Sukses

Di tengah konflik Iran Vs Israel, Kepercayaan Investor ke Indonesia Masih Baik

Moody's pada 16 April 2024, menilai ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia masih baik di tengah adanya ketegangan antara Iran dan Israel.

"Kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia baik," kata Airlangga dalam konferensi pers perkembangan isu perekonomian terkini, di Kantor Kemenko, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Meskipun situasi global sedang memanas, namun Menko Airlangga optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan bisa tumbuh diatas 5 persen, yakni 5,1 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita yang 2024 (di atas) 5 persen diperkirakan 5,1 persen, sedangkan global tahun ini diperkirakan 3,2 persen. Jadi, Indonesia jauh diatas pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi global diperkirakan flatten, sedangkan Indonesia 5,1 perseb di 2025 dan negara berkembang emerging country rata-rata di 4,2 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan beberapa lembaga rating dunia mempertahankan Indonesia di level Investment Grade.

Misalnya, Moody's pada 16 April 2024, menilai ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Kemudian, Fitch dan JCR pada 20 Maret 2024, yang menilai bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah baik, dalam kisaran sasaran dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang rendah dan terkendali.

2 dari 4 halaman

Soal Balas Serangan Iran, PM Benjamin Netanyahu: Israel Akan Lakukan Segala Cara untuk Pertahankan Diri

Israel akan membuat keputusannya sendiri tentang cara membela atau mempertahankan diri, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu (17 April), ketika negara-negara Barat memohon untuk menahan diri dalam menanggapi serangkaian serangan dari Iran. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (18/4/2024).

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan kelompok negara-negara industri G7 semuanya mengumumkan rencana untuk mempertimbangkan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran, yang dipandang bertujuan untuk menenangkan Israel dan membujuk Israel agar mengekang pembalasan atas serangan langsung Iran yang pertama kali terjadi setelah Iran melakukan serangan balasan konfrontasi melalui proksi selama beberapa dekade.

Iran menyerang sebagai pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus pada 1 April. Israel dan sekutunya sebagian besar menembak jatuh semua rudal dan drone dan tidak ada korban jiwa, namun Israel mengatakan mereka harus membalas untuk menjaga kredibilitas alat pencegahnya. Iran mengatakan pihaknya menganggap masalah ini sudah selesai, namun akan membalas lagi jika Israel melakukan hal tersebut.

Sebelumnya, PM Benjamin Netanyahu bertemu dengan para menteri luar negeri Jerman dan Inggris, yang keduanya melakukan perjalanan ke Israel sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk menjaga konfrontasi antara Israel dan Iran agar tidak meningkat menjadi konflik regional yang dipicu oleh perang Gaza.

Kantor PM Israel kemudian mengatakan dia mengucapkan terima kasih kepada Annalena Baerbock dan David Cameron atas dukungan mereka sambil mengatakan kepada mereka: "Saya ingin memperjelasnya - kami akan membuat keputusan sendiri, dan Israel akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri."

 

3 dari 4 halaman

PM Inggris Sebut Israel Berencana Balas Serangan Iran

PM Inggris David Cameron mengatakan kini terlihat jelas bahwa Israel berencana membalas serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran, yang diluncurkan Teheran pada hari Sabtu (13/4) sebagai tanggapan atas dugaan serangan udara Israel yang menewaskan perwira militer di kedutaan besarnya di Suriah.

Baerbock mengatakan eskalasi "tidak akan menguntungkan siapa pun, tidak akan menguntungkan keamanan Israel, tidak akan merugikan puluhan sandera yang masih berada di tangan Hamas, tidak akan merugikan penduduk Gaza, tidak akan merugikan banyak orang di Iran yang menderita di bawah rezim tersebut".

Lebih dari enam bulan setelah perang Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas yang didukung Iran telah terjadi gejolak di Timur Tengah, para diplomat sedang mencari cara untuk mencegah pertempuran langsung antara Israel dan Iran.

Washington mengatakan pihaknya berencana untuk menerapkan sanksi baru yang menargetkan program rudal dan pesawat tak berawak Iran dalam beberapa hari mendatang dan mengharapkan sekutu-sekutunya akan mengikuti jejaknya.

Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan membahas sanksi pada pertemuan puncak di Brussels, begitu pula pertemuan para menteri luar negeri G7 di Italia.

Qatar, yang bertindak sebagai mediator, mengatakan negosiasi berada pada fase yang sulit. Mereka kemudian mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi kembali perannya sebagai mediator, dengan alasan adanya kekhawatiran bahwa upaya mereka dirusak oleh mereka yang mengejar “kepentingan politik yang sempit”.

4 dari 4 halaman

Pemimpin Hamas Akan Bertemu Erdogan

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang tiga putranya dibunuh Israel dalam serangan di Gaza bulan ini, akan mengunjungi Türkiye dalam beberapa hari mendatang untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Dengan kemungkinan terjadinya kelaparan, Amerika Serikat dan Israel mengatakan akses terhadap bantuan telah meningkat pada bulan ini. Badan-badan bantuan mengatakan persediaan makanan dan obat-obatan masih terlalu sedikit untuk mencegah bencana.

Militer Israel mengatakan pada hari Rabu ((17/4) bahwa truk makanan memasuki Gaza dari Pelabuhan Ashdod untuk pertama kalinya sejak pemerintah menyetujui pembukaan pelabuhan tersebut untuk membantu pengiriman.

  

Video Terkini