Sukses

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia: Negara Layak Investasi

Moody’s berpandangan bahwa afirmasi ini sejalan dengan hasil asesmen mereka bahwa ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga. Hal itu didukung pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 16 April 2024.

Sebelumnya, Moody’s juga mempertahankan SCR Indonesia pada Baa2 dengan outlook stabil pada Annual Review 10 Februari 2022.

Moody’s berpandangan bahwa afirmasi ini sejalan dengan hasil asesmen mereka bahwa ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga. Hal itu didukung pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, hasil afirmasi Moody’s yang tetap pertahankan peringkat Indonesia dengan outlook stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik saat ini menandakan kepercayaan investor masih kuat terhadap kredibilitas kebijakan Pemerintah dan ketahanan ekonomi Indonesia.

"Ke depannya, Pemerintah akan terus melakukan sinergi dan bauran kebijakan dengan tetap mengawasi berbagai risiko eksternal, terutama konflik Timur Tengah yang berpotensi berdampak terhadap kenaikan harga, dengan terus menjaga daya beli masyarakat," kata Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (18/04/2024).

Dalam laporannya, Moody’s memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024-2025 akan tetap berada pada level sebelum pandemi yaitu 5,0%.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa yang hanya tumbuh pada kisaran 3,0%.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut mengacu kepada keberhasilan berbagai reformasi struktural yang ditempuh Pemerintah, yang diarahkan untuk perbaikan iklim investasi sehingga mendorong masuknya aliran modal asing, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan penerimaan Pemerintah.

Terkait sektor eksternal, Moody’s melihat bahwa daya tahan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang meningkat.

Pemeringkat itu menilai, immplementasi kebijakan hilirisasi juga diyakini menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kenaikan pangsa ekspor komoditas yang bernilai tambah, sehingga meningkatkan diversifikasi ekspor komoditas dan mengurangi sensitivitas terhadap harga.

2 dari 3 halaman

Moody’s Apresiasi Komitmen APBN

Selain itu, Moody’s juga mengapresiasi komitmen Pemerintah untuk tetap menjaga defisit APBN di bawah batas 3% dari PDB sehingga mampu menjaga rasio utang Pemerintah terhadap PDB tetap rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat sama.

Dalam jangka menengah, keberhasilan implementasi kebijakan reformasi Pemerintah menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Penilaian Positif dari Fitch dan JCE

Penilaian positif Moody’s atas kinerja perekonomian Indonesia juga sejalan dengan hasil asesmen lembaga rating lainnya, yaitu Fitch dan JCR bulan lalu.

Fitch Ratings kembali mempertahankan SCR Indonesia pada BBB (satu tingkat di atas investment grade) dengan outlook stabil pada 15 Maret 2024.

Adapun, JCR yang juga mempertahankan SCR Indonesia pada BBB+ (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 Maret 2024.

Keputusan tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik, inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, dan rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah dan terkendali.

3 dari 3 halaman

Indonesia Berkomitmen Jaga Kepercayaan Investor

Pemerintah akan terus menjaga dan meningkatkan kepercayaan investor, ungkap Airlangga.

Hal itu dilakukan dengan memastikan keberlanjutan program kebijakan saat ini tetap berjalan ditengah proses pergantian kepemimpinan pasca pengumuman hasil Pemilu 2024.

Beberapa kebijakan prioritas yang akan terus didorong antara lain adalag revitalisasi mesin konvensional yaitu peningkatan produktivitas dan daya saing melalui program kartu prakerja, pelatihan vokasi, dan implementasi UU Cipta Kerja; pembangunan infrastruktur seperti melanjutkan PSN, pembangunan MRT dan kereta cepat, KEK, IKN dan Reforma Agraria; kerja sama internasional, termasuk dalam proses aksesi OECD; dan penguatan ketahanan pangan.

Kemudian, membangun mesin ekonomi baru melalui digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, dan industrialisasi melalui hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. Dan juga, penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan melalui berbagai perlindungan sosial, termasuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan, pembiayaan mikro dan padat karya tunai.