Sukses

Plt Sekjen Kementan Minta Petani Optimalkan Lahan Tadah Hujan Lewat Pompanisasi

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menyebut, pertanaman secara nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Liputan6.com, Kebumen Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menyebut, pertanaman secara nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

"Paling tidak harus tertanam minimal setiap bulan, minimal tertanam kurang lebih 1 juta hektare per bulan secara nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan tiga sampai empat bulan kemudian," sebutnya saat meninjau lokasi pompanisasi di Desa Buayan, Buayan, Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (2/5/2024).

Prihasto juga mengatakan bahwa hal tersebut menjadi sangat penting karena jika tidak terjadi, dampak untuk melakukan importasi akan terbuka lebar.

"Kalau pangan kurang, tentunya kita harus melakukan impor. Kita kan tidak ingin semua ada impor-impor lagi dan supaya tidak ada impor, kita dorong pertanamannya. Maksimalkan, manfaatkan sumber air seperti ini," katanya.

Sebagaimana diketahui, Kecamatan Buayan merupakan satu dari lima Kecamatan yang dilewati sungai Jatinegara. Empat kecamatan lainnya adalah Kecamatan Sempor, Gombong, Kuwarasan dan Kecamatan Puring.

Melihat potensi sungai Jatinegara yang bagus, Prihasto mengajak masyarakat untuk melakukan akselsrasi pemanfaatan sumber air tersebut untuk mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan melalui pompanisasi.

"Tinggal didorong sedikit, hanya jarak 5-6 meter ke sini, sudah bisa air, daripada ini dibuang ke laut, kenapa tidak kita manfaatkan budi daya tanaman, ya kan? Untuk ketercukupan pangan khususnya beras," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Indeks Pertanaman

Prihasto juga meninjau instalasi pompa hidran hasil kolaborasi TNI, Pemkab Banyumas, dan Kementan di Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. Pompa itu mampu mengalirkan air untuk areal persawahan seluas 900 hektare.

"Sehingga diharapkan bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP), yang semula satu memjadi dua, yang sudah dua menjadi tiga," ujar Prihasto.

Tak hanya itu, dirinya juga berkunjung ke Desa Bunton, Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Di sana, Prihasto mengungkapkan, ada berbagai sumber air sawah tadah hujan yang bisa dimanfaatkan untuk mengerek produktivitas.

"Ada air permukaan yang dangkal, ada air sungai, dan air hujan. Kalau pilihan petani biasanya air hujan cuma kalau air hujan kan kadang ada, kadang tidak ada. Jadi pilihannya tinggal air permukaan dan dari sungai," ujar Prihasto.

Ia pun mengingatkan untuk memperhatikan kondisi hidrologi ketika memanfaatkan sumber air permukaan dangkal.

 

(*)