Sukses

Franc Swiss dan Yen Jepang jadi Buruan Usai Israel Serang Iran

Pergerakan franc Swiss lebih terasa terhadap euro, dengan mata uang Eropa tersebut melemah 0,4%.

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang penghindaran risiko melanda pasar pada hari Jumat (19/4), investor kini berburu aset-aset aman tradisional seperti franc Swiss dan Yen Jepang menyusul laporan serangan Israel pada bandara di Iran.

Mengutip Investing.com, Jumat (29/4/2024) pasar pada awalnya bereaksi tajam terhadap berita tersebut, yang memicu aksi jual besar-besaran pada aset-aset berisiko, menyebabkan harga minyak dan emas dunia melonjak, dan memicu reli pada Treasury AS dan mata uang safe-haven.

Beberapa tindakan tersebut kemudian ditelusuri kembali karena hanya sedikit rincian yang muncul mengenai serangan terbaru Israel terhadap Iran.

Namun, franc Swiss, mata uang safe-haven tradisional, tetap menguat 0,35% hari ini di 0,9089 per USD, setelah menguat 1% di awal sesi.

Pergerakan franc Swiss lebih terasa terhadap euro, dengan mata uang Eropa tersebut melemah 0,4% terakhir pada 0,96685 terhadap franc, setelah sebelumnya merosot sebanyak 1,5%.

Adapun nilai tukar Yen Jepang yang naik sekitar 0,2% menjadi 154,38 per USD, setelah menguat lebih dari 0,6% sebagai reaksi spontan terhadap laporan serangan Israel ke Iran.

"Sangat jelas bahwa pasar sedang gelisah," kata Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore.

"Saya pikir pasar berada pada tahap ini dalam mode beralih ke aset-aset yang lebih aman. Saat ini, kita masih dalam situasi di mana kita tahu sesuatu telah terjadi. Namun kita perlu memahami tingkat pembalasannya," ujar dia.

Sementara itu, dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko, jatuh ke posisi terendah dalam lima bulan.

Nilai Tukar AUD terakhir turun 0,3% menjadi $0,64015, sedangkan NZD turun 0,31% menjadi $0,58825.

"Saya pikir apa yang terjadi di Timur Tengah membuat titik perubahan inflasi global menjadi lebih nyata," ungkap Damien Boey, kepala strategi makro di Barrenjoey.

2 dari 3 halaman

Israel Serang Iran Bikin Rupiah Kian Tertekan

Tekanan terhadap rupiah akan bertambah seiring serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat, 19 April 2024.  Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi prediksi rupiah melemah hingga 108 pon dari penutupan perdagangan pada Kamis, 18 April 2024.

Melansir data update Google, nilai tukar Rupiah diperdagangkan sebesar 16.270 per dolar AS pada Jumat siang, 19 April 2024. Nilai tukar Rupiah tersebut menguat 0,22 persen.

 "Rupiah diperkirakan akan ikut melemah hampir 108 poin di pagi ini, ini mengindikasikan bahwa perang di Timur Tengah ini sangat luar biasa," tutur Ibrahim kepada awak media di Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Selain itu, serangan balasan Israel terhadap Iran juga akan dongkrak harga jual emas. Harga emas dunia diprediksi terdongkrak naik menjadi 2.500 dolar AS per troy ons.

"Saat ini, ada kemungkinan besar ke level tertinggi 2.500 per dolar AS," ujar dia.

Ibrahim menuturkan, penguatan dolar AS hingga kenaikan harga emas tersebut mengindikasikan investor masih memilih instrumen investasi yang yang lebih aman. Menyusul, peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah akibat konflik Iran vs Israel.

"Sehingga safe haven akan dijadikan sebagai lindung nilai. Semoga Iran tidak melakukan penyerangan kembali untuk menstabilkan ekonomi global," tegas Ibrahim.

3 dari 3 halaman

Ketegangan di Timur Tengah

Sebelumnya, rudal-rudal Israel dilaporkan menghantam sebuah lokasi di Iran, menurut stasiun penyiaran AS ABC News, yang mengutip seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.

Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan di Isfahan, ketika pertahanan udara diaktifkan dan penerbangan di beberapa wilayah termasuk Teheran dan Isfahan ditangguhkan.

Sejauh ini, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 19 April 2024, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Pun demikian Iran belum mengeluarkan tanggapan resmi.

Israel berjanji untuk merespons setelah Iran pada Sabtu, 13 April 2024 meluncurkan serangan drone dan rudal ke negara tersebut, setelah dugaan serangan Israel terhadap kompleks konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan seorang komandan militer.