Liputan6.com, Jakarta Guna meningkatkan produksi beras di Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pertanian mengerahkan 3.700 unit pompa air. Dengan bantuan ribuan pompa air itu, diharapkan target produksi beras di Jatim sebanyak 2 juta ton tercapai.
“Bisa dibayangkan di Jawa Timur ini, ada 380.000 hektare tadah hujan, kalau ini 300.000 saja kita naikan menjadi 2 atau 3 kali tanam, berarti kenaikan produksi beras di Jawa Timur bisa mencapai 2 juta ton, angka ini bisa menutupi 50% kebutuhan, jadi 50% bisa selesaikan persoalan di Jawa Timur ini,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat Apel Siaga Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Kamis (18/4/2024).
Baca Juga
Ia pun mengungkapkan, akan mengevaluasi pemanfaatan pompa di setiap wilayah, sehingga penerapan sistem ini dapat berjalan maskimal untuk peningkatan produksi padi disetiap daerah.
Advertisement
"Pemberian pompa ini diharapkan dapat memberi dampak signifikan terhadap peningkatan produksi beras nasional. Bantuan ke Jawa Timur hari ini kurang lebih Rp200 miliar, sebagian besar untuk pompanisasi, kalau dalam dua minggu hingga satu bulan kedepan ini terpasang kami akan tambah bantuannya," ungkap Amran.
"Ini harus tegas, supaya semua berlomba-lomba meningkatkan produksi," imbuhnya.
Potensi Sawah Tadah Hujan Besar
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil mengungkapkan bahwa potensi sawah tadah hujan di Jatim sebesar 244 ribu hektare. Ia menyebut, itu dapat berkontribusi pada produksi sebesar 1,2 juta ton GKG dengan provitas 5 ton per hektare.
"Maka diharapkan dengan kegiatan ini, indeks pertanaman yang semula IP 1 menjadi IP 2. Nanti juga akan dilakukan hal sama di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan provinsi lainnya," ungkapnya.
Ali Jamil mengatakan, dari 3.700 unit pompa air tersebut, akan dialokasikan untuk 21 Kabupaten/Kota di Jatim. Menurutnya, penggunaan alsintan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi berproduksi.
"Misalnya dalam Pengolahan tanah dapat Meningkatkan efisiensiwaktu kerja 97,4% Menurunkan biaya kerja 40%. Dalam penanaman meningkatkan efisiensi waktu kerja 98% serta menurunkan biaya kerja 20%," katanya.
Ali Jamil menjelaskan, seluruh kompenen terlibat bersama-sama membantu peningkatan produksi pangan, mulai dari petani, poktan, penyuluh, babinsa dan lain-lain.
"Kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Panglima TNI dengan Bapak Menteri Pertanian mentan. Dengan melibatkan TNI untuk pendampingan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian serta pengawalan penggunaan alsintan di daerah sehingga tepat sasaran," jelasnya.
(*)
Advertisement