yang sideways. Sedangkan 159 persen pelaku pasar ritel yang mewakiliki 65 persen prediksi harga emas dunia naik pekan ini. Selain itu, 41 responden atau 17 persen prediksi harga emas melemah. Sedangkan 17 persen menuturkan, investor netral terhadap prospek harga emas dalam jangka pendek.

Senior Market Analyst Barchart.com, Darin Newsom mengatakan, ia juga ikuti arus. Saat ini keputusan yang sulit lagi pekan ini. Saat ini, ia tetap berpegang pada hukum pertama Newton tentang gerak yang diterapkan pada pasar.

“Untuk saat ini, uang tampaknya mengalir ke emas, apapun alasannya,” ujar dia.

Ia menilai, saat ini harga emas secara teknikal tidak berarti apa-apa dan bank sentral di seluruh dunia masih terus membeli emas. “Bisakah saya membuat argument teknis kalau pasar dapat turun pekan ini? Ya, tapi emas saat ini berada dalam fase di mana grafik tidak berarti apa-apa. Semuanya bersifat fundamental, dan untuk saat ini, bank sentral di seluruh dunia terus membeli,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Permintaan Emas yang Kuat

Sementara itu, President of Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengatakan, permintaan saat ini melampaui pembelian pemerintah dan investor Asia. Ia melihat belum ada tanda-tanda akan melambat.

“Meskipun investor barat umumnya tidak berpartisipasi di pasar emas, sebagaimana dibuktikan dengan arus keluar ETF, rendahnya penjualan koin, jelas ada beberapa pembeli besar di pasar dan kemungkinan tidak hanya bank sentral,” ujar dia.

Adrian mengatakan, aksi beli tersebut dipicu seiring investor melihat kondisi geopolitik dan sistem keuangan. “Individu dan keluarga kaya, investor cerdas melakukan akumulasi sebagai respons terhadap kesadaran akan semakin rapuhnya sistem keuangan, ekonomi dan geopolitik global,” ujar dia.

“Ketika pasar keuangan terpuruk, lebih banyak investor akan beralih ke emas,” ia menambahkan.

Di sisi lain, SIA Wealth Management Chief Market Strategist Colin Cieszynski prediksi volatilitas harga emas berlanjut. Ia pun memilih untuk wait and see. “Saya akan tetap netral. Bagi saya emas masih terlihat mengalami kenaikan besar dan imbal hasil treasury masih meningkat, dan itu akan mendorong dolar naik,” kata dia.

Ia menambahkan, di sisi lain, emas juga hadapi tantangan besar, sehingga tetap netral untuk harga emas pekan ini.

 

Video Terkini