Liputan6.com, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengunjungi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat (194/2024). Sebelumnya atau pada Kamis kemarin, Tony Blair sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan.
Pertemuan antara Menko Airlangga dan Tony Blair ini membahas upaya dalam mendorong tingkat inklusivitas keuangan. Seperti diketahui, keuangan inklusif terus digencarkan oleh pemerintah dengan meningkatkan pemerataan akses terhadap layanan keuangan formal yang berkualitas.
Menko Airlangga Hartarto menjelaskan, Pemerintah Indonesia terus menggencarkan digitalisasi. Hal ini tidak dijalankan sendiri tetapi juga mendorong kerja sama dengan pihak lain. Dengan mempertimbangkan kecukupan resources yang dimiliki oleh Tony Blair Institute (TBI) diharapkan dapat mendukung upaya digitalisasi tersebut.
Advertisement
“Kita ingin mendorong agar digitalisasi sifatnya inklusif jadi tentu kita bicara mengenai infrastruktur digital mengenai data center, regulasi Artificial Intelligent (AI), hingga cyber security,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa keduanya juga membahas seputar transisi energi, terutama terkait Just Energy Transition Partnership (JETPI), Asia Zero Emission Community (AZEC), hingga upaya merealisasikan transisi energi salah satunya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dipersiapkan sebesar 1,2 GigaWatt.
Bahas Isu Geopolitik
Selanjutnya, Menko Airlangga dan Tony Blair juga turut membahas isu geopolitik yang saat ini sedang mencuat di tengah ketidakpastian global lainnya. Konflik di kawasan Timur Tengah yang terjadi saat ini tentu menjadi permasalahan yang tidak diinginkan oleh berbagai negara, sehingga lebih memilih untuk menahan diri.
Bagi kepentingan Indonesia sendiri, stabilitas geopolitik diharapkan akan kian kondusif agar dapat memberikan dampak yang lebih baik terutama bagi kondisi perekonomian nasional.
“Pertama tentu kita harus jaga kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan damai, sehingga jika kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan bebas konflik maka pertumbuhan ekonomi bisa kita dorong. Ke depan, kawasan Indo-Pasifik menjadi salah satu kawasan yang menjadi perhatian dunia, sehingga tentu di antara kawasan Indo-Pasifik posisi Indonesia sangat strategis, dan untuk itu Tony Blair Institute siap membantu,” pungkas Menko Airlangga.
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Dida Gardera, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, serta Staf Ahli Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang dan Raden Pardede.
Advertisement