Liputan6.com, Jakarta Ekonomi China mencatat pertumbuh 5,3% pada kuartal pertama 2024 dibandingkan tahun lalu.
Melansir CNBC International, Selasa (16/4/2024) Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan bahwa produk domestik bruto negara ktu pada periode Januari hingga Maret 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan 5,2% yang tercatat pada akhir 2023.
Secara kuartalan, PDB China tumbuh 1,6%, dibandingkan dengan ekspektasi jajak pendapat sebesar 1,4% dan ekspansi kuartal keempat sebesar 1%.
Advertisement
Seperti diketahui, Chuna telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sekitar 5%.
Pekan lalu, Morgan Stanley menaikkan perkiraan PDB riil China tahun 2024 menjadi 4,8%, dari ekspektasi sebelumnya sebesar 4,2%.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu menunjukkan data ekspor dan inflasi yang lemah pada awal bulan ini, dengan kedua data tersebut berada di bawah ekspektasi.
Diwartakan sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian di kawasan Asia tumbuh rata-rata sebesar 4,9 persen pada 2024, seiring pertumbuhan ekonomi kawasan ini yang masih tetap bagus di tengah kuatnya permintaan domestik, membaiknya ekspor semikonduktor, dan pulihnya pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat menjadi 4,8% tahun ini dan 4,5% tahun depan, dari sebelumnya 5,2% tahun lalu, menurut ADB.
Pembangkit Batu Bara di China Terus Bertambah, Sedangkan Penutupan di AS dan Inggris Melambat
Negara-negara di dunia menambah lebih banyak kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2023. dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak 2016, dengan China yang menjadi pendorong terbesar pertumbuhan dan kapasitas yang direncanakan di masa depan.
Hal itu diungkapkan dalam laporan yang dirilis Global Energy Monitor.
Melansir CNBC International, Senin (15/4/2024) Global Energy Monitor menemukan bahwa kapasitas bersih batu bara tahunan tumbuh sebesar 48,4 GW, mewakili peningkatan sebesar 2% dari tahun ke tahun. China menyumbang sekitar dua pertiga dari kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru.
Negara lain yang meluncurkan pembangkit listrik tenaga batu bara baru adalah Indonesia, India, Vietnam, Jepang, Bangladesh, Pakistan, Korea Selatan, Yunani, dan Zimbabwe.
Sementara itu, negara-negara lain seperti AS dan Inggris, memperlambat laju penutupan pembangkit listrik mereka, dengan hanya sekitar 22,1 GW yang dihentikan pada 2013, jumlah terkecil sejak tahun 2011.
Advertisement
Laporan GEM
Karena itu, penulis laporan GEM merekomendasikan negara-negara tersebut agar berkomitmen untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara lebih cepat, dan agar negara-negara seperti China menerapkan pengelolaan yang lebih ketat terhadap pengembangan dan penggunaan pembangkit listrik baru.
"Jika tidak, kita bisa lupa untuk mencapai tujuan kita dalam Perjanjian Iklim Paris dan memetik manfaat dari transisi cepat ke energi ramah lingkungan," kata Flora Champenois, analis Global Energy Monitor.
Perjanjian Iklim Paris, yang ditandatangani oleh sebagian besar pemerintah global pada tahun 2015, menetapkan tujuan jangka panjang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, yang disebabkan oleh bahan bakar fosil seperti batu bara. Namun, kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara terus meningkat.