Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi telah mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) sekitar Rp 6,9 triliun. Dana ini akan digunakan untuk menambah pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh.
EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan dana itu akan digunakan salah satunya pada biaya konstruksi yang belum dilunasi oleh KAI.
Baca Juga
"Penggunaannya tentu saja untuk membayar kontraktor. Kontraktor itu kan ada Wijaya karya, kemudian ada apa yang memang dibayar untuk pembangunan kontruksi," kata Agus saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Dia tidak merinci bagian proyek apa yang memang pembayarannya belum dilunasi. Hanya saja, itu menjadi bagian dari cost overrun yang sudah disepakat sebesar Rp 18,2 triliun berdasarkan asesmen final yang sudah dilakukan.
Advertisement
"Kalau untuk apa, untuk yang kemarin itu konstruksi seperti dari Wijaya karya. Kan juga ada bbrp ada yang belum bayar dan sebagainya. Kontrak itu kan banyak, dari China dari Indonesia dari mana mana, kita selesaikan," sambung Agus.
Sudah Diatur
Menurutnya, pelunasan biaya konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini sebelumnya sudah diatur antara konsorsium dan kontraktor.
"Karena terminnya kan sudah sesuai, diatur, terminnya kapan, dibayar ke mana ke siapa saja sudah ada list dan urutannya," jelas dia.
Â
Pelunasan Pinjaman CDB
Lebih lanjut, Agus menerangkan waktu pelunasan pinjaman KAI dari CDB itu akan mengikuti lamanya konsesi yang disepakati. Termasuk menyetujui bunga pinjaman yang sudah ditentukan.
Diketahui, masih ada diskusi antara konsesi operasional Kereta Cepat Whoosh. Agus mengungkap ada kemungkinan dari 40 tahun menjadi 80 tahun. Pembayaran pinjaman akan mengikuti lamanya waktu tersebut.
"Tenornya sesuai pinjaman CDB sesuai dengan konsesinya. Konsesinya misalkan 40 tahun, ini kan masih dibahas terkait dengan Perhubungan. Terkahir masih dibahas 80 tahun, masih dibahas," kata dia.
Â
Advertisement
Struktur Pinjaman CDB
Sebelumnya, China Development Bank (CDB) diketahui telah mengucurkan pinjaman sekitar Rp 7 triliun untuk menambal pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. Dana tersebut diketahui sudah cair sejak 7 Februari 2024.
Mengutip Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pencairan pinjaman CDB ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI itu dibagi dalam 2 fasilitas. KAI sendiri merupakan pemimpin konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai pemilik mayoritas PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
"PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menandatangani Perjanjian Fasilitas dengan China Development Bank untuk pembiayaan cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung," sebagaimana dikutip Liputan6.com, dari dokumen tersebut, Selasa (13/2/2024).
Pencairan utang itu dibagi dalam dua fasilitas. Fasilitas A senilai USD 230.995.000 atau USD 230,9 juta. Angka ini setara dengan Rp 3,6 triliun (kurs: Rp 15.635).
Kemudian, Fasilitas B dengan mata uang Yuan China (CNY) 1.542.787.560 atau setara USD 217.080.000 dengan kurs berlaku CNY 7,107 per dolar AS. Angka ini setara dengan Rp 3,39 triliun (kurs: Rp 15.635).
"Pencairan pinjaman telah diterima PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada tanggal 7 Februari 2024 sebagai berikut: a. Fasilitas A: USD 230.995.000,00 (dan) b. Fasilitas B: RMB Ekuivalen USD 217.080.000,00 (CNY 1.542.787.560,00 rate 1/7,107 tanggal 5 Februari 2024)," seperti dikutip.