Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali turun pada perdagangan Jumat ini. Penurunan rupiah ini dipicu oleh sikap hawkish Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).
Pada Jumat (19/4/2024) pagi, nilai tukar rupiah turun 84 poin atau 0,52 persen menjadi 16.263 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.179 per dolar AS.
Baca Juga
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pelemahan rupiah ini dipengaruhi indikator ekonomi AS yang kokoh dan dapat memicu sikap hawkish Bank Sentral AS untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakannya.
Advertisement
"Para investor menganalisis data ekonomi AS terbaru, yakni klaim pengangguran dan Indeks Manufaktur Fed Philadelphia, yang menunjukkan ekonomi AS yang solid," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, di Jakarta, Jumat.
Josua menuturkan indeks dolar AS pulih dari tren penurunan menjadi 106,16, atau naik 0,01 persen pada Kamis 18 April 2024, bergerak dekat dengan level tertingginya dalam lima bulan terakhir.
Jumlah individu yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran di AS tidak berubah dari pekan sebelumnya, sebanyak 212 ribu untuk pekan yang berakhir pada 18 April 2024, di bawah ekspektasi pasar sebesar 215 ribu.
Pada April 2024, Indeks Manufaktur Fed Philadelphia melonjak 12 poin menjadi 15,5, melampaui perkiraan pasar yang hanya 1,5.
Kondisi tersebut menandai kenaikan indeks selama tiga bulan berturut-turut dan merupakan level tertinggi sejak April 2022.
Imbal Hasil Obligasi Naik
Akibatnya, imbal hasil (yield) pada UST 10 tahun naik ke atas level 4,6 persen, khususnya menjadi 4,63 persen, mendekati puncak dalam lima bulan terakhir sebesar 4,67 persen pada 16 April 2024.
"Rangkaian indikator ekonomi AS yang kokoh ini mendukung sikap hawkish The Fed," ujar Josua.
Kekhawatiran inflasi masih bertahan, dengan para pembuat kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed menekankan pentingnya The Fed mendapatkan keyakinan yang lebih tinggi terkait inflasi sebelum mempertimbangkan pemotongan suku bunga kebijakan.
Ia memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang 16.050 per dolar AS sampai dengan 16.250 per dolar AS.
Rupiah Terperosok, Menko Airlangga Sebut Perlu Kurangi Pakai Dolar AS
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, perlu dukungan bersama untuk hadapi penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini agar menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kita perlu meredam kebutuhan terhadap dolar AS,” kata dia, Kamis (18/4/2024).
Airlangga mengatakan, cara menahan tekanan rupiah terhadap dolar AS dengan mendorong pemanfaatan devisa hasil ekspor (DHE).
“Kita sendiri punya instrumen dalam instrument DHE yang ingin kita tanam di dalam negeri,” kata dia.
Sebelumnya Menko Airlangga mengatakan, nilai tukar rupiah masih relatif baik dibandingkan nilai tukar mata uang di kawasan Asia seiring ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah.
"Kita lihat tekanan global terhadap nilai tukar, kita lihat Indonesia yang merah kemudian Malaysia kuning, Thailand hijau dari Amerika Serikat biru. Kita lihat kenaikan kuat itu Amerika kuat sendirian, kita lihat berbagai negara turun termasuk Indonesia," kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers perkembangan isu perekonomian terkini, di Kantor Kemenko, Jakarta, Kamis, 18 April 2024.
Advertisement
Lebih Baik dari China hingga Malaysia
Kendati nilai tukar rupiah lesu, tetapi kata Airlangga nilai tukar Indonesia masih lebih baik dibanding negara tetangga antara lain Malaysia, Thailand, hingga China.
"Namun turunnya Indonesia tidak sedalam yang lain, walaupun kita turun kita di atas China, Thailand, maupun Malaysia. Kalau dibandingkan peer country indeks dollar kita lebih aman," ujarnya.