Sukses

Khawatir Harga Minyak Meroket, Menteri ESDM Harap Konflik Israel-Iran Hanya Saling Cubit

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap pergolakan antara Israel dan Iran tidak lanjut memanas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyoroti konflik yang terjadi antara Israel dan Iran, yang dinilai bisa berdampak besar terhadap fluktuasi harga minyak dunia. Khususnya setelah Israel melakukan serangan balasan ke dekat Kota Isfahan, Iran. 

Arifin sebenarnya masih mempertanyakan apakah itu jadi sinyal atas gempuran rudal atau drone yang dilakukan oleh Iran ke Israel beberapa waktu lalu. Yang jelas, reaksi balasan Israel telah berimbas kepada pergolakan harga minyak dunia, Jumat, 19 April 2024.

"(Harga) minyak kemarin sudah di USD 87 (per barel). Tadi pagi subuh sempat di USD 90 (per barel), tapi siang turun lagi," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Sehingga, ia berharap pergolakan antara Israel dan Iran tidak lanjut memanas. Selain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin mewaspadai pernyataan Menteri Luar Negeri Iran, yang bakal merespons serangan dari Israel ke wilayahnya. 

"Mudah-mudahan ini, cubit-cubitan aja udah cukup ya. Cubit, cubit lagi, cukup seri," kata Arifin. 

"Tapi Menteri Luar Negeri Iran kan bilang, ya kita (Iran) akan response lagi. Nah, ini kalau kita saling response ini, itu yang kita khawatirin," dia menambahkan. 

Meskipun, ia turut menyampaikan bahwa ketahanan stok energi Indonesia saat ini masih cenderung berkecukupan. Pemerintah juga sudah menyiapkan strategi pengamanan apabila konflik peperangan semakin panas, sehingga membuat suplai minyak dari kawasan Timur Tengah tertahan.

"Indonesia sendiri stoknya kan cukup lah, tergantung dari commodity-nya, antara 17-30 hari. Kita sudah mengambil langkah-langkah pengamanan kalau nanti menghadapi kesulitan supply, terutama yang dari daerah-daerah konflik," tuturnya.

 

2 dari 4 halaman

Harga Minyak Melambung Lagi Usai Israel Serang Iran Kedua Kalinya

Sebelumnya diberitakan, harga minyak dunia melompat pada perdagangan di Asia, Jumat (19/4/2024). Hal ini setelah Israel kembali serang Iran memicu kekhawatiran perang di Timur Tengah.

Mengutip CNBC, Jumat pekan ini, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kepada NBC News kalau Israel sedang melakukan operasi di Iran. Israel melakukan serangan militer terbatas terhadap Iran. "Saat ini menilai efektivitas serangan tersebut dan kerusakan yang ditimbulkan,” ujar sumber kepada NBC News.

Harga minyak acuan menguat. Harga minyak Brent melesat 1,73 persen menjadi USD 88,62 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,75 persen menjadi USD 84,1 per barel.

Aset safe haven juga meningkat. Harga emas di pasar spot melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa di USD 2.411,09 per ounce. Sedangkan Yen menguat 0,45 persen menjadi USD 153,93.

Kantor Berita Iran Fars melaporkan ledakan terdengar di dekat bandara di Kota Isfahan, Iran. Selain itu, penerbangan ke bandara Teheran, Isfahan dan Shiraz telah ditangguhkan.

Adapun situs pelacakan penerbangan Flight Radar 24 menunjukkan beberapa penerbangan dialihkan melalui wilayah udara Iran pada Jumat pagi, 19 April 2024.

Israel pada Minggu, 14 April 2024 berjanji untuk “menetapkan harga” dari Iran sebagai tanggapan atas serangan udara skala besar yang dilakukan akhir pekan lalu terhadap Israel.

Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. “Dengan serangan nyata Israel terhadap Iran hari ini sebagai balasan atas serangan Iran terhadap Israel pada pekan lalu, kita sekarang hadapi perang panas antar negara secara langsung,” ujar Direktur Rapidan Energy, Clay Seigle 

“Babak ‘perang bayangan’ telah berakhir,” ia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Gangguan di Selat Hormuz Bakal Picu Kenaikan Harga Minyak

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) meski telah berkomitmen kuat terhadap  Israel, Presiden AS Joe Biden telah mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kalau AS tidak akan ikut serta dalam operasi ofensif apapun terhadap Iran, demikian menurut pejabat senior pemerintah kepada NBC News.

"AS harus hindari jebakan lebih lanjut dalam upaya Israel untuk menyeret pasukan militer AS ke dalam perang yang lebih luas dengan Iran,” ujar Direktur Arab World Now, Sarah Leah Whitson.

Ia menambahkan, keputusan Israel menyerang Iran meski ada permohonan dari pendukung utamanya merupakan indikator yang jelas betapa tidak bertanggung jawab dan tidak akuntabelnya pemerintah Israel.

Seigle menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan apa yang dapat terjadi selanjutnya. Namun, ia menekankan “risiko besar” bagi pasar minyak dalam perang Timur Tengah yang semakin luas adalah ekspor minyak dari Teluk Arab akan terputus. Wilayah ini hasilkan lebih dari 20 juta barel minyak per hari.

Gangguan dan penutupan Selat Hormuz, titik penghubung utama antara Iran dan Oman dan menjadi jalur produksi minyak global setiap hari akan menyebabkan lonjakan harga minyak.

“Gangguan Hormuz akan sangat serius bagi perekonomian dunia, berpotensi mendorong harga minyak hingga tiga digit,” kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Tertekan Usai Israel Serang Iran

Sebelumnya diberitakan, Indeks saham Taiwan memimpin kerugian di Asia pada Jumat, 19 April 2024. Indeks Taiwan merosot 3,44 persen di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Mengutip CNBC, bursa saham Asia melemah seiring Isral melakukan serangan terbatas terhadap Iran. Saham dan aset berisiko lainnya anjlok sedangkan aset safe haven menguat.

Harga emas menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa. Demikian juga yen Jepang menguat. Sedangkan bitcoin anjlok. Harga minyak melonjak lebih dari 3 persen. Harga minyak Brent melewati USD 90 per barel.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 2,47 persen, dan indeks Topix tergelincir 1,8 persen. Jepang merilis data inflasi Maret pada Jumat pekan ini. Inflasi utama tercatat 2,7 persen, menurun dari posisi Februari sebesar 2,8 persen. Inflasi inti berada di posisi 2,6 persen, sejalan dengan harapan ekonom yang disurvei Reuters.

Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 1,76 persen usai memimpin penguatan di Asia pada perdagangan Kamis pekan ini. Indeks Kosdaq tergelincir 1,59 persen. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,14 persen. Indeks Hang Seng terpangkas 1,23 persen dan indeks CSI 300 melemah 0,88 persen.

 

Video Terkini