Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) karena permintaan safe-haven yang dipicu oleh ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah. Kenaikan harga emas dunia ini menyentuh level termahal sepanjang masa.
Lantas apakah sekarang waktu yang tepat untuk membeli emas?
Baca Juga
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi mencatat, saat ini harga emas dunia telah mencapai USD 2.382,70 per troy ons.
Advertisement
Menurutnya, kenaikan harga emas ini terlampau tinggi sehingga bukan waktu yang tepat bagi masyarakat untuk membeli logam mulia.
"Harga sudah terlalu tinggi, belum tepat untuk beli," kata Ibrahim saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Rabu (17/4).
Adapun, waktu yang tepat bagi untuk membeli emas saat harga berada di kisaran USD 2.271 per troy ons.
"Kalau harga emas sudah USD 2.271, baru beli," bebernya.
Menjual Emas
Sebaliknya, Ibrahim menilai tren kenaikan harga emas ini merupakan waktu yang baik bagi masyarakat untuk menjual aset logam mulia. Karena, adanya potensi memperoleh untung yang lebih tinggi dibandingkan momen saat harga emas mulai bergerak ke arah stabil.
"Sekarang, iya (waktunya jual emas)," tegasnya
Ibrahim menilai, kenaikan harga emas ini salah satunya dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Terbaru aksi serangan balasan rudal balistik oleh Iran ke Israel yang membuat investor dunia memilih aset investasi yang lebih aman seperti emas.
"Investor fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan investasi terhadap safe haven seperti emas," pungkasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Harga Emas Stabil, Risiko Geopolitik Ditahan Kekhawatiran Penurunan Suku Bunga
Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan Selasa kemarin. Permintaan instrumen investasiu safe haven di tengah ketegangan yang berlangsung di Timur Tengah mengimbangi ekspektasi penurunan suku bunga.
Mengutip CNBC, Rabu (17/4/2024), harga emas dunia di pasar spot sedikit berubah menjadi USD 2.382.72 per ounce pada pukul 13.56 ET (17.56 GMT). Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 1% lebih tinggi pada USD 2.407,8 per ounce.
Harga emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD 2.431,29 per ounce pada perdagangan Jumat. Kenaikan harga emas ini terjadi setelah dimulainya serangaan balasan Iran terhadap Israel sehingga risiko geopolitik meningkat.
Data pada hari Senin menunjukkan penjualan ritel AS pada bulan Maret meningkat lebih dari perkiraan. Dampak dari data ini adalah imbal hasil Treasury 10-tahun naik untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan imbal hasil ini membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
“Pasar berada dalam mode jeda dan menunggu dampak lainnya akibat konfrontasi Israel-Iran ini. Anda akan melihat kenaikan emas lainnya jika situasinya meningkat,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Advertisement
Elemen Bearish
“Jika konflik di Timur Tengah mereda, fokus pasar akan beralih ke The Fed. Sudah jelas bahwa Fed tidak akan dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang merupakan elemen bearish bagi pasar emas dan perak.” jelas dia.
Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengatakan kepada panel Senat AS lima minggu lalu bahwa The Fed tidak jauh dari pendapat bahwa inflasi perlu turun ke tingkat yang diperlukan untuk menurunkan suku bunga.
Namun, investor dan analis luar telah kehilangan sedikit kepercayaan pada hal tersebut. prospek tersebut berdasarkan serangkaian data ekonomi yang kuat.