Sukses

Geopolitik Memanas, Erick Thohir Kasih Warning ke Bos-Bos BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, langkah antisipasi diperlukan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap bisa dicapai. Cara itu bisa diraih jika kinerja perusahaan dan ekonomi juga berjalan dan minim terdampak situasi global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir memberikan semacam peringatan kepada para bos-bos perusahaan pelat merah. Khususnya pada aspek untuk mengantisipasi dampak dari memanasnya kondisi geopolitik global.

Kondisi global tengah dihadapkan dengan meningkatnya harga minyak dunia hingga pelemahan nilai tukar rupiah. Ini jadi rentetan dampak atas memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Erick Thohir memandang, perlu ada antisipasi secara lebih cepat merespons kondisi tersebut. Apalagi, BUMN perlu memastikan keberlanjutan usahanya.

"Ketika ada situasi seperti itu saya langsung call ke banyak direksi harus benar-benar mengantisipasi ya, saya tidak hanya bicara utang jatuh tempo, opex, capex, tapi di situ kalau dilihat juga aksi korporasi saya masuki, karena persaingan di Asia Tenggara ini juga ini heating up, memanas," ujar Erick kepada wartawan di Jakarta, dikutip Senin (22/4/2024).

Menteri BUMN menyampaikan, langkah antisipasi diperlukan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap bisa dicapai. Cara itu bisa diraih jika kinerja perusahaan dan ekonomi juga berjalan dan minim terdampak situasi global.

"Itulah kemarin saya warning, bagaimana optimalisasi BUMN ini harus benar-benar buka mata dengan situasi ini. Kemarin saya telepon itu dirut-dirutnya, bahkan saya WA (pesan teks WhatsApp), supaya mengantisipasi ini," jelasnya.

Dia menyadari setiap perusahaan pelat merah memiliki beban dan karakter yang berbeda. Alhasil, dampak yang dirasakan perusahaan dari memanasnya kondisi geopolitik global juga berbeda.

 

2 dari 3 halaman

Antisipasi 6 Bulan ke Depan

Erick mematok setidaknya para BUMN bersiap dalam 6 bukan kedepan untuk mengantisipasi dan memgukur dampaknya terhadap masing-masing perusahaan.

"Karena masing-masing BUMN punya dinamika yang berbeda. MIND ID beda, airport beda, sarinah beda. Saya mengingatkan 6 bulan ini ke depan ini cukup tidak, tantangan, apalagi kita punya target dividen tahun depan naik lagi ya kan, Rp 81 (triliun) ke Rp 85 (triliun)," kata dia.

"Nah kalau gak warning dari bulan Maret-April ini, takutnya kita terlena karena performa kita bagus, nah kalau dividen tahun depan gak tercapai, inilah yang saya warning, karena kan naik suku bunga, ini itu, percayalah kita inikan bukan transaksi yang konsumtif, tapi memang untuk modal kerja dan lain-lain," sambung Erick Thohir.

 

3 dari 3 halaman

Tak Loyo Cari Investor

Menteri BUMN Erick Thohir ingin para perusahaan pelat merah tetap agresif untuk mencari investor strategis ditengah kondisi geopolitik global yang memanas. Menurutnya, tetap ada peluang untuk BUMN menggaet investor di masa-masa saat ini.

Terbaru, situasi geopolitik memanas setelah adanya saling serang antara Iran dan Israel. Kondisi tersebut turut memperkuat nilai tular dolar terhadap banyak mata uang, disamping meningkatnya harga komoditas energi di seluruh dunia.

"Justru jangan sampai ketika kita terjabak situsai geopolitik akhirnya kita diam saja, gak boleh. Saya bilang, justru kita di tengah situasi geopolitk ini kita harus semakin agresif," tegas Erick kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Dia mengisahkan, pada masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Misalnya, adanya kebijakan kantor BUMN tetap buka. Lebih lagi, ada upaya menjalankan sejumlah aksi korporasi.

"Kita tetap melakukan penugasan penangan covid tapi kita tetep melakukan aksi koorporasi banyak sekali. Apakah konsolidasi, apakah merger, apakah cari partner gitu loh," jelasnya.